Jakarta World Cinema 2024 , akhirnya berakhir
Acara penutupan berlangsung di CGV GI, dengan pemutaran Film Bird Karya Andrea Arnold
View this post on Instagram
Setelah delapan hari perayaan sinema global yang penuh warna ditutup, dengan penayangan film Bird karya sutradara legendaris asal Inggris, Andrea Arnold.
Festival film internasional ini berlangsung dari 21 hingga 28 September dan berhasil menarik perhatian 9000 penonton untuk pemutaran luring di CGV Grand Indonesia, serta 5000 penonton dari pemutaran daring di KlikFilm.
Jumlah penonton tersebut meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun lalu.
Jakarta World Cinema menghadirkan 120 film dari 61 negara dengan berbagai genre dan mencakup segala kalangan usia, mewakili keragaman suara dari seluruh dunia.
Festival tahun ini menampilkan berbagai judul terkenal, termasuk :
- Emilia Perez karya Jacques Audiard,
- Caught by the Tides oleh Jia Zhang-ke,
- All We Imagine As Light oleh Payal Kapadia,
- The Seed of the Sacred Fig oleh Muhammad Rasoulof,
- A Traveler’s Needs oleh Hong Sang-soo, dan
- Grand Tour oleh Miguel Gomes.
Semuanya mendapat sambutan hangat dari penonton.
Audience Award untuk JWC 2024 diberikan kepada The Substance, sebuah film dengan pesan kuat yang luar biasa, dan berhasil memukau para penonton festival.
Baca juga :THE SUBSTANCE TEROR YANG DATANG DARI DAMPAK AGEISME DALAM INDUSTRI KECANTIKAN
First Feature Competition
Untuk pertama kali dalam sejarahnya, JWC memperkenalkan First Feature Competition, menampilkan pembuat film baru dari seluruh dunia.
Penghargaan First Feature Competition kategori Best Director diberikan kepada Jianjie Lin untuk film debutnya yang memukau, Brief History of a Family.
Juri yang terdiri dari Lola Amaria, Yosep Anggi Noen, dan Makbul Mubarak menyatakan,
“Film ini membangun bahasa visual yang kuat dengan cara menempatkan karakter-karakternya seolah mereka adalah spesimen biologis yang dipindai lewat kaca mikroskop, memungkinkan penonton mengalami gestur-gestur mikroskopis yang bisa jadi akan terlewat begitu saja jika kita tidak ditempatkan dalam sebuah kedekatan yang sedemikian rupa. Meskipun menggunakan pendekatan yang sedemikian mikro, tapi sutradara ini juga mampu untuk menjaga kesadaran kita di sepanang film bahwa meskipun pendekatnya mikroskopik, tapi film ini bicara soal sesuatu yang sangat besar. Penghargaan Sutradara Terbaik diberikan kepada Jianjie Lin, sutradara film Brief History of a Family.”
Sementara itu, penghargaan First Feature Competition kategori Best Film jatuh kepada film berani dan provokatif Girls Will Be Girls.
Juri menyoroti,
“Penghargaan film terbaik diberikan kepada film yang berhasil meramu pendekatan genre yang sudah begitu familiar, dan sebenarnya sangat rentan untuk terkesan usang, dan membawanya ke dalam sebuah level yang begitu segar, tidak terduga, tapi juga tidak kehilangan kesaderhanaannya. Hubungan-hubungan antar tokohnya begitu misterius sekaligus juga menyentuh. Sulit untuk menunjuk satu elemen yang paling menonjol dalam film ini, sebab semua elemennya menyatu dengan begitu organik dan membuat kita tanpa sadar sudah terhanyut jauh. Pemenang First Feature Competition Jakarta World Cinema 2024 adalah.. Girls Will Be Girls, oleh sutradara Shuchi Talati.“
Menyampaikan refleksi tentang kesuksesan festival tahun ini, Frederica, Executive Director Jakarta World Cinema, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang terlibat,
“Jakarta World Cinema tahun ini adalah perayaan nyata dari seni bercerita. Kami merasa terhormat dapat menjadi tuan rumah bagi pembuat film dari seluruh dunia, dan kami berharap festival ini terus mendorong kreativitas, dialog, dan kolaborasi. Dukungan dan antusiasme yang luar biasa dari penonton kami benar-benar membuat edisi ini luar biasa.”
Festival Director Shandy Gasella menekankan peran festival ini sebagai wadah untuk penemuan film-film dan bakat-bakat baru,
“Pengalaman menyaksikan antusiasme dari para pembuat film dan penonton sangat fenomenal. Keberagaman film dan suara yang ditampilkan tahun ini menyoroti peran JWC yang semakin berkembang sebagai ruang di mana sinema global dapat berkembang. Kami berharap dapat memperluas tradisi ini di tahun-tahun mendatang.”
Daniel Irawan, Program Director, berkomentar tentang pilihan film Jakarta World Cinema yang unik. “Pemrograman kami tahun ini dirancang untuk mencerminkan kekayaan sinema dari berbagai penjuru dunia. Dari film pendek eksperimental hingga film pemenang penghargaan, kualitas dan keberagaman film yang dihadirkan sangat luar biasa. Kami sangat senang dengan sambutan positif dan kesempatan untuk membawa cerita-cerita ini ke Jakarta.”
Jakarta World Cinema 2024 sekali lagi menegaskan reputasinya sebagai acara penting dalam lingkup perfilman global, menyediakan wadah bagi pembuat dan pecinta film untuk merayakan keajaiban sinema.
Seiring perkembangan festival ini, Jakarta World Cinema berkomitmen untuk terus menghadirkan film-film terbaik dari sinema dunia kepada seluruh penontonnya.