Review Harry Potter 20 th Anniversary: Return to Hogwarts. oleh Mary Rizka
Sudah 10 tahun sejak Film Harry Potter terakhir, Harry Potter and the Deathly Hallows part. 2, hadir di bioskop di seluruh dunia pada 15 July 2011.
20 tahun lamanya sejak film pertamanya, Harry Potter and The Philosopher’s Stone di rilis. Harry Potter kembali lagi memberikan segelintir mantra keajaiban di tahun baru dengan merilis Harry Potter 20th Anniversary – Return To Hogwarts di HBO Max (Amerika) dan HBO Go (Asia).
Film Dokumenter ini disutradarai oleh Eran Creevy, Joe Pearlman, Giorgio Testi, membahas proses perfilman film seri Harry Potter selama 10 tahun lamanya dan dikemas layaknya acara talk-show.
Hampir semua jejeran pemain kembali lagi untuk reuni di set Hogwarts, membawa nuansa Nostalgia yang tidak terelakan lagi.
Setiap dari mereka menceritakan pengalaman mereka bertumbuh bersama karakter yang mereka perankan. Pembukaan dokumenter ini juga ditata dengan sangat menarik, para pemain yang berada di tempat yang berbeda-beda di London mendapat surat bahwa mereka diundang kembali ke Hogwarts.
Sekuens ini juga menunjukan mereka segera bersiap-siap menaiki kereta Hogwarts Express bagaikan benar-benar pergi ke Hogwarts. Creevy, Perlman, Testi berhasil mengemas cerita yang begitu banyak menjadi beberapa babak, secara total ada delapan babak yang disajikan, setiap babak ini mengisahkan proses produksi setiap film.
Adanya babak-babak ini membuat penonton bisa mengikuti alur perkembangan pertumbuhan karakter dan juga para aktor yang memerankan mereka. Para pemain memang sangat terlihat dekat dan nyaman dengan kehadiran satu sama lainnya, mereka terlihat pertama kali bertemu lagi setelah sekian lama tidak bertemu.
Emma Watson kembali duduk dengan Daniel Radcliffe dan Rupert Grint, setelah terakhir kali melihat penampilannya sebagai Meg March di Little Women (2019).
Radcliffe dan Grint juga telah melakukan banyak projek lainnya pasca-Potter, Radcliffe memerankan Miles Casanova di Guns Akimbo (2019), dan Grint sebagai Julian Pearce di series Apple TV, Servant.
Ini pertama kalinya ketiga Golden Trio (Sebutan Harry, Ron, dan Hermione) bertemu kembali setelah sekian lama berpisah dan melanjutkan perjalanan karir mereka di Hollywood. Ada banyak hal-hal menarik yang diperbincangkan oleh ketiga-nya, salah satunya, sangat sulit bagi mereka untuk melihat siapa mereka dan siapa karakter yang mereka perankan.
“Ini mungkin adalah salah satu bentuk ‘Method Acting’ paling ekstrim,” ujar Watson.
Pasalnya, ketiga pemeran utama ini besar di tempat syuting, mereka melakukan syuting film setiap 1-2 tahun sekali dan juga bersekolah di sana.
Bagi mereka Hogwarts benar-benar seperti rumah dan para kru dan jajaran pemain lain adalah keluarga kedua mereka. Keindahan dunia sihir dan dunia nyata sangat berbeda bagi mereka, menjadi remaja dan seorang bintang tentu dapat menjadi melelahkan, tidak ada remaja lain yang pernah mengalami kedua hal tersebut seperti para pemain Harry Potter.
Emma Watson sempat ingin berhenti menjadi Hermione di film ke-5, sebagai yang paling muda di grup Golden Trio juga membuat Watson kelelahan mengikuti stardom sebagai Hermione, namun karena keinginan fans yang sangat mendukung, Emma melanjutkan peran ini sampai selesai.
Film ini benar-benar melihat sisi bagaimana aktor anak bertumbuh dengan ketenaran yang mereka dapatkan.
Selain beberapa informasi-informasi diatas masih banyak hal lain yang diceritakan di film dokumenter ini. Saya juga sangat mengapresiasi seksi pendek yang sangat berarti dengan memberikan satu menit tribute untuk para pemain Harry Potter yang telah lebih dahulu meninggal.
Salah satu tribute tersebut menampilkan Alan Rickman (Professor Snape), Helen McCrory (Narcissa Malfoy) yang meninggal di tahun 2021, Richard Harris (Professor Dumbledore), dan masih banyak lainnya.
Saya mengaku ada saat saya ikut menangis dan tertawa pada adegan-adegan tertentu.
Film Dokumenter ini sukses menyihir para penontonnya dengan perasaan nostalgia dan sesekali harus mengusap air mata.
Selain itu, adanya kehangatan dalam setiap adegan karena memperlihatkan kedekatan setiap aktor dan
juga keterikatan mereka dengan karakter yang mereka perankan.
Film ini hanya melakukan wawancara dengan para pemain juga sutradara, tidak memberikan pembahasan lebih jauh mengenai Desain Produksi, jadi bagi yang ingin lebih jauh mengetahui Desain Produksi di film Harry Potter, ini bukan film dokumenter untukmu.
Namun, banyak pengalaman mengenai proses casting, direksi, dan memerankan sebuah karakter bisa didapatkan di sini.
J.K Rowling sebagai penulis juga hanya muncul beberapa saat saja di film ini, rumor bahwa dia tidak hadir sebelumnya itu tidak benar.
Ada banyak informasi menarik dan cerita yang juga sangat menghangatkan diungkapkan para pemain, bahkan saya saja sebagai seorang Potterhead fanatik tidak mengetahui hal tersebut.
Film ini adalah film wajib untuk para Potterhead, mendekatkan para fans dengan para pemain, juga berhasil mengobati rasa rindu terhadap film-film Potter lainnya. Potterheads Indonesia dapat menyaksikan Film ini di HBO GO.
(cinemags-MaryRizka) Wizarding World Harry Potter 20 th Anniversary: Return to Hogwarts