Blue Beetle Rubah Pemikiran
Ada yang menarik dari versi Blue Beetle 2023 ini .
Di tangan sutradara Ángel Manuel Soto . kelemahan yang seolah menjadi cap khusus bagi para super hero dikikis habis.
Hasilnya adalah tontonan yang menyenangkan dan menyentuh hati.
Seperti biasa, mengikuti “pakem” super hero, adalah karakter Jaime Reyes (Xolo Maridueña) menemukan kekuatan, dikarenakan terpilih oleh entitas bernama Scarab.
Walaupun terdapat perbedaan , mengenai bagaimana proses menemukan dan penyatuan antara film dan komik.
Namun dapat dikatakan, karena tema keluarga ditekankan dalam film ini, maka prosesnya sangat unik dan penonton dibawa kepada keriuhan sederhana keluarga Latin.
Uniknya, keluarga ini serasa dekat sekali dengan penonton Indonesia.
Budaya yang diperlihatkan, dengan rasa ingin tahu keluarga, kehangatan dan “gangguan adik” , akan selalu dirasakan oleh penonton di Indonesia.
Sehingga dapat dikatakan , dari babak pertama, film ini telah mengena emosi penontonnnya.
Budaya Latin yang Banyak Ditampilkan
Alih-alih menjadikan film ini, bersegmen pada doktrinasi budaya Barat. Sutradara secara berani menampilkan budaya latin yang kental , melalui lantunan lagu-lagu dengan tempo khas Latin.
Lagu Barat tahun 90 an namun telah dialih bahasakan, serta juga serial TV seperti “El Chapulín Colorado” dan telenovela “María Mercedes”
Kemudian isyu yang banyak berada di lingkungan keluarga Latin , juga diperlihatkan secara tegas.
Bagaimana budaya Barat , yang menggusur dan menghancurkan semua yang menghalangi , melalui sindiran pembangunan rumah, masalah keluarga emigran.
Ini benar-benar sesuatu yang baru dan “fresh” , bagi penonton Gen Z.
Namun nampaknya bagi penggemar garis keras komik DC Blue Beetle tahun 1939 , kisah ini agak “melenceng” dari jalur yang ditetapkan oleh Komiknya .
Walaupun dalam babak akhir, kerinduan mereka akan materi dalam komik ini, nampaknya akan segera terobati, dengan kejutan besar, yang menandakan adanya kelanjutan semesta ini.
Banyak Hal Dieksplorasi
Film ini juga mengadaptasi rasa keingintahuan Gen Z, yang selalu ingin mengetahui secara detil , sebab akibat dari sebuah peristiwa dengan cepat.
Melalui dialog-dialog singkat dan padat.
Penonton langsung dapat mengetahui kondisi keluarga Jaime Reyes, kondisi dasn masalah dari Jenny Kord (Bruna Marquezine) dan ambisi tantenya Victoria (Susan Sarandon)
Kemudian kondisi, asal usul Scarab terlihat lebih mendapat penekanan. Membuat rasa penasaran, apakah jika ada kelanjutannya, ini berkaitan pula dengan “menghilangnya” Ted Kord.
Secara keseluruhan film ini mewakili rasa yang dicari oleh penonton Gen Z, namun di akhir juga tetap berupaya tetap setia pada jalur komiknya
Tak dilupakan tentunya, terlihat mewakili perasaan penonton beragam usia adalah bagaimana Scarab mengkondisikan penyatuannya dengan inang
Jika di awal terlihat bahwa Scarab lebih dominan, dan mau mengatur langkah Jaime Reyes.
Maka saat proses total penyatuannya, Scarab lebih berempati pada pemikiran, perasaan Jaime Reyes. Bahkan seolah menjadi pengingat , menjadi semacam hati sanubari kesadaran Jaime Reyes.
Mengingatkan akan dirinya yang tak mau melukai manusia dan kebaikannya. Ini sangat menyentuh dan sangat membuat emosi penonton terjalin lebih dekat secara emosional dengan tokoh karakter utama ini.
Blue Beetle adalah sosok pahlawan yang benar-benar merupakan tetangga sebelah rumah kita, lengkap dengan hiruk pikuk persoalan keluarga.
Namun kedekatan keluarga ini, membangkitkan pula kehangatan seluruh penduduk kompleks perumahan dan hati para penontonnya.
Pada akhirnya kalimat “The love you feel for your family makes you weak” , dan menjadi kalimat yang diamini oleh hampir seluruh tokoh super hero masa tahun-tahun belakang.
Dibabat habis dengan sudut pandang baru yang hangat dan manis.
Keluarga adalah pendukung utamamu dan akan selalu bersama, menghadapi masa susah maupun masa senang.
Baca Blue Beetle: Superhero Latin Pertama dari DC