Film Penyalin Cahaya , telah mendapatkan pemenang terbanyak dari Festival Film Indonesia (FFI) 2021 dengan mengumpulkan 12 Piala Citra dari 17 nominasi yang diterima. Di antaranya, Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Naskah Asli Terbaik, dan Aktor Terbaik.
Adapun film Penyalin Cahaya berkisah soal Sur (Shenina Cinnamon) yang kehilangan beasiswanya karena dianggap mencemarkan nama baik fakultas usai swafoto dirinya kala mabuk tersebar.
Berikut ini adalah trailernya
Pada kesempatan terbatas, Cinemags , diwakili Nuty Laraswaty pun mewawancarai Wregas Bhanuteja sutradara dan penulis film Penyalin Cahaya , berikut ini adalah rangkumannya
1. Cinemags :Faktor-faktor apakah yang dapat membuat penonton merasa dekat dengan karakter-karakter dalam film ini?
Wregas Bhanuteja :
Dalam proses penulisan karakter saya sangat dibantu oleh para pemain dalam memperdalam layer-layer karakter. Saya berdiskusi bersama Shenina, Chicco, Lutesha, Jerome, Dea, Giulio, dan seluruh cast yang lain.
Mereka masing-masing melakukan riset pribadinya untuk karakter yang saya tulis di skenario, lalu mereka datang ke saya dan memberikan input untuk gestur, dialog, kebiasaan, cara berdiri, cara tersenyum, dan lain-lain. Hal inilah yang mungkin saya rasa dapat menunjang realisme karakter dan membuatnya terasa menjadi orang yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari.
2. Cinemags : Siapakah karakter favorit Anda dan apa alasannya?
Wregas Bhanuteja :
Karakter favorit saya tentu saja Sur. Melalui dialah cerita ini dituturkan. Bagi saya Sur adalah sang penyalin cahaya itu sendiri.
Dialah orang yang membawa cahaya harapan, yang kemudian ia salin untuk diberikan ke orang lain. Ia melipatgandakannya kembali untuk diberikan kepada orang yang lebih banyak. Sehingga perlahan cahaya harapan yang awalnya kecil perlahan-lahan menjadi besar dan mengalahkan kegelapan (kejahatan) yang ada.
Pendalaman karakter Sur ini juga saya banyak dibantu oleh Shenina. Ia memberikan saya masukan tentang bagaimana Sur bereaksi menghadapi suatu konflik, tentang bagaimana Sur mengalami kebahagiaan, tentang bagaimana Sur ditekan oleh orang terdekatnya sendiri, dan lain-lain. Range emosi dari Sur sangatlah lebar dan Shenina mampu mengeksekusi seluruh lapisan emosi itu dengan baik.
3. Cinemags : Proses akhir cerita dalam film ini sedikit menggantung dengan simbol-simbol/metaphora tertentu . Bolehkah dijelaskan lebih lanjut mengenai makna dari simbolisasi ini?
Wregas Bhanuteja :
Fogging di bagian ending menurut saya menggambarkan bagaimana tokoh antagonis film ini dapat memanipulasi suatu program rutin untuk masyarakat, menjadi agenda atau kegiatan pribadinya.
Bentuk kejahatan yang sangat dekat dengan relasi kuasa ini perlu dilawan.
Di bagian akhir cerita, Sur dan Farah memutuskan untuk melawan dengan menebarkan cerita mereka melalui kertas fotokopi.
Bagi saya kertas fotokopi adalah bentuk dari cerita yang dilipatgandakan agar cerita tersebut dapat terdengar ke khalayak yang lebih luas. Sur menghadapi berbagai macam tantangan di mana kisahnya tidak dipercaya dan didengar oleh orang-orang di sekelilingnya. Dengan kertas fotokopi yang ia sebar dari atas gedung, perlahan-lahan bermunculan orang-orang yang mempercayai kisahnya dan mau membantu Sur untuk ikut menceritakan kisahnya masing-masing.
Cerita dan semangat tersebut disalin dan dilipatgandakan untuk mengalahkan kejahatan.
4. Cinemags: Mengapa memilih untuk menampilkan korban perempuan dan laki-laki? Adakah alasan khusus?
Wregas Bhanuteja :
Ini dikarenakan kekerasan seksual memungkinkan untuk terjadi ke siapapun baik perempuan maupun laki-laki.
Demikian wawancara bersama Wregas Bhanuteja sutradara & penulis Penyalin Cahaya
Bagi yang ingin menonton film Penyalin Cahaya, dapat melalui platform Netflix