Review Gladiator 2

Gladiator 2

Ini merupakan sebuah kisah mengenai Kejayaan Romawi versi Ridley Scott

Setelah 15 tahun kematian Maximus (Russell Crowe) , kondisi Roma saat ini dipimpin oleh duo kaisar antagonis.

Geta (Joseph Quinn) dan Caracalla (Fred Hechinger) yang terkenal bengis dan sangat menyukai perang.

Seorang Jendral ditugaskan menyerang Numidia, dan menawan beberapa orang termasuk raja mereka, menjadi Gladiator semata-mata ingin menbunuh kaisar atas tindakan barbar terhadap Numidia.

Sebagai sekuel yang dinantikan oleh banyak pengemar atas film kolosal yang luar biasa dari film pertama tahun 2000. Film ini menunjukkan tampilan yang jauh berbeda dari yang biasa, untuk sebuah film aksi.

Ditangan Ridley Scott, sentuhan CGI dan pilihan para pemain sangat menentukan.

Melalui tangan sutradara penonton pun dibawa ke masa jaman kerajaan Romawi. Ini semua berkat sentuhan cgi , dengan akting aktor yang luar biasa.

Singkat kata, film ini merupakan sebuah perjalanan panjang untuk lanjutan film Gladiator.

Keberhasilan film Gladiator membuka angin segar masuk dalam jajaran boxoffice tahun 2024. benang merah antara film ini dengan film awalnya adalah  alur cerita yang masih mengisahkan para Gladiator yang saling bertarung demi kebebasan.

Alec Utgoff plays Darius (left) and Pedro Pascal plays General Acacius (center) in Gladiator II from Paramount Pictures.

Lokasi cerita adalah di Numidia, daerah yang akan di taklukkan oleh Kerajaan Romawi.

Digambarkan pula bahwa duo kaisar antagonis Caracalla (Fred Henchinger) sosok pria punya kesehatan mental hanya monyet kecil sebagai temannya, emosinal serta berprilaku buruk dan Geta (Joseph Quinn) sudah hancur dari sisi kemanusiaan dari lahir.

Kedua saudara memimpin Roma dalam keadaan pesta pora, moralitas sexual serta kepimpinan yang buruk .

Sang Jendral Marcus Acacius (Pedro Pascal) kembali pulang dengan banyak tawanan salah satunya Hanno (Paul Mescal),sebagai budak dia dilatih oleh Macrinus (Denzel Washington) yang merupakan mantan budak. Berkat usahanya ia berhasil menjadi pelatih para Gladiator.

Marcus kembali menjadi pahlawan bagi Romawi, ambisi kaisar tak ingin hanya Numedia tapi India dan Persia juga takluk dibawah Kerajaan Romawi.

Kemewahan set gedung colloseum dibangun sedetil mungkin walau tak lepas dari bantuan CGI, kostum pada masa itu terlihat sangat detil juga dan beberapa scoring mengingatkan kita pada film pertama.

Merupakan hal yang membahagiakan , saat melalui potongan footage muncul kembali wajah aktor Russel Crowe.

Ini tentunya menjadi nostalgia tersendiri, ditambah lagi adanya adegan pertarungan senjata pedang.

Bagi Cinemags, keberhasilan sutradara Ridley Scott tidak dibarengi oleh alur cerita yang menyenangkan.

Bahkan ada bagian tertentu yang membuat penonton merasa jenuh, bahkan ada karakter yang harus mendukung tapi justru tampil begitu saja.

Kemudian hubungan ibu dan anak rasanya sengaja tak ada ikatan batin yang kuat sehingga terasa jauh, apakah ini memang lahir dari penulis untuk memperlihatkan dampak piskologis dari orang tua yang membuang anaknya sedari kecil?

Peran antagonis dari dua saudara bukan sebagai pemimpin yang jahat, tapi sebagai pemimpin yang rusak secara mental dan perilaku wajar saja pengambaran ini berbeda di benak kita.

Ini dibarengi dengan footage masa lalu Ridley mencoba penonton yang sama sekali tidak nonton atau melupakan beberapa peristiwa, terbayarkan dan ada jawabannya melalui kilas balik dari adegan-adegan di Gladiator 1.