Tom Cruise , Top Gun Maverick merupakan sebuah film karya sutradara Joseph Kosinski yang sejak saat pemutaran perdananya hingga saat ini menjadi perbincangan banyak orang.
Pengambilan waktu setelah lebih dari tiga puluh tahun dari kehidupan Maverick dalam Top Gun (1986) , ditampilkan secara menarik oleh sutradara Joseph Kosinski dan penulis Peter Craig dan Justin Marks melalui rangkaian dialog dan adegan flash back sederhana, sebagai pengingat akan film pendahulunya maupun sebagai adegan memorable , memperjelas tautan peristiwa demi peristiwa yang terjadi dalam film ini.
Namun sebelumnya, tentunya tak salah jika melihat terlebh dahulu trailernya
Benang merah kedua film ini adalah Maverick yang merupakan pilot terandal namun “berulah” selalu dapat bangkit dari keterpurukan terdalam. Ia tetap menjadi andalan bagi orang-orang yang mengenalnya secara personal, namun menjadi semacam anomali bagi orang pada umumnya.
Dihadapkan akan potensi masalah yang lebih besar berkaitan dengan teknologi pesawat udara, dengan tingkat kesulitan penerbangan yang hampir secara nalar mampu dilakukan oleh seorang pilot “Top Gun” , adalah kunci permasalahan yang cerdik , dengan mudah menarik minat para penonton dan fans film Top Gun.Tak lain adalah untuk melihat aksi-aksi yang akan dihadirkan seputar pesawat yang akan digunakan, serta juga konflik sederhana yang akarnya telah timbul dari alur cerita terdahulu.
Ini semua dihadirkan secara royal oleh sutarada dan penulisnya. Urutan pengulangan adegan mustahil dengan solusi keberhasilan, lalu kemudian timbul rentetan permasalahan yang harus diselesaikan dengan metoda mustahil dan diberikan solusi untuk kemudian memberikan hasil menghebohkan, merupakan kunci utama bagaimana penonton diikat secara emosional akan film ini. Pemilihan pembuatan film ini melalui teknologi IMAX pun mendukung, keseluruhan adegan kedirgantaraan ini hingga limit emosi yang mampu ditahan oleh para penontonnya.
Komentarpun bertebaran yang menyuarakan bahwa film ini lebih baik dari film pertamanya. Ini disebabkan teknologi yang digunakan amat mendukung, terlebih lagi akting Tom Cruise yang menerbangkan pesawat itu sendiri kembali lagi menghentakkan para penontonnya akan luar biasanya film ini.
Strategi promosi melalui pemberitaan, seperti “standing aviation” , saat pemutaran perdana di Festival Film Cannes 2022 , menjadi gimmick penarik perhatian para penonton pada umumnnya. dapat dikatakan pembuatan dan promosi yang dilakukan ini benar-benar telah diperhitungkan secara matang, dengan target utama menguras habis sisi emosional penontonnya hingga level tertinggi yang mampu diharapkan.
Menarik untuk kemudian menyaksikan , apakah film ini akan mampu menyaingi rekor box office film-film barat hingga saat ini?
Nampaknya hingga beberapa minggu ke depan, ini akan menjadi sorotan yang kembali pula menarik sisi emosional penonton yang telah melihatnya di layar bioskop dan bisa jadi akan kembali lagi dengan membawa penonton baru atau penonton lama , untuk kemudian menontonnya sekali lagi dan sekali lagi.
Apakah kamu termasuk kategori penonton tipe ini?
Semua akan terjawab dalam beberapa minggu ke depan.
Sinopsis
Setelah lebih dari tiga puluh tahun mengabdi sebagai salah satu penerbang top Angkatan Laut, Pete Mitchell , menghindari kenaikan pangkat yang akan menjatuhkannya, Para awak pun kembali dengan pesawat yang lebih canggih dan dipimpin oleh pilot senior bernama Pete ‘Marvick’ Mitchell. After more than thirty years of service as one of the Navy’s top aviators, Pete Mitchell is where he belongs, pushing the envelope as a courageous test pilot and dodging the advancement in rank that would ground him
Cast
Tom Cruise, Jennifer Connelly, Val Kilmer, Miles Teller, Lewis Pullman