JFF 2024
Tak terasa , gelaran festival JAPANESE FILM FESTIVAL 2024 / JFF 2024 telah dimulai.
Film pembuka adalah Mom It’s That You, mengusung kisah dari jalanan Tokyo yang ramai hingga sarang seorang ibu.
Ini sebuah syair sutradara Yoji Yamada untuk keluarga dan cinta.
Sinopsis Mom It’s You
Bekerja di antara orang-orang yang disebut “elit” di Tokyo yang ramai, manajer SDM Akio mendapati dirinya sangat kelelahan di tengah-tengah masalah yang ia hadapi.
Ada mengenai berhubungan dengan pekerjaan, perceraiannya yang akan datang,hubungan yang tegang dengan putrinya yang masih kuliah, Mai.
Untuk mencari ketenangan dari tekanan kehidupan modern, Akio memutuskan untuk mengunjungi rumah masa kecilnya tempat tinggal ibunya, Fukue.
Tapi bukannya sosok keibuan yang familiar seperti biasanya.
Akio malah terkejut saat dia disambut oleh Fukue yang telah berubah bentuk dan mengenakan pakaian modis, dan itu bukanlah kejutan terbesar… dia sepertinya telah jatuh cinta!
Saat Akio menghabiskan lebih banyak waktu di rumah dan mengenal sisi ibunya yang belum pernah ia lihat sebelumnya.
Perlahan-lahan ia menemukan kembali apa yang penting dalam hidup – sesuatu yang telah lama ia lupakan.
Film ke-90 veteran sutradara film Yoji Yamada yang menyentuh hati, sehat, dan menyenangkan.
Dapat dikatakan adalah gambaran yang menyenangkan tentang keluarga antargenerasi di Jepang modern.
Seorang aktor yang berulang dalam filmografi Yamada, Sayuri Yoshinaga memberikan penampilan yang mengharukan sebagai ibu Akio, Fukue.
Sosok Ibu ini menggambarkan karakter dengan kelembutan dan kehangatan yang akan menyentuh hati penonton .
Juga dibintangi oleh Yo Oizumi dan Mei Nagano.
Kisah berlapis-lapis ini menangkap sifat hubungan keluarga yang terus berkembang, sekaligus menyoroti budaya pusat kota Jepang yang semakin memudar.
Berikut ini adalah review Mom It’s That You
Film ini merupakan sebuah potret yang cukup realistis, tentang orang dewasa yang menyadari bahwa ibunya juga seorang wanita yang memiliki kebutuhannya sendiri
Melalui alur kisahnya, penonton dibawa pada pengertian dimana kisah drama mengelitik dari sosok ayah,anak,cucu dan ibunya menjadi bagian kehidupan yang sebagian besar kita mengalaminya.
Sutradara Yoji Yamada berhasil menangkap semua moment romantic, kekesalan, stress bahkan rasa cinta lawan jenis tergambar dengan jelas.
Namun tentunya dengan gaya khas film Jepang yaitu melalui adegan panjang yang pada akhirnya akan penonton fahami tujuannya pada akhir cerita.
Pria pekerja keras menghadapi masalah perceraian dengan pekerjaan menjadi satu kesatuan.
Ibunya menjanda sudah lama , sehingga ketika si anak kembali ke rumahnya tanpa pemberitahuan membuat Ibunya bertanya-tanya namun hal itu tidak diungkapkan, takutnya anak menjadi makin stress.
Sebagai Wanita kesibukannya hanya mengurus tunawisma , beserta dengan menjalankan bisnis pembuatan sandal tabi warisan suaminya turun temurun dia kerjakan.
Kembali pada Akio , ia harus mengambil keputusan memperhentikan sahabatnya karena keputusan manajemen kantor sudah finall.
Maka sebagai pekerja HRD hal ini membuat dirinya kehilangan arah , belum lagi kasus percerain istrinya sedang berlangsung.
Saat Mai anak gadisnya mengalami masa engan bersekolah, karena berpendapat lebih baik membantu nenek daripada suruh sekolah, hal ini juga menjadi permasalahan bagi Akio sang ayah.
Kemudian saat babak berikutnya , alur cerita berubah saat Fukue mengenal pendeta gereja.
Perlahan ada rasa baru yang timbul, dikarenakan kesamaan minat , yaitu mereka berdua senang membantu orang lain.
Seiring waktu timbul rasa saling menyukai.
Melihat hal ini Fukue merasakan sebagai sesuatu hal yang janggal , saat umur 60 tahun masih saja dilanda cinta layaknya anak sma, tapi Mai melihat berbeda.
Ketika neneknya jatuh cinta justru semangat hidup bahagia , kontradiksi inilah yang membuat drama ini makin menarik.
Guyonan-guyonan ringan bagian dari cerita tak sadar penonton larut mengikuti cerita tanpa lelah.
Ada sisi emosional dari pria paruh baya dihadapan wanita yang sama, dan ada sisi dimana anak harus menerima kenyataan kebutuhan cinta dari seorang ibu juga harus tersalurkan dengan baik.
Ketika ada adegan flashback masa lalu , menjadi semacam suar bagi membuat Mai, saat menyadari peran wanita dalam keluarga.
Pendapat Cinemags
Film ini tidak melangkah ke arah happy ending . Namun masih dapat ditonton dengan mempertimbangkan realita yang berlangsung masa kini.
Apakah anda mengalami orangtua anda ingin menikah kembali ?
Bagaimana tanggapan anak-anak walaupun mereka sudah menikah juga?
Ini adalah hal yang nyata saat ini karena menjadi seorang lansia saat ini bukan berarti harus duduk di rumah sendirian sambil menunggu telepon berdering.
Ada pesan untuk melakukan segala kegiatan dan berbahagialah.
Hidup ini terlalu singkat, untuk menjadi sengsara.
Apakah semuanya merupakan tahun-tahun yang membahagiakan disaat pasangan masih hidup, jelas jawabanya mereka bahagia
Namun bagaimana jika kematian salah satu membuat tidak bahagia?
Kesimpulan Mom Its That You Menceritakan dan mengandung pesan bagaimanaa searang ibu membutuhkan rasa cinta setelah sang kekasih tiada Seperti halnya Clint Eastwood yang masih membuat film di usia 93 tahun, sineas Jepang berusia 92 tahun, Yoji Yamada membuktikan bahwa usia hanyalah sebuah angka. Pria yang membawa serial TORA-SAN merilis karyanya yang ke-90, MOM, IS THAT THAT YOU?! Ini sebagai rangkaian dari seri "Mother"
Sebagai Opening film pada JFF 2024, Mom its That You, memberikan kesan memorable bagi setiap penontonnya.
Overall : 8/10
Kontributor : Bravo