Dengan telah dirilisnya Fear Street Part Three: 1666, lengkaplah sudah perjalanan event horor Netflix selama tiga minggu berturut-turut di bulan Juli ini. Tetap disutradarai oleh Leigh Janiak, film babak ketiga trilogi Fear Street ini memaparkan kejadian awal mula permasalahan kutukan yang dialami kota Shadyshide yang mencekam kota itu selama 300 tahun, dengan sudut pandang Sarah Fier sosok yang dituding sebagai penyebab kutukan berdarah tersebut.
Fear Street Part Three: 1666 melanjutkan langsung kejadian yang sudah diceritakan di film sebelumnya, dengan Deena (Kiana Madeira) berhasil menyatukan tangan Sarah Fier dengan tubuhnya. Saat momen itulah, Deena mulai mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada Sarah Fier.
Melalui sudut pandang Fier (juga dimainkan oleh Madeira), audiens dibawa ke tahun 1666. Dalam kisah kilas balik itulah terungkap kejadian bagaimana kronologis ‘transformasi’ Fier sebagai penyihir yang mengutuk kota Shadyside.
Deena belajar tentang bagaimana pemukiman asli Union dirusak oleh penyakit busuk, dan penduduk kota menjadi fokus untuk menyalahkan Sarah, menuduhnya membuat kesepakatan dengan iblis. Namun, kebenarannya jauh dari cerita yang didengar Deena saat tumbuh dewasa dan ia mengetahui sumber sebenarnya dari kejahatan yang mengganggu Shadyside. Berbekal pengetahuan barunya, Deena berangkat untuk menyelamatkan kekasihnya, Sam (Olivia Scott Welch) dengan bantuan saudara laki-lakinya Josh (Benjamin Flores Jr.) dan Christine Berman (Gillian Jacobs).
Jika film babak pertama, 1994 ibarat tribut untuk film slasher era 1990an dan kedua, 1978 adalah tribut slasher awal 1970an-1980an, maka untuk film ketiganya ini nuansa kental yang terasa adalah film-film dan serial horor apik rilisan satu dekade terakhir. The VVitch, dwilogi remake It, dan serial Stranger Things, adalah judul-judul yang terasa kali ini memberikan pengaruh besarsajian yang ada kali ini.
Pilihan Janiak untuk menjadikan para pemain dua film sebelumnya sebagai pemeran tokoh-tokoh lain di setting 1666 menambah greget tersendiri. Strategi ini menjadikan aspek sejarah berulang atau pemaparan tema sebab-akibat yang mencuat dari saga ini semakin kuat. Juga dalam menguntai garis merah solid dengan dua film sebelumnya.
Tentu saja, sebagai pengentas babak trilogi, Fear Street Part Three: 1666 tidak seluruhnya berkutat di timeline tersebut, di mana paruh ketiganya timelinenya berpindah ke masa awalnya. Uniknya, perpindahan ini sempat menghadirkan salah satu momen kocak di trilogi ini, berupa kilasan judul film yang ibarat mengabsahkan apa sejatinya judul asli film ini.
Secara sajian sendiri sebenarnya tidak ada yang luar biasa di sini. Namun, Janiak berhasil mengarahkannya menjadi babak konklusi yang memuaskan. Setiap pertanyaan yang menyelimuti tabir misteri di dua film sebelumnya terjawab dengan rapi (meski ternyata beberapa sosok pembunuh tidak dijelaskan asal usulnya selain hanya sebatas alat saja-red). Adegan klimaksnya pun secara keseluruhan tertata apik dan menarik untuk kategori tontonan horor modern.
Sejatinya Fear Street Part Three: 1666, sebagaimana dengan dua film sebelumnya bukanlah film berskala besar level blockbuster. Namun, film ini berhasil menjaga konsistensi sensasi dan unsur fun yang sudah dirintis sejak awal.
Fear Street Part Three: 1666 menyatukan semuanya dengan tone yang lebih gelap dan lebih tenang dengan beberapa adegan yang benar-benar mengerikan yang dipamerkan di sini. Dibutuhkan twist cerita yang tajam, dan sedikit mengejutkan saat mengakhiri ceritanya, tetapi bagaimana ia membenarkan dirinya dalam putaran kisah tersebut adalah cara yang memuaskan untuk mengakhiri trilogi ini, dengan akhir yang sangat efektif.
Untuk kesimpulan akhir keseluruhan triloginya sendiri, penulis merasa bahwa Fear Street sejatinya bukan merupakan pameran visi terbaik dan tercerdas dalam sejarah horor. Namun, sangat berhasil menyuguhkan cara unik dan menyenangkan untuk pemaparan kisah horor.
Penulis pribadi menilai trilogi Fear Street sebagai pengalaman yang sangat berharga. Pujian layak diberikan pada Netflix yang berani bereksperimen untuk trilogi ini dan kepada Janiak yang sepertinya akan menjadi salah satu sineas yang menarik sepak terjangnya untuk dinantikan di masa depan.
Fear Street Part Three: 1666 dapat disaksikan secara streaming di Netflix