Siapkan waktu, tenaga dan konsentrasi untuk menonton film ini jangan berpekspektasi lebih, kalo perlu jangan liat trailer serta sinopsisnya.
WICKED akan bernostalgia film tahun 1939 Wizard Of OZ dan tata panggung 1995 bertransformasi ke layar lebar dengan lagu-lagu masa kini dibawakan Ariana Grande dan Cyntia Erivo sangat memukau.
Hal ini tidak serta merta merubah semua konsep yang telah ada bertahun tahun justru membawa kita sebuah pandangan yang menarik tentang popularitas yang terus berkembang dan bertahan lama dari materi sumbernya.
Kenapa saya merujuk pada tahun 1939 dan 1995 terjemahan keduanya menunjukan kemajuan teknologi spesial efek saat itu terlihat luar biasa, para pengisi karakter juga berperan sangat hebat,setiap karakter memorable banget wajar saja film Wizard Of Oz salah satu terbaik sepanjang masa.
Film ini dibuka dengan seluruh penduduk Oz yang merayakan kematian Elphaba (Cynthia Erivo), Penyihir Jahat dari Barat.
Itu adalah akhir dari kisah original Wizard of Oz, namun tak lama kemudian, Glinda the Good (Ariana Grande), musuh bebuyutan Elphaba, melayang turun dengan gelembung merah mudanya untuk menceritakan kisah tentang bagaimana ia dan Penyihir itu mengenal satu sama lain saat mereka masih menjadi mahasiswa di Universitas Shiz.
Sebuah percakapan dilontarkan oleh penduduk mengapa kejahatanya itu terjadi, apalakah kamu dulunya bersahabat ? jawaban Glinda lah memulai cerita awal Elphaba lahir dari keluarga Gubernur, anak yang tidak diinginkan sejak awal selalu membuat gaduh, bahkan ayahnya tidak suka denganya sehingga dia dirawat oleh sosok beruang dan ketika dewasa Elphaba mengantarkan adiknya ke Univeristas Shiz
Nessarose Throppe (Marrisa Bode) tak sengaja bertemu Madam Morrible (Michele Yeoh) belajar mengkontrol ilmunya, kasus hilang professor kambing tua Doctor Dillamond (Peter Dinklage) dan tak lama muncul pangeran muda Fiyero Tigelaar (Jonathan Bailey).
Cerita bergulir menjadi cerita cinta, persahabatan Gelinda dan Elphaba makin dekat hingga suatu saat mendapatkan undangan khusus ke Emerland City bertemu the great witcher OZ (Jeff Goldblum).
Yang akhirnya terungkap adalah bahwa Elphaba sama sekali tidak jahat – dia hanyalah seorang gadis yang ditolak oleh orang-orang di sekitarnya karena kulit hijaunya, dan dia lebih banyak melihat ketimpangan masalah yang terjadi menjadikan perangnya melawan kekuatan-kekuatan yang ada di Oz, ada konspirasi besar yang akan dilawannya.
Pertentangan batin Elphaba antara kegelapan meliputi kota Emerland City yang penuh warna warni bahagia, membuat dia berpikir ada yang salah sehingga Ephie mencoba mencari penyebabnya namun kekuatan sihir dari buku Chemmiere makin terlihat Ephie diburu menjadikan musuh yang harus dilenyapkan.
Dunia fantasi yang di tampilkan terlalu nyata dan aneh untuk diterima begitu saja itu sebabnya John M Chu tidak mencoba untuk memberikan filmnya Oz dengan realitas yang nyata atau berbobot,
Namun pengarahan kamera sinematiknya, Wicked berdasarkan pangung broadway sangat besar dan memukau.
Sebagian besar pertunjukan terdiri dari orang-orang berbicara ,menari dan bernyanyi dengan figuran cukup banyak
Hal ini masuk akal dalam sebuah produksi panggung, tetapi bisa melelahkan ketika diterjemahkan ke dalam film,
Sementara itu, kita terus menunggu para tokoh utama untuk menunjukkan suatu kekuatan emosi, yang membuat kita peduli pada mereka di luar status mereka sebagai ikon atau simbol.
John M Cu mengambil alur dari Novel Wicked karya Gregory Maguire pada tahun 1995: The Life and Times of the Wicked Witch of the West.
Memberikan pandangan baru tentang karakter-karakter dunia fantasi OZ yang berakir pada panggung musikal terkenal Wicked oleh Stephen Schwartz dan Winnie Holzman, membukti cerita yang menarik, mindblowing, penuh dengan informasi tentang keajaiban yang tak terduga.
Terlepas ada scene karakter LGBT dalam film ini, WICKED ingin penonton melihat bahwa kesetaraan pilihan kita harus berada di posisi sama dengan masyarakat umum, saya himbau orangtua yang ingin menonton dampingi anak-anak remaja dibawah 12 tahun sehingga ada obrolan ringan dikala saat pulangnya.
Banyak hal yang terjadi sebagai bahan diskusi bersama, bagaimana sikap percaya diri sendiri, menjadi diri sendiri, berkomitmen menjadi lebih baik lagi, menolong orang lain itulah poin utama.
Film WiCKED part 1 dapat bersaing dalam nominasi Oscar.
Ya tahun depan dalam katagori Production Design, Adaptasi Terbaik, Cerita terbaik, Kostum terbaik dan Spesial efek terbaik.
Ini terlihat sejak awal scene dimulai kita sudah dimanjakan visual, lagu, kostum yang luar biasa.
Bisa diperdebatkan apakah WICKED mampu menjadi prekuel yang persuasif dan bermakna bagi para tokoh The Wizard of Oz 1939 dan 1995.
Ini disebabkan karena menghilangkan aura mitologi yang kuat dan abadi, dan sebagai gantinya dengan ide yang lebih maju dalam perkembangan teknologi film serta cara penyajian modern.
WICKED menguras waktu sangat lama pengenalan karakter satu dengan yang lain akibatnya 40 menit saat jelang ending baru terlihat benang merah sesungguhnya.
Apa boleh buat kita harus menanti sequel di tahun depan, sajian dari sutradara Jon M. Chu sebagai sungguhan tontonan yang menyenangkan.
WICKED sebuah drama musikal penuh warna warni mulai tayang tanggal 20 November 2024 di seluruh bioskop indonesia .