“Look At Me”, “Touch Me”, and “Kiss Me”
Saat dunia bergulat dengan pandemi COVID-19, para pembuat film dari Malaysia, Indonesia, dan Korea Selatan bekerja sama untuk menciptakan trilogi sinematik yang mengeksplorasi tema universal cinta di tengah tantangan era pandemi.
Diproduseri oleh Vera Lasut, trilogi ini terdiri dari “Look At Me”, “Touch Me”, and “Kiss Me”.
Masing-masing menawarkan perspektif unik tentang hubungan antarmanusia dan ketahanan selama masa-masa yang belum pernah terjadi sebelumnya ini.
“Look At Me” dari Malaysia mengungkap narasinya dengan latar belakang masa-masa awal pandemi.
Sementara itu, “Touch Me” dari Indonesia menampilkan intensitas puncak pandemi.
Terakhir, “Kiss Me” dari Korea Selatan menampilkan kemenangan umat manusia atas kesulitan saat mereka melewati pandemi.
Dalam rangkaian pertemuan yang diadakan di Kuala Lumpur, Jakarta, dan Seoul, kisah “Look At Me, Touch Me, Kiss Me” menyatu, merangkai kehidupan karakter dari berbagai latar belakang.
Dari seorang telemarketer untuk sebuah perusahaan pinjaman dan pemilik arena go-kart hingga pemilik pub dengan masa lalu yang rumit dan seorang wanita dengan sejarah yang penuh gejolak, trilogi ini mengeksplorasi seluk-beluk hubungan antarmanusia di tengah tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dengan setiap film yang mewakili latar belakang budaya yang berbeda, trilogi ini bertujuan untuk menyoroti keinginan universal akan cinta dan hubungan.
“Benang merah di antara ketiga negara ini adalah setiap orang, apa pun kebangsaannya, memiliki impian yang sama untuk menemukan cinta dan dicintai,” jelas produser Vera Lasut.
Refleksi Perjalanan Kemanusiaan
Lebih lanjut, trilogi tersebut menjadi cerminan perjalanan umat manusia melewati pandemi COVID-19 dari berbagai belahan dunia.
Terlepas dari tantangan yang ditimbulkan oleh pandemi ini, kolaborasi antara ketiga negara ini menekankan ketahanan jiwa manusia, yang difasilitasi oleh teknologi dan era digital.
Hal ini juga memberikan peluang yang menjanjikan bagi Indonesia untuk menembus pasar internasional, menunjukkan potensi negara dalam industri film global.
Sutradara Djenar Maesa Ayu mengungkapkan harapannya agar “Look At Me, Touch Me, Kiss Me” dapat diterima oleh penonton di seluruh dunia.
“Penayangan film secara online memberikan kesempatan bagi penonton di mana pun untuk mengakses trilogi tersebut. Mudah-mudahan, film-film ini dapat menginspirasi cinta dan hubungan di antara penonton,” ungkapnya.
Sebagai bagian dari pemeran “Touch Me,” aktor Sha Ine Febriyanti dan Marthino Lio memiliki sentimen serupa.
“Semua orang butuh cinta, dan film ini dirilis di bulan cinta. Selamat menikmati,” Sha Ine Febriyanti menyemangati penonton.
Review
Dari sudut pandang kami sebagai reviewer yang telah menyaksikan trilogi tersebut, film-film tersebut menjaga tempo dan ritme yang konsisten sehingga menjadi pengalaman yang harmonis bagi para pecinta festival film. Namun, bagi pemirsa yang kurang menyukai genre ini, mungkin ada baiknya untuk mengambil jeda di antara setiap episode.
Serial ini memang dirancang untuk audiens tertentu.
“Look At Me, Touch Me, Kiss Me” menawarkan eksplorasi tajam tentang cinta, ketahanan, dan hubungan antarmanusia di tengah latar belakang krisis global.
Melalui perspektif yang beragam dan narasi yang menarik, trilogi ini mengajak penonton untuk merenungkan kekuatan cinta yang abadi dalam mengatasi kesulitan.