Festival Sinema Prancis
Berani, menggoda, adventure, thriller, seru, bocor
Ini beberapa review singkat dari Cinemags
EMILIA PÉREZ
Merupakan film kriminal Perancis yang dikemas secara musikal dan dibesut oleh sutradara Jacques Audiard.
Mengisahkan seorang pengacara perempuan bernama Rita Mora Castro (Zoe Saldaña).
Ia ditugaskan untuk mendampingi seorang gembong narkoba bernama Juan “Manitas” Del Monte (Karla Sofía Gascón) yang berkeinginan menjadi seorang transpuan.
Film berdurasi 132 menit ini digarap oleh Pathé, sebuah rumah produksi besar di Perancis yang juga memiliki jaringan bioskop dan televisi di Eropa. Pathé menggandeng Jacques Audiard untuk mengerjakan film ini yang sebenarnya diadaptasi dari novel berjudul "Écoute" karya Boris Razon pada tahun 2018. Sinematografer Paul Guilhaume sukses menampilkan shot-shot yang penuh warna di sepanjang film ini. Film musikal tentunya tidak akan pernah lepas dari nyanyian dan tarian yang dikoreografikan oleh Damien Jalet yang begitu dinamis dibawakan oleh para ensemble cast. Clément Duco mengerjakan scoring film ini sementara Camille membuat lagu temanya.
Film ini juga dibintangi oleh sederet nama beken seperti :
- Zoe Saldaña,
- Karla Sofía Gascón,
- Selena Gomez,
- Adriana Paz,
- Mark Ivanir dan
- Édgar Ramírez.
“Emilia Pérez” pertama kali ditayangkan pada Cannes Film Festival pada bulan Mei lalu dan menyabet tiga penghargaan termasuk Jury Prize, Best Actress dan Soundtrack Award.
Kemudian baru ditayangkan di bioskop pada bulan Agustus.
——————————
CÉSAR ET ROSALIE
Cinta segitiga antara pasangan suami-istri yang sudah bercerai dan kekasih pertama sang perempuan merupakan premis dari film yang dibuat oleh sutradara Perancis, mendiang Claude Saute.
Meskipun sudah berpisah, César (Yves Montand) masih berusaha mendekati Rosalie (Romy Schneider).
Sampai suatu hari Rosalie bertemu dengan cinta pertamanya, David, seorang desainer grafis dan mereka berdua melarikan diri dari kejaran César. Kemudian canda, tawa, luka dan air mata pun mengiringi kisah cinta segitiga ini.
Film ini dirilis pada tahun 1972 yang mungkin dibuat dengan segala keahlian, kelebihan dan keterbatasan teknologi pada masa itu.
Banyak sekali suara (sound) yang "bocor" pada saat syuting di lokasi yang semestinya tidak terekam secara audio namun malah tidak sengaja terekam dan sepertinya tidak bisa disunting (edit). Suara bocor tadi sangat terdengar jelas dan cukup "mengganggu" seperti pada setting pabrik mobil bekas yang dimiliki oleh tokoh César, dimana suara bising mesin bertabrakan dengan dialog yang diucapkan saat mereka berakting. Dan pada adegan outdoor, seperti setting lalu lintas dan saat hujan, suara eksternal itu lebih dominan dibanding dialognya. Dan setiap adegan menyetir dalam film dilakukan di depan bluescreen yang terlihat sekali kontrasnya.
Kostum dan tata rias di sini sangat baik pada era tersebut. Artistik dan sinematografi oleh Jean Boffety juga tampak manis, baik yang dikerjakan di dalam studio maupun natural setting seperti pantai.
Musik oleh Phillippe Sarde juga cukup baik, meskipun seperti masih ada scoring yang terdengar kurang jernih dan over-volumed.
Film berdurasi 107 menit ini adalah film keenam dari Claude Sautet.
Sepanjang karir sang aktris, Romy Schneider, ia sudah membintangi lima film bersama Claude Saute dimana “César et Rosalie” merupakan film ketiga mereka.
Festival Sinema Prancis Unggulan
THE SUBSTANCE
Demi Moore kembali unjuk gigi dalam film ber-genre body horror berjudul “The Substance”. Film ini bercerita tentang insekuritas diri, mimpi, kompetisi dan konsekuensi.
Elisabeth Sparkle (Demi Moore) sebagai instruktur aerobik dalam acara TV-nya “Sparkle Your Day” diberhentikan oleh produsernya, Harvey (Dennis Quaid) ketika dia menginjak usia lima puluh tahun.
Elisabeth tidak terima dan menjadi over-thinking bahkan saat ia menyetir sehingga mobilnya tertabrak dan ia pun dilarikan ke rumah sakit.
Ia mulai depresi dengan dirinya pasca kecelakaan dan tergoda dengan tawaran dari perawat rumah sakit mengenai “The Substance” yang mengiming-imingi “versi seseorang yang lebih muda, lebih cantik dan lebih sempurna”.
Sehingga “lahirlah” Sue (Margaret Qualley) yang berasal dari tubuh Elisabeth sendiri.
“The Substance” adalah film yang gila pada tahun ini.
Betapa tidak, dengan premis sebuah sains mengenai suatu zat yang bisa “menciptakan” makhluk lain dari diri kita, dibalut dengan dramatisasi sebuah industri TV yang dibumbui dengan gore sebuah body horror.
Angkat topi untuk sutradara perempuan asal Perancis bernama Coralie Fargeat dalam film keduanya ini.
Dia mengusung isu feminisme yang umumnya dimiliki oleh kebanyakan perempuan dan memvisualkannya ke dalam sebuah film yang sarat akan moral dan berteknis tinggi.
Sangat tepat memasangkan kedua cast yang lintas generasi, yaitu Demi Moore sebagai Elisabeth Sparkle dan Margaret Qualley sebagai Sue dengan kelebihan (dan kekurangan) fisik mereka dan kinerja mereka masing-masing.
Tata rias atau prosthetic & make-up design di sini sangat luar biasa yang ditangani oleh Pierre-Olivier Persin dengan menampilkan beberapa look “ajaib” yang diderita Elisabeth dan Sue setelah pemakaian the substance.
Musik di sini juga sangat menarik dengan menampilkan beberapa hits seperti "At Last" dari Etta James, "Pump It Up" dari DJ Endor dan "Ugly And Vengeful" dari Anna von Hauswolff.
Film yang di-ko-produksi oleh Perancis-Inggris-Amerika yang berdurasi 141 menit ini juga pertama kali ditayangkan pada Cannes Film Festival yang lalu dimana Coralie memenangkan Best Screenplay.
Baca juga :THE SUBSTANCE TEROR YANG DATANG DARI DAMPAK AGEISME DALAM INDUSTRI KECANTIKAN
——————————
Kontributor : George