WeTV original Ustad Milenial menyajikan sisi lain kehidupan milenial, yang tidak sekedar aktif di sosial media namun juga kelompok kreatif dan tangguh berjuang menghadapi masalah dengan berpegang teguh pada keyakinannya.
Dalam acara bedah dan diskusi serial Ustad Milenial yang berlangsung beberapa waktu lalu, para media yang hadir ditayangkan satu episode dari serial ini. Kali ini cinemags diwakili oleh Nuty Laraswaty .
Episode kelima yang ditayangkan khusus untuk media ini , bisa dikatakan merupakan episode yang merupakan awal dari ragam emosi dan konflik yang akan mewarnai keseluruhan 20 episodenya. Bisa dikatakan karakter para tokoh semakin terlihat jelas, setelah beberapa episode di awal yang merupakan pengenalan tokoh dan karakter sepanjang serial ini.
Dalam kesempatan kali ini , Eko Kristianto , produser weTV original Ustad Milenial juga menyampaikan suka cita, harapan dirinya akan serial ini. Disampaikan lebih jauh pula mengenai penggunaan kamera Alexa pada proses syuting sebanyak dua buah, sehingga menghasilkan gambar maksimal serta penampilan lokasi syuting yang asri serta memiliki ke khas ala Indonesianya. Dikarenakan lokasi syuting sangat banyak dilakukan di Jogyakarta, maka para penontonnya akan dibuat jatuh hati dengan kultur budaya Jawa, seperti misalnya rumah khas Jawa yang terbuat dari kayu.
Tak hanya itu saja, audio yang diberikan pada serial ini adalah versi audio yang terbaik. Tak heran hanya menonton dari laptop dan layar di hadapan, media mampu mendengarkan suara bening dialog para karakter , tanpa terganggu suara-suara lainnya.
Gabungan antara audio dan bahasa tubuh serta mimik muka para aktor dan aktrinya ini, mampu membuat media yang hadir lekat terus menonton dan mengamati segala yang tampil di depan mata.
Dikarenakan hal tersebutlah maka saat sesi QA, banyak pertanyaan diajukan dan banyak pertanyaan yang jarang sekali diajukan terkait akan tontonan tersebut. Obrolan terkait tujuan pembuatan serial ini, segi teknis dan alasan penambilan sesbuah adegan berikut dialog yang termuat mendadak sontak menjadi bahan diskusi yang menarik, sehingga tak terasa waktu pun berangsur habis serta meninggalkan masih banyak pertanyaan.
Memperhatikan antusisme para media, Lesley Simpson, Country Manager WeTV & Iflix Indonesia pun menyampaikan bahwa ini adalah apresiasi film untuk memperkaya khasanah film religi dengan budget yang tidak. tanggung-tanggung. Disampaikan pula lebih lanjut bahwa dirinya sering terlibat diskusi hingga dini hari, untuk membahas detil dan pengembangan saat syuting dilakukan.
Menjawab pertanyaan media, Eko Kristianto pun menegaskan bahwa point of view serial ini adalah ingin menyampaikan pengetahuan Agama yang ia ketahui, bisnis dari segi Islam yang menarik. Tidak membuat orang merasa mengantuk , namun mengalami eksperimen yang menyenangkan sehingga dapat disampaikan kepada yang lain.
Mengenai lagu yang menjadi soundtract, dijelaskan pula proses pembuatannya dengan penulisnya menonton beberapa episdoe dan memperhatikan dialog-dialog yang termuat dalam beberapa episdoe tersebut, sehingga liriknya terasa dekat bagi para penontonnya
Sebagai penutup , harapan terbesar adalah serial Ustad Milenial ini menjadi benchmark terbaru bagi yang lain dalam membuat serial bergenre sejenis.
WeTV original Ustad Milenial menyajikan sisi lain kehidupan milenial, yang tidak sekedar aktif di sosial media namun juga kelompok kreatif dan tangguh berjuang menghadapi masalah dengan berpegang teguh pada keyakinannya.
Sinopsis Ustad Milenial
Ahmad (Arbani Yasiz) sangat ingin melanjutkan pendidikan ke Kairo, Mesir untuk menjadi pendakwah atau Ustad.
Namun sayang, cita-citanya kandas di saat sang ayah meninggal dan mewasiatkan Ahmad untuk melanjutkan bisnis workshop kayu sang ayah.
Bersama sahabat kecilnya Ibrahim (Endy Arfian) dan Khadijah (Prilly Latuconsina) yang merupakan adik dari Ibrahim sekaligus perempuan yang juga dijodohkan dengan Ahmad, mereka berjuang mengatasi workshop kayu yang terancam bangkrut tersebut. Kebimbangan Ahmad mulai muncul saat ia menyadari ia memiliki perasaan terhadap Susan (Yoriko Angeline), gadis non muslim yang dikagumi pemikirannya oleh Ahmad.
Di tengah kebuntuan menghadapi bisnis yang terancam, cinta dan perasaan, Khadijah pun diam-diam dicintai oleh Timbo (Umay Shahab), sahabat dari masa kecil mereka yang tiba-tiba menawarkan bantuan.