Gara-gara didesak oleh para netizen, Putri (Prisia Nasution) yang sebenarnya sudah move-on, terpaksa harus menerima tantangan untuk hadir ke pesta pernikahan Dheni (Samuel Rizal), mantan kekasihnya yang kini akan segera menikah dengan pacarnya, Fitri (Olivia Jensen),
Dibantu oleh asistennya yaitu Sari (Chika Waode), Putri lalu mencari calon pendamping untuk menghadiri undangan itu.
Kandidat pertama, Sari memberi referensi sepupunya yaitu Juna (Kevin Julio) yang sudah berpengalaman melayani jasa pendamping ke acara pernikahan. Namun Juna tidak pernah merespon disaat Putri membutuhkannya.
Pilihan kedua, Putri langsung teringat pada bossnya yaitu Pak Galih (Gading Marten). Namun Putri tak yakin juga bisa mengajak bossnya itu untuk menemaninya ke undangan pernikahan.
Kebingungan pun melanda Putri. Ia tak mungkin datang ke undangan pernikahan mantannya seorang diri. Putri mempunyai prinsif pantang untuk datang sendirian ke acara mantan, ditambah lagi ia tak ingin menjadi bahan gosip dari sesama seleb Instagram yang selalu memberikan gosip-gosip tak jelas yaitu Mawar (Oline Mendeng).
Keesokan harinya, Putri tak sengaja bertemu dengan Yusuf (Reza Nangin), teman semasa SMA di Bandung yang kini berprofesi sebagai vokalis band.
Pertemuan itu membuat Yusuf senang karena pujaan hatinya selama masa sekolah itu meminta dirinya untuk menemani ke pesta pernikahan.
Hari pernikahan pun tiba. Putri akhirnya datang ke pesta pernikahan Dheni dan Fitri bersama dengan Yusuf. Reaksi dari para teman-temannya yaitu Lulu (Ovi Dian), Olive (Sahira Anjani) dan Gaby (Yeslin Wang) bahagia akhirnya Putri bisa move-on dari sang mantan.
Hal tak terduga pun terjadi. Pak Galih tiba-tiba menghubungi Putri bahwa ia telah tiba di lokasi undangan.
Tak hanya itu saja, Juna pun hadir di acara pernikahan dan menganggap dirinya partner undangannya Putri. Melihat ketiga pria yang tak diharapkan untuk menjadi partner undangannya membuat Putri panik dan kebingungan.
Keadaan semakin kacau disaat Pak Galih mempunyai misi tersendiri saat datang ke pesta pernikahan Dheni dan Fitri. Begitu juga dengan Juna yang rupanya adalah seorang Wedding Crasher yang telah dipantau oleh para Wedding Organizer, termasuk Supervisor Wedding Organizer yang menghandle acara pernikahan Dheni dan Fitri yaitu Bu Angel (Imelda Therinne).
Kepanikan juga turut menghampiri Juna. Tak disangka, band yang mengisi acara pernikahan itu ternyata grup band dirinya sendiri. Juna pun akhirnya harus menerima jika ia didepak dari grup band karena sang vokalis utamanya kini sudah pulang dari Eropa.
Kekacauan demi kekacauan terus terjadi. Kedua mempelai pernikahan ribut. Begitu juga dengan kedua orangtua mereka yang mengalami adu mulut hingga konflik terus melebar kemana-mana. Moment pernikahan Dheni dan Fitri menjadi kacau balau. Fitri kecewa karena Dheni masih saja mengundang Putri, padahal sudah dilarang oleh Fitri.
Untuk segi cerita, film ini memang cukup berhasil menghadirkan tawa penonton disaat terjadi kekacauan di pesta pernikahan. Konflik yang dihadirkan pun bagaikan bola salju yang terus menggelinding, melebar dan membesar hingga ke akhir cerita. Paruh awal film menurutku cukup sukses menampilkan background karakter Putri yang berprofesi sebagai wanita karier sekaligus selebgram. Logat sunda yang ditampilkan Prisia Nasution surprisingly bagus dan memancing tawa penonton. Konflik pun dimulai disaat karakter Putri tiba di lokasi acara pernikahan. Kegilaan para penulis naskah dalam menghadirkan hal-hal komedi dalam film ini awalnya sangat menghibur, tapi lama kelamaan membuat kami lelah. Alhasil beberapa subplot konflik lewat karakter selain Putri, Dheni, Fitri dan Galih terasa sangat dipaksakan untuk ada.
Dijumpai pada saat sesi Media Screening hari Sabtu, 25 Januari 2020 lalu di CGV Grand Indonesia, Lukman Sardi selaku Creative & Associate Producer MNC Picture mengungkapkan, awal ide film ini berasal dari apa yang dirasakan dan kegelisahan para netizen diluar sana seputar mendapat undangan pernikahan dari mantan. Ide menggelitik ini kemudian dikembangkan menjadi sebuah naskah film yang ditulis oleh Priesnanda Dwisatria dan Fauzan Indra. MNC Pictures kemudian menunjuk sutradara Iip Sariful Hanan untuk menahkodai film Temen Kondangan (2020) ini. Nama Kang Iip memang terbilang baru di industri perfilman Indonesia, pasalnya film ini menjadi debut pertama baginya dalam menggarap sebuah film layar lebar. Tapi hal tersebut tak membuat Kang Iip kesulitan, pasalnya sebelum menggarap film ini, Kang Iip sudah sukses sebagai sutradara sinetron stripping populer di RCTI yaitu Tukang Ojek Pengkolan dan Dunia Terbalik .
Untuk jajaran pemain, film ini memang harus diakui mempunyai ensemble casts yang cukup menggiurkan. Aktris Prisia Nasution yang lebih dikenal sebagai aktris spesialis drama dan action tampil menghibur sebagai seorang wanita sunda. Logat sundanya terasa pas, konsisten dan tidak maksa. Karakter Galih yang diperankan Gading Marten menurut kami terasa annoying disaat berkomedi. Reza Nangin kali ini mengeluarkan kemampuan aktingnya dalam memerankan karakter Yusuf. Hadirnya aktris cantik Olivia Jensen dalam film ini sukses mengobati kerinduan kami akan aktingnya di film layar lebar, namun sayang porsi karakter Fitri tidak terlalu dieksplor lebih banyak lagi.
Untuk segi visual, tata musik dan editing, film ini bermain di level yang aman, khas film-film MNC Pictures sebelumnya. Teknik editing dialog khas film Reman Pensiun (2019) tiba-tiba dimunculkan di paruh akhir film. Namun sayang, kejutan ini tidak terlalu menghibur seperti film dibintangi Epy Kusnandar itu.
Kontributor : Rizkywinaya
Editor : Nuty Laraswaty