Interstellar
Bukan hanya sebuah film luar angkasa yang mengasyikkan, tetapi juga sebuah karya yang memperkenalkan penonton pada konsep-konsep ilmiah yang menarik
Fakta yang ada , bahwa dengan menggabungkan unsur fiksi dan fakta ilmiah.
Christopher Nolan berhasil menciptakan sebuah pengalaman sinematik yang mengundang penonton untuk memikirkan lebih dalam tentang alam semesta kita.
Jika Anda tertarik dengan ilmu pengetahuan yang mendasari film ini, banyak buku dan sumber daya lainnya yang dapat Anda telusuri lebih jauh.
“Interstellar,” film arahan Christopher Nolan yang dirilis pada tahun 2014, bukan hanya sekadar film fiksi ilmiah yang menarik perhatian penonton dengan visual yang menakjubkan, tetapi juga menyuguhkan banyak konsep ilmiah yang dalam dan kompleks.
Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa aspek ilmiah yang diangkat dalam film ini dengan cara yang sederhana dan mudah dipahami.
1. Lubang Cacing (Wormholes)
Lubang cacing adalah salah satu konsep utama yang dibahas dalam “Interstellar.”
Secara sederhana, lubang cacing dapat dianggap sebagai jalan pintas di ruang dan waktu.
Dalam film, manusia menggunakan lubang cacing yang ditemukan dekat sistem bintang Saturnus untuk menjelajahi galaksi lain demi mencari planet yang dapat dihuni.
Secara ilmiah, lubang cacing masih bersifat teoritis dan belum dapat dibuktikan keberadaannya, tetapi sains memprediksi bahwa jika ada, mereka bisa menghubungkan dua titik yang jauh di dalam ruang-waktu.
Sumber: Thorne, K. (2014). The Science of Interstellar. W. W. Norton & Company.
2. Relativitas Waktu
Salah satu momen paling dramatis dalam film terjadi ketika tim penjelajah mengunjungi planet yang dekat dengan lubang hitam.
Di planet tersebut, waktu berjalan lebih lambat karena efek gravitasi, yang dikenal dengan istilah “dilatasi waktu.”
Hal ini berdasarkan teori relativitas umum Albert Einstein, di mana gravitasi yang kuat dapat memperlambat waktu relatif terhadap tempat lain yang berada jauh dari sumber gravitasi tersebut.
Sumber: Einstein, A. (1915). Die Grundlage der allgemeinen Relativitätstheorie.
3. Lubang Hitam (Black Holes)
Lubang hitam memainkan peran penting dalam “Interstellar,” khususnya dalam bentuk “Gargantua,” lubang hitam yang terlihat di film.
Dalam film, Gargantua digambarkan dengan sangat akurat, termasuk efek visual yang menunjukkan bagaimana cahaya terdistorsi oleh gravitasi yang sangat kuat.
Konsep lubang hitam dicetuskan dalam teori relativitas umum, dan meskipun sangat sulit untuk diobservasi secara langsung,
Keberadaan mereka telah dipastikan melalui pengamatannya terhadap bintang-bintang di sekitarnya.
Sumber: Penrose, R. (1965). Gravitational Collapse and Space-Time Singularities.
4. Kondisi Manusia dan Kelangsungan Hidup di Luar Bumi
Film ini juga menggambarkan berbagai tantangan yang dihadapi manusia untuk bertahan hidup di luar Bumi.
Salah satu tema pentingnya adalah pencarian planet yang layak huni.
Dalam konteks ilmiah, ini mencakup studi astrobiologi, yang mengeksplorasi kemungkinan kehidupan di planet lain.
Para ilmuwan sekarang sedang mencari exoplanet yang berada di zona layak huni di luar angkasa, yaitu area di mana kondisi suhu memungkinkan adanya air dalam bentuk cair.
Sumber: NASA Exoplanet Science Institute. (n.d.). What are Exoplanets?
Trailer Interstellar
Dengan pemahaman atas konsep-konsep ini, kita bisa lebih menghargai bagaimana film fiksi ilmiah seperti “Interstellar” membawa perubahan dalam penyajian hiburan media film.
Film ini bisa ditonton di bioskop IMAX terdekat, cek jadwalnya disini
epik fiksi ilmiah Christopher Nolan merayakan hari jadinya yang ke 10