Menyambut Hari Bumi pada tanggal 22 April 2021 mendatang , film dokumenter pulau Plastik akan tayang di layar bioskop. Film dokumenter ini bercerita mengenai mengenai bagaimana dampak plastik yang telah digunakan selama puluhan tahun bagi bumi, manusia dan lingkungan sekitarnya.
Tantangan dalam memperkenalkan isyu yang penting, namun sering kali dilupakan ini kepada masyarakat pada umumnya , menurut Ewa Wojkowska Chief Operating Officer Kopernik dan Produser Eksekutif ,adalah dengan mengajak tokoh-tokoh penggiat edukasi dan gerakan mengurangi penggunaan plastik untuk mendokumentasikan kegiatan mereka melalui media film, yang tentunya akan disertai pula dengan alunan lagu sehingga penontonnya merasa tersentuh dan tidak terlalu berfokus pada topik berat sebagaimana film dokumenter pada umumnya.
Ia pun merasa optimis , penonton yang nantinya menyaksikan akan merasa terhibur, karena akan banyak adegan-adegan humoris. Tentunya mereka yang telah menonton akan dengan suka cita mengajak orang lain untuk menontonnya.
Angga Dwimas Sasongko sendiri turut mrnimpali bahwa film ini dibuat karena ada agenda lebih besar daripada sekadar jualan film , Visinema turut terlibat dalam pembuatan film ini untuk menyampaikan isyu yang sebenarnya sudah berada tepat di depan mata semua orang, dan diharapkan akan menjadi bahan perbincangan . Untuk pendistribusian filmnya akan dilakukan dengan memutar di bioskop secara terbatas dalam artian seperti road show, dimulai di pulau Bali lalu bergerak ke tempat lain sehingga film ini dapat terus menerus hadir di tengah-tengah masyarakat.
Menjawab pertanyaan cinemags , film ini memang dibuat dalam bentuk dokumenter dan akan tayang di bioskop karena ini menjadikan sesuatu yang berbeda dengan film yang tayang pada umumnya , namun juga syarat akan hiburan, sehingga masyarakat perlu menyaksikan sendiri perbedaan film pulau plastik ini dengan film lainnya bergenre sejenis.
Film Pulau Plastik diadaptasi dari serial yang memiliki judul yang sama, dan disutradarai oleh Dandhy Laksono dan Rahung Nasution.
“PULAU PLASTIK bukan hanya kolaborasi antara produser, pembuat film, dan karakter filmnya, tetapi juga gabungan antara sains, aktivisme jalanan, seni, dan investigasi dalam videografi. Tim produksi memiliki pengalaman luas dalam menangkap masalah ekologi dan politik di Indonesia. ” kata Dandhy Laksono. Rahung Nasution menambahkan, “Film ini mengupas satu titik dalam sejarah umat manusia di Indonesia yang berupaya memecahkan masalah tanpa menciptakan yang baru.”
Baca juga :Ini Dia Teaser Film Pulau Plastik
Ewa Wojkowska, juga mengatakan, “Kami memulai inisiatif ini di Bali dengan visi bahwa budaya lokal dan kearifan lokal dapat menjadi bagian besar dari solusi untuk mencegah masalah single- menggunakan polusi plastik. Melalui PULAU PLASTIK, kami berharap dapat menginspirasi dan mendorong semua orang untuk mengambil tindakan nyata dan mengurangi ketergantungan, serta masalah yang disebabkan oleh plastik sekali pakai. ”
Pemutaran perdana PULAU PLASTIK diatur bertepatan dengan Hari Bumi dan mengajak masyarakat luas untuk melindungi Bumi. Angga Dwimas Sasongko dari Visinema Pictures, Executive Producer film ini pun menegaskan , “PULAU PLASTIK merupakan kerjasama Visinema, Kopernik, Akarumput, dan WatchdoC dan upaya kami untuk menghentikan pencemaran plastik sekali pakai, sehingga anak cucu kami dapat memiliki masa depan yang lebih baik. “