Saat Seperti Dendam, Rindu Harus dibayar Tuntas mendapatkan Golden Leopard. Beragam respon berdatangan, hingga akhirnya dilakukan sesi ramah tamah tersendiri yang menghadirkan sutradara , produser dan castnya yaitu Edwin, Meiske Taurisia, Muhammad Zaidy, Dave Lumenta, Marthino Lio, dan Reza Rahadian
Berikut ini adalah beberapa fakta menarik yang disampaikan saat ramah tamah tersebut
- Kamera yang digunakan dalam melakukan syuting film ini adaah kamera seluloid, sehingga jika dibandingkan dengan syuting film yang menggunakan kamera digital. Para pemain mesti lebih memperhatikan proses pengambilan adegannya, serta tidak bisa terlalu sering melakukan kesalahan beradegan, sesuai dengan kapasitas pada kamera seluloid tersebut.
- Latar waktu cerita dalam film ini adalah pada akhir tahun 80 an, namun bersifat imajiner. Sehingga walaupun dari segi property, kostum, scoring (Pantura) dan lain-lain dibuat mendekati garis waktu tersebut. Tetap ada kebebasan tersendiri , walaupun begitu pemilihan tme line inilah yang menjadikan salah satu kategori yang membuat film ini memenangkan Golden Leopard
- Ternyata sesi pemutaran film pertama kali ditujukan untuk segmen bisnis, baru dilanjutkan untuk media serta yang terakhir adalah pemutaran untuk umum. Pola seperti ini , rencananya juga akan terus diterapkan dalam rangka memperkenalkan film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas selain secara internasional juga untuk di Indonesia.
- Sutradara Edwin dalam membuat film ini terinspirasi akan lini waktu tahun 80 an dalam film-film yang ia tonton semasa mudanya dahulu, itu pulalah yang menyebabkan scoring pada film ini terasa kental suasana Pantura nya , dengan sisipan elektronik dan alat musik klarinet. Aspek-aspek campur sari ini nanti akan dirasakan menonjol dan membedakan dengan scoring lain yang membawa nuansa tahun 80 an . Disertai juga dengan adegan-adegan laganya.
- Setelah TIFF, netizen masih harus bersabar untuk menyaksikan film ini di Indonesia, karena secara tersirat masih akan ada langkah-langkah lain yang akan dilakukan guna memperkenalkan film ini baik secara internasional maupun di Indonesia sendiri.
“Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas” bercerita tentang Ajo Kawir, seorang jagoan yang tak takut mati. Hasratnya yang besar untuk bertarung didorong oleh sebuah rahasia — ia impoten. Ketika berhadapan dengan seorang petarung perempuan tangguh bernama Iteung, Ajo babak belur hingga jungkir balik — dia jatuh cinta.
Akankah Ajo menjalani kehidupan yang bahagia bersama Iteung dan, pada akhirnya, berdamai dengan dirinya?