Seperti yang ditunjukkan oleh judulnya, Rurouni Kenshin: The Final membawa kisah penuh aksi Kenshin Himura ke kesimpulan yang mengejutkan, mengikuti trilogi 2012-14 dan cerita asal dalam Rurouni Kenshin: The Beginning. (Distributor Warner Bros. Japan, bagaimanapun, akan merilis The Final terlebih dahulu, baru The Beginning)
Bintang dari kelima film tersebut tetap Takeru Satoh, yang tidak meski tidak memiliki tubuh seperti rata-rata superhero Hollywood tetapi memiliki kelincahan dan atletis yang dibutuhkan untuk pertarungan pedang satu lawan banyak yang biasanya dilakoni Kenshin. Selain itu, ia dengan gesit bertransisi dari pembunuh yang dingin dari The Beginning, yang menceritakan bagaimana Kenshin mendapat julukan Hitokiri Battosai (pendekar pedang pembunuh manusia), ke pejuang manusia yang lebih dikenal dari The Final, sebagai Kenshin Himura. Bersumpah untuk tidak pernah membunuh lagi, Kenshin berjuang dengan pedang andalannya yang sudah ia balikkan mata pedangnya.
Lalu kenapa namanya berubah? Dari awal seri di tahun-tahun terakhir Periode Edo (1603-1868) hingga ke masa bergulirnya kisah ini di Era Meiji (1868-1912), pria Jepang sering mengubah nama mereka untuk menunjukkan status baru, untuk mengubah keberuntungan mereka — atau untuk menyembunyikan masa lalu mereka.
Ketika kisah Rurouni Kenshin: The Final dimulai pada tahun 1879, Kenshin telah melepaskan julukan Battosai — meskipun bukan reputasi pembunuhnya, yang tampaknya terus membayangi kehidupannya. Bagi penggemar trilogi, banyak karakter familier. Kaoru Kamiya (Emi Takei) yang baik hati masih menjalankan dojo seni beladiri setelah mewarisinya dari ayahnya — dan masih menjadi love interest Kenshin. Dan, Sanosuke Sagara (Munetaka Aoki), mantan samurai yang nakal, masih merupakan sekutu dan sahabat karib Kenshin yang setia. Kenshin bahkan menghadapi lawan dari babak sebelumnya, termasuk si sinis, seorang polisi perokok berat (Yosuke Eguchi) yang sekarang bernama Goro Fujita, tetapi pernah menjadi Hajime Saito, seorang kapten Shinsengumi, pasukan polisi elit yang berjuang untuk shogun.
Plot, bagaimanapun, berpusat pada Enishi Yukishiro (Mackenyu Arata), pria berambut perak yang menjalankan bisnis senjata yang mempelajari perdagangannya di Shanghai dan telah kembali ke Jepang untuk membalas dendam pada Kenshin. Sebagai seorang remaja, Enishi menyaksikan Kenshin secara fatal menebas Tomoe dengan pedangnya, meski ia tidak menyadari kenyataan saat itu, bahwa Kenshin dan Tomoe adalah pasangan kekasih. Akibatnya, Enishi berniat balas dendam dengan cara menghadirkan kehancuran besar pada orang-orang terdekat Kenshin, sebagai eksekutor sekaligus pemimpin pasukan para pendekar yang kejam.
Seperti film-film Rurouni Kenshin lainnya, plotnya sangatlah berliku dan menghadirkan banyak karakter, tetapi semuanya bermuara pada pertempuran yang dipentaskan secara spektakuler, dengan Kenshin dan sekutunya bertarung dengan lawan yang tidak hanya jumlahnya jauh lebih banyak, namun juga kurang lebih mirip dengan penggambaran di versi manganya, seperti sosok salah satu antagonis yang mengikatkan senapan mesin ke lengannya. Adapun nilai lebih yang ada di babak terbaru ini adalah porsi adegan aksinya yang kualitasnya jauh lebih baik dan dinamis dibanding sebelum-sebelumnya, buah kinerja apik penata laga Kenji Tanigaki yang bekerja di Hong Kong dan pernah berkolaborasi dengan bintang laga sekelas Jackie Chan dan Donnie Yen.
Penampilan apik jajaran pemain lamanya yang seakan makin fasih melanjutkan peran mereka serta tambahan performa mencuri perhatian Mackenyu Arata (putra Sonny Chiba-red) sukses membentuk sajian yang kuat dan dinamisme yang eksplosif, yang membuat Rurouni Kenshin: The Final secara keseluruhan sangat memuaskan. Ini memberikan aksi, emosi, dan karakter hebat ke dalam babak terakhir dari salah satu franchise yang paling populer. Adaptasi Rurouni Kenshin tidak hanya menunjukkan bahwa Anda dapat mengadaptasi anime/manga menjadi live-action dengan sukses, tetapi juga dapat membuat akhir untuk itu yang akan didukung oleh setiap penggemarnya.
Rurouni Kenshin: The Final sedang streaming sekarang di Netflix. Baca pula perihal film-film Rurouni Kenshin sebelumnya di sini.