Film Backstage , mulai hari ini sudah dapat ditonton di bioskop Indonesia yang memutar. Akting dua saudara Sissy Prescillia dan Vanesha Prescilla yang kompak , akan mulai mengetuk sanubari para penonton yang memiliki saudara layaknya para pemain ini.
Alur ceritanya dapat dikatakan sederhana dan tidak memberikan sesuatu yang luar biasa, namun dikarenakan permainan akting dua saudara yang tentunya otomatis natural dalam memerankan Sandra dan Elsa ini , memberikan sentuhan perasaan tersendiri bagi yang menontonnya.
Berikut penjelasannya;
Bila mengalami perbedaan pandangan dalam melihat suatu permasalahan , tentunya hal itu juga merupakan sesuatu hal yang tidak luar biasa .
Bila sang kakak berkorban demi adiknya, terlebih itu tujuannya demi membantu kondisi ekonomi keluarga , tentunya hal itu juga merupakan sesuatu hal yang tidak luar biasa.
Akting bersama dalam suatu film , sesama saudara , maupun orang tua dengan anak, tentunya hal itu juga merupakan sesuatu hal yang tidak luar biasa, karena banyak dilakukan dalam industri film. Namun entah mengapa , kali ini duet kakak adik Prescilla , mampu memikat para penontonnya sedari awal hingga selesai.
Dibuka dengan alunan penampilan layaknya show dengan lantunan lagu antara Sandra ( Sissy Prescillia ) dan Elsa ( Vanesha Prescilla ), penonton dibawa kepada pemahaman , bahwa mereka berdua sedang terbelit kesulitan ekonomi, dan mereka tak akan mungkin dapat bertahan, jika hanya mengandalkan dari penjualan makanan dari ibu mereka berdua.
Simpati penonton langsung ditarik , saat Sandra dan Elsa ditipu dan mesti pulang dengan tangan hampa , untuk berjumpa dengan Ibunya. Dialog-dialog yang terjadi pun tidak lah cengeng, bahkan cenderung ceria, yang mencerminkan kedewasaan Sandra dan Elsa dalam menghadapi hidup. Terlihat pula bagaimana Elsa . sangat menyanjung kakaknya , dan saat Sandra terlihat galau, dengan cepat Elsa menghiburnya.
Saat simpati penonton sudah tertumpah pada kedua karakter ini, maka bersama-sama penonton pun dibawa kepada kesempatan yang amatlah sayang jika ditolak oleh Sandra dan Elsa, walaupun itu berarti akan menipu seluruh dunia. Namun mengingat di awal film, telah diperlihatkan bagaimana mereka berdua pun telah menjadi korban penipuan , nampaknya ini menjadi dasar pembenaran bagi mereka berdua , untuk melakukan tindakan tersebut. Terlebih lagi saat sosok Ibu, seolah membiarkan, dengan hanya menyerahkan putusan pada kedua anaknya ini.
Perjuangan mereka berdua pun dimulai dan saat kesuksesan diraih, perasaan yang selama ini dipendam dan disembunyikan rapat-rapat pun keluar, ego masing-masing mulai terkuak.
Penonton disini seolah dibawa menjadi dua pihak, yang pro terhadap Sanda atau pro pada Elsa, karena jika dilihat dari sudut pandang masing-masing , mereka memiliki alasan pembenar untuk melakukan tindakannya.
Akhir cerita bisa saja menjadi tragis , namun nampaknya untuk memenuhi tuntutan penonton yang masih mengharapkan akhir yang bahagia, serta tujuan utama film ini yang menitik beratkan pada keutuhan keluarga. Maka Elsa pun akhirnya melakukan suatu tindakan yang “membereskan ” semua permasalahan yang terjadi. Seolah ia ingin membuktikan bahwa ia pun bisa sayang pada kakaknya, dan rela mengorbankan apapun, seperti apa yang selama ini kakaknya telah lakukan.
Kembali, ini adalah alur cerita yang tidak luar biasa .
Jika menengok paduan akting Sissy Prescillia dan Vanesha Prescilla yang kompak , telah mengunci emosi penonton , dengan tempo yang tepat, disertai karakter-karakter lainnya yang muncul , menghasilkan perasaan bahagia saat akhir cerita yang ditampilkan pun berakhir bahagia. Jadi bisa dikatakan chemistry yang terjadi , terasa pas dan tidak dibuat-buat.
Sissy Prescillia sudah dikenal sejak film AADC , sedangkan Vanesha Prescillia dikenal melalui film trilogy Dilan. Masing-masing dalam film tersebut, menampilkan karakter yang kuat dan mandiri. Saat akting mereka dipadukan, memang terasa seimbang, tidak ada yang menonjol dan mengurangi, namun keduanya saling menyatu dan saling menguatkan.
Kembali film ini nampaknya memang bukan ditujukan untuk umum, namun terasa ditujukan untuk para saudara yang dekat ataupun jauh dengan saudaranya, namun saling memahami bahwa apapun yang terjadi, mereka akan saling mendukung dan berkorban. Bagi tipe penonton seperti ini, maka film Ini akan merupakan tontonan yang luar biasa .
Bagi yang tidak memiliki perasaan ikatan ini, nampaknya hanya akan merasa bahwa ini adalah tontonan biasa pada umumnya . Emosi yang dirasakan , mungkin tidak terbangun dan film ini hanyalah hiburan yang biasa saja.
Para pembaca, termasuk tipe penonton yang mana ? Jangan lewatkan film Backstage.