The Batman: Spoiler Review dibuat oleh Mary Rizka
Film yang telah lama ditunggu di tahun 2020 sekarang telah dirilis pada tanggal 3 Maret 2022.
The Batman adalah sebuah film yang digadang sebagai ‘Surat Cinta’ kepada karakter superhero, Batman. Matt Reeves(The Dawn of the Planets of the Apes), sebagai sutradara, membawa penonton kedalam dunia Kota Gotham yang tidak pernah berhenti untuk tidur dari kriminalitasnya. Warner Brothers melakukan reboot franchise Batman baru setelah kesuksesannya dengan Trilogi ‘The Dark Knight’ karya Christopher Nolan. Sekarang karakter DC Comics satu ini dipercaya di tangan Matt Reeves yang juga menulis naskah film bersama dengan Peter Craig.
“I Am Vengeance.” Sebuah quotes yang sangat memorable ini sering juga digunakan di kalangan fans yang menunggu film ini tayang setelah trailer The Batman keluar. Kalimat ini muncul bersamaan dengan pembukaan yang epic.
Pembukaan film ini tidak lagi menggunakan adengan kematian orang tua Bruce Wayne yang sering kita lihat dari film-film Batman sebelumnya.
Pilihan ini sangat tepat dengan menghadirkan kekacauan kota Gotham yang penuh dengan kriminal yang tak terkontol. Selain itu benar-benar membuat penonton paham arti sinyal Batman di mata para kriminal ini. Batman begitu ditakuti sehingga sinyal tersebut dianggap sebagai pertanda ‘ketakutan’.
Bruce Wayne di Gotham baru saja menjadi Batman selama satu tahun lamanya, tidak banyak bertemu dengan penjahat-penjahat kalibernya seperti Scarecrow atau Deathstroke. Matt Reeves memang sengaja mengambil inspirasi dari ‘Batman: Year One’ komik karya Frank Miller dan diilustrasi oleh David Mazzucchelli.
Batman: Year One oleh Frank Miller dan David Mazzuccheli
Komik ini menceritakan kisah-kisah awal Bruce Wayne sebagai ‘si Kesatria Kegelapan’, tepat dengan rupa Batman Pattinson yang lebih muda dari predesesor sebelumnya. Robert Pattinson memerankan Batman baru yang begitu segar dari para aktor sebelumnya, Bruce Wayne di sini tidak digambarkan sebagai seorang playboy yang begitu erat pada komik-komik 80-an melainkan seperti seorang anak millennial emo yang tidak terlalu banyak bergaul. Hal tersebut tidaklah negatif tetapi membuat Pattinson memiliki ciri khas kuat mengapa Batman-nya berbeda dari yang lain. Selain itu, masuk akal juga dengan plot yang ditulis oleh Reeves dan Craig, Bruce Wayne tidak pernah pergi ke acara ceremonial setelah orangtuanya meninggal.
Robert Pattinson sebagai Bruce Wayne dalam trailer The Batman
Robert Pattinson sebelumnya terkenal karena perannya memainkan Edward Cullen di serial Twilight. Reeves memang membayangkan Pattinson sebagai Bruce Wayne setelah melihatnya di film ‘Good Time’ karya sutradara Josh dan Benny Safdie.
Perjalanan Pattinson sebagai Batman tidak berjalan mulus karena banyak penggemar DC yang menginginkan Ben Affleck kembali memerankan Batman. Adanya kesulitan merelasasikan naskah membuat Affleck terpaksa
mundur di tahun 2019. Namun, pilihan ini menjadi pilihan terbaik karena saya sebagai penikmat ‘The Batman’ lebih menyukai penulisan dan pembawaan karakter Batman di film ini. salah satu alasannnya karena Batman Pattinson tidak membunuh dan merupakan satu-satunya Batman (bukan animasi) yang memiliki moral tersebut.
Zoe Kravitz di Premiere The Batman (Evan Agostini/Invision/AP)
Pattinson sendiri memiliki Zoe Kravitz sebagai love-interest Batman, Selina Kyle atau yang dikenal sebagai Catwoman. Sempat gagal di audisi ‘The Dark Knight Rises’ karena dianggap telalu ‘Urban’ dan warna kulitnya. Kravitz tidak segan tampil di layar kaca untuk membuktikan kepada casting director dan penonton bahwa Selina versi dirinya juga pantas untuk disandang dengan Michelle Pfeiffer yang memerankan Catwoman dalam Batman Returns karya Tim Burton. Pfeiffer sebelumnya juga mendapat gelar sebagi Catwoman terbaik di layar kaca. Kravitz tampil sangat menawan dan karismatik bersama dengan Pattinson. Catwoman juga dapatdikatakan sebagai penampilan terbaik oleh Zoe Kravitz saat ini membuktikan talentanya dan ketepatannya dalam kostum Catwoman.
Pattinson dan Kravitz memiliki hubungan yang penuh dengan permainan asmara, seperti di komik keduanya tidak pernah benar-benar menjadi pasangan intim walau penuh dengan asmara.
Paul Dano sebagai The Riddler di Poster Karakter The Batman (2022)
Saya terakhir melihat Paul Dano di film Swiss Army Man dimana Dano dan Daniel Radcliffe terdampar disatu pulau dan terjadi banyak hal-hal lucu yang tidak terpikirkan di benak saya sebelumnya.
Dano memerankan The Riddler, salah satu penjahat populer Batman. Riddler sendiri adalah karakter yang sangat suka dengan teka-teki menjadikannya karakter yang sangat cocok dalam cerita The Batman kali ini yang terinspirasi oleh ‘Batman: The Long Halloween’ karya Jeph Loeb dan diilustraikan oleh Tim Sale.
Batman: The Long Halloween oleh Jeph Loeb dan Tim Sale
The Long Halloween merupakan bentuk kontinuias dari ‘Batman: Year One’ dan menceritakan Batman sebagi detektif yang mencari pelaku pembunuhan bertantai yang dilakukan setiap hari raya besar. The Riddler sebagai pembunuh berantai disini digunakan secara maksimal oleh Reeves.
Riddler membuat lawannya semakin tidak berdaya, merupakan inti dari Riddler sendiri. ketika para penulis mengerti apa inti dari penjahat paling berbahaya di alur film ini, membuat Riddler menjadi penjahat yang cukup disegani.
Teka-teki yang diberikan juga cukup membuat saya beberapa kali duduk di ujung kursi bioskop karena setiap kali sebuah informasi baru diberi tahu ketegangan dalam alur semakin terasa. Selain Riddler, The Penguin juga memberikan kecairan suasana dari film yang mengangkan “NO HABLA ESPANOL FELLAS?!” menjadi salah satu adengan yang paling diingat dan paling mengelitik. Collin Farrell berhasil memberikan penonton kepercayaan kepada dirinya untuk memainkan The Penguin, sebuah performa yang melampaui ekspetasi bagi saya. Farell selalu membawa penamoilan yang berbeda setiap saat tampil dalam film-film filmografinya dan The Penguin membuktikan dirinya bukanlah aktor yang setengah-stengah dalam memerankan suatu peran.
Selain itu, para perancang kostum, Jacqueline Durran, Glyn Dillon, dan David Crossman juga patut mendapat
apresiasi karena Farell sangat tidak dikenali di sini. Selain The Riddler dan Penguin, Carmine Falcone yang diperankan oleh John Turturro, juga menjadi penjahat berkerah putih di Gotham menandakan Kota ini penuh dengan korupsi sehingga kejahatan tidak lgi terlihat adil dan siapapun akan melakukannya untuk mendapatkan uang.
Falcone ditulis sebagai salah satu antek yang membunuh Thomas dan Martha Wayne, tapi tidak diketahui pasti sebenarnya siapa yang membunuh Wayne. Momen-momen sangat menarik juga terdapat dalam interkasi Falcone dan Bruce Wayne, memperlihatkan perbedaan keduanya walau mengenal satu sama lain. momen penting lainnya yang saya sukai juga terdapat dari interogasi The Riddler dan Batman, ketika Bruce Wayne dan Edward Nashton berhadapan dan dipisah dengan kaca. Mereka sama-sama yatim piatu namun mengapa semua mata hanya kasihan dan peduli kepada Bruce Wayne? Bruce Wayne terlahir kaya sedangkan anak-anak yatim piatu lainnya tidak seberuntung itu.
The Gotham sebagai sebuah kota yang juga pantas menjadi karakter di The Batman. ketika Spider-Man memiliki New York dan Superman identik dengan Metropolisnnya, Gotham bernapas bersama Batman. Gotham tampak sangat hidup dan seperti berkomunikasi dengan para penonton lewat billboard yang terpasang di Gedung-gedung pencakar. Para anggota geng kecil, para masyarakat, dan polisi yang membuat Gotham ikut menjadi simbol kompas moral Batman.
Keberanian tersendiri juga terlihat dari penulisan Reeves yang tidak segan-segan menengelamkan
Gotham. Mengingat karakter ikonik Batman lain yang juga tidak kalah penting, sahabat baik Batman dan partner detektifnya, James Gordon yang diperankan oleh Jeffrey Wright juga menjadi karakter favorit secara instant. Batman hanya mempercayai Gordon dari antara polisi lainnya, anekdot lucu yang sempat terlontar beberapa kali oleh Jim Gordon membuat penonton mengingat dirinya. Gordon memiliki dinamis unik dengan Batman, Gordon yang realistis tetapi juga setia dengan Batman menjadikannya semakin ikonik dan Jeffery Wright berhasil membawa interpretasi baru terhadap karakter ini.
Visual dan penggambaran cerita oleh Matt Reeves sangatlah baik dengan pengambilan gambar dinamis. Apalagi ketika Reeves menyutradarai adegan kejar-kejaran Mobil, siapa sangka ‘the Batmobile’ bisa menjadi sebuah karakter yang hidup dan cukup mengerikan.
Michael Giacchino kembali lagi memberikan Batman sentuhan musik ikoniknya setelah berhasil menulis dan
menyusun musik untuk Spider-Man: No Way Home 3 bulan sebelumnya. Menyusun musik untuk dua franchise epic ini tidak membuat Giacchino semakin lemah, tetapi ia kembali menghadirkan music-musik yang akan terus diingat oleh para penggemar.
Kesuksesan the Batman dengan menghadirkan genre Detektif dan gaya Noir baru membuktikan masih banyak cerita-cerita yang ‘si Kesatria Kegelapan’ yang dapat disentuh oleh Warner Brothers. The Batman memberikan sesuatu yang baru dengan membuat skala cerita superhero yang lebih kecil ditengah franchise ‘shared-universe’ (dunia yang dibagi bersama superhero lain) yang sukses dikenalkan oleh Marvel Cinematic Universe.
Film ini tidak terlalu cocok untuk penonton usia 4-5 tahun, adanya adegan kekerasan yang berlebihan juga tema yang lebih dewasa mungkin disarankan untuk membawa anak-anak dengan pendamping dewasa.
Walaupun Matt Revees menekankan untuk tidak menampilkan superhero lainnya, menarik bagi kita untuk melihat potensi apakah adanya pengembangan cerita dan expansi penjahat atau karakter hero baru di universe The Batman.
The Joker
Matt Revees telah mengumumkan Barry Keoghan sebagai The Joker. Adengan pada pertengahan akhir babak ketiga Joker terlihat berbincang dengan The Riddler. Munculnya teori mengapa The Joker memiliki wajah yang terbakar dan apakah dirinya telah bertemu Batman menjadi sangat menarik. Saat ini tidak banyak hal yang terkonfirmasi, Matt Reeves awalnya ingin Batman melakukan wawancara dengan The Joker terkait The Riddler. Namun, adengan itu dihapus. Tampaknya The Joker akan menajdi penjahat di The Batman 2.
Superman, Wonder Woman, dan Robins
Pada 17 Oktober 2020, adanya foto di balik layar yang menghadirkan beberapa pemain pendukung yang menggunakan kostum halloween bertema Wonder Woman dan Superman. Itu artinya, Matt Reeves atau Warner Brothers hampir membuat The Batman menjadi bagian dari satu dunianya sendiri. Spekulasi seperti adanya Kota Metropolis dan superhero lainnya menjadi salah satu teori yang menyenangkan untuk diulik.
Kemunculan Wonder Woman dan Superman di film The Batman bukanlah sesuatu yang penting untuk karakter Batman, karena mereka adalah superhero yang bisa ada tanpa kehadiran Bruce Wayne ataupun sebaliknya. Batman mempunyai keterikatan yang sangat dekat dengan Robin, terakhir kali Robin hadir dalam film non-animasi adalah di The Batman and The Robin tahun 1997.
Kerinduan para penggemar untuk melihat Robin dalam film fitur ini sangatlah besar dan kemungkinan menghadirkan Robin di film selanjutnya juga lebih berpotensi tinggi. Robert Pattinson mengatakan ia ingin Robin juga menemani Batman-nya dalam sekuel selanjutnya.
Salah satu Robin yang berpontensi untuk diperkenalkan dalam film kedua adalah Dick Grayson.
Grayson pertama muncul di Dektektive Comics #38 tahun 1940, bermula dari Sirkus hingga menjadi Robin dan kemudian menjadi Nightwing. Selain Dick Grayson, Jason Todd juga menjadi kandidat Robin selanjutnya. Alasannya adalah Jason Todd merupakan satu-satunya Robin yang meninggal di lapangan.
Potensi untuk mengadaptasi ‘The Death in The Family’ (komik yang hadir sebagai hasil pemilihan yang dilakukan oleh DC untuk membunuh Robin) karya Jim Starlin dan Jim Aparo begitu mengiurkan. Batman membutuhkan cerita-cerita baru yang perlu dikenalkan kepada masyarakat publik yang bukan penggemar saja, karena akhirnya setiap karakter superhero memiliki cerita menarik yang dapat diadaptasi dengan sangat baik.
Batman: Death in the Family oleh Jim Aparo dan Jim Starlin (1988)
Editor : Nuty Laraswaty