Film Ghibah hasil kolaborasi Riza Pahlevi & Vidya Ariestya , akhirnya ditayangkan pada platform streaming Disney + Hotstar, setelah sebelumnya direncanakan akan tayang di layar bioskop.
Kali ini Cinemags (Nuty Laraswaty) berkempatan berbincang dengan duo Riza Pahlevi & Vidya Ariestya terkait buah karyanya ini dan hal-hal terkait lainnya.
Berikut ini adalah rangkumannya
Cinemags :
Ghibah akhirnya tayang di Disney + Hotstar, mengikuti pendahulunya Makmum. Bisa diceritakan apa artinya / dampaknya bagi perjalanan karir kalian di industri film?
Jawaban:
Film Makmum waktu itu tayang di bioskop dulu baru akhirnya ke Disney+ Hotstar. Sedangkan Ghibah ini langsung tayang perdana di Disney+ Hotstar.
Di kondisi yang seperti saat ini, bioskop tutup dan platform streaming/ OTT berkembang pesat, Ghibah berkesempatan untuk premiere di platform streaming, jadi pengalaman yang berbeda buat kami.
Bisa jadi dengan platform streaming ini, film Ghibah bisa lebih cepat dijangkau oleh penonton, karena kita tau bahwa persebaran bioskop di Indonesia belum merata.
Jadi ini juga bisa jadi kesempatan buat kami untuk dikenal lebih banyak orang lagi, mendapat saran maupun kritikan dari kalangan yang lebih luas.
Cinemags:
Ini kali kedua duet kalian ditangani oleh sutradara yang telah dikenal masyarakat. Bisa diceritakan suka duka saat bekerja sama dengan Monty Tiwa?
Jawaban :
Buat kami, Monty Tiwa adalah sosok yang sudah jadi penutan sejak kami melihat karya-karyanya sejak dulu. Berkesempatan untuk bekerja sama dengan Monty Tiwa adalah suatu kebanggaan tersendiri. Kami mendapat banyak insight baru baik dari segi penulisan cerita, kemudian eksekusinya dilapangan, dan banyak hal baru yang kami dapatkan dari Monty Tiwa.
Cinemags : Apakah ada rencana untuk kedepannya untuk bekerja sama dengan rumah produksi yang lain?
Jawaban :
Sejauh ini belum, kami masih ada project juga dengan Dee Company, salah satunya Makmum 2 yang masih on progress editing.
Cinemags : Menggarap genre horor, apakah ada alasan khusus fokus pada genre ini?
Jawaban :
Sebenarnya kami tidak menutup mata pada genre lain, tapi mungkin karena awal kami masuk ke industri berawal dari genre horor (film pendek Makmum), jadi kesannya kami selalu bikin horor. Untuk film Ghibah ini sendiri, juga sebenarnya tidak hanya horor, tapi juga komedi.
View this post on Instagram
Cinemags:
Dalam setiap alur cerita yang kalian tulis , selalu ada sisipan pesan moral . Apakah ini semacam strategi yang kalian terapkan pada keseluruhan produksi kalian nanti ke depannya?
Jawaban:
Pada dasarnya setiap filmmaker punya pesan yang ingin disampaikan melalui cerita yang ditulis, dan mungkin kebetulan 2 film yang sudah ada, Makmum dan Ghibah, cukup terlihat kental pesan keagamaannya.
Tapi tentu kami tidak semerta-merta menyampaikan pesan itu secara blak-blakan, tapi kami lebur ke dalam cerita, sehingga pesan tersebut bisa sampai ke penonton, tanpa berkesan menjadi menggurui.
Cinemags:Bisa diceritakan bagaimana awal muasalnya , kalian berdua akhirnya bisa berkolaborasi dalam menulis naskah film horor?
Jawaban:
Kami kebetulan sekelas saat kuliah. Sempat ikut kompetisi pendanaan film pendek, dan berawal dari situ, kami jadi sering produksi bareng, salah satunya film pendek Makmum.
Cinemags: Apakah ada rencana khusus untuk produksi film ke depannya?
Jawaban :
Tentu kami selalu dan masih terus belajar, termasuk juga baca menerima masukan, kritikan dari penonton film-film kami, kami perbanyak referensi tontonan, bacaan, dan harapannya kami bisa memproduksi film yang lebih baik lagi, lebih seru, dan mungkin kalau ada kesempatan, bisa merambah ke genre lain.
Cinemags: Menurut kalian bagaimana industri film di Indonesia saat ini. Apakah bisa bersaing di internasional?
Jawaban :
Bisa banget dong. Kita sudah lihat banyak aktor-aktris kita yang dipercaya untuk bermain di film internasional, mulai banyak ph luar negeri bekerja sama dengan ph Indonesia, dan film kita pun juga sudah banyak diapresiasi di luar negeri, jadi ya sebenarnya film Indonesia sudah menunjukkan taringnya di perfilman dunia. Tinggal kita tingkatkan lagi kualitas dan kuantitas agar bisa semakin banyak dikenal dunia.