Cinemags
  • Trending
  • Reviews
  • Movie News
  • TV News
  • Interview
  • Lainnya
    • Show Case
    • Komik
    • Shop
No Result
View All Result
Cinemags
  • Trending
  • Reviews
  • Movie News
  • TV News
  • Interview
  • Lainnya
    • Show Case
    • Komik
    • Shop
No Result
View All Result
Cinemags
No Result
View All Result

Review Film The Witch – Sajian Horror yang Apik dari Robert Eggers

by Kent
May 20, 2016
in User News
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Share on FacebookShare on Twitter

Review Film The Witch

Jika kebanyakan film horor konvensional menggantungkan pada kekuatan jeritan hasil dari parade jump scare, musik dan penampakan-penampakan mahluk jahat yang mengerikan dengan hanya menawarkan sedikit lapisan cerita yang dalam maka bersiaplah menyambut The Witch garapan sutradara debutan Robert Eggers yang bisa dibilang sedikit berbeda.

Tidak butuh waktu lama buat The Witch untuk bisa langsung menarik penontonnya masuk ke dalam sebuah dunia yang dingin, kusam dan misterius. Mengambil set di New England era 1630-an, satu keluarga religius yang terdiri dari pasangan suami istri dan keempat anaknya harus terbuang dari kelompoknya karena perbedaan pandangan, mereka kemudian memilih untuk hidup menyendiri di pinggir hutan terpencil yang tanpa sepengetahuan mereka ternyata angker karena dipercaya sebagai tempat bersemayam seorang penyihir jahat.

Memang premisnya terdengar simpel dan generik. Tema penyihir dan kutukan memang bukan sesuatu yang asing lagi di dunia horor, lihat saja yang paling saya ingat seperti Drag Me to Hell garapan Sam raimi yang mengambil pendekatan lebih jenaka, tetapi The Witch milik Eggers sendiri tidak memberi ruang sedikit pun untuk tawa, ia menyedot semua kebahagiaan dan menggantinya dengan sesuatu yang lebih gelap, lebih depresif dari cerita rakyat Inggris lama bersamaan dengan sajian gambar-gambar mengganggu yang siap menghantuimu bahkan setelah credits muncul.

Kekuatan film The Witch adalah bagaimana Eggers mampu membangun dunianya dengan sangat-sangat kelam sejak menit-menit pertama. Pemilihan palet warna kelabu mendominasi visualnya, dikombinasikan dengan scoring garapan Mark Korven yang menyayat menghasilkan aroma suram pekat. Sementara pergerakan kameranya yang sepelan alur ceritanya sendiri menghasilkan efek ‘tersiksa’ tersendiri, lihat saja ketika Eggers menyorot satu pohon di hutan gelap itu, seperti tengah memperlihatkan bahwa ada ancaman besar dari dalam sana yang siap menunggu keluarga malang itu.

The Witch punya lapisan yang rumit ketimbang horor konvensional lain dan perlakukan semi art house yang pelan bersama segala dialog-dialog berdialek religi mungkin akan membuat sebagian penontonnya tak nyaman menikmatinya, tetapi ia tidak lantas menjadi absurd dan tanpa kepastian. Satu hal yang pasti bahwa teror penyihir hutan itu ada, bisa kita lihat bagaimana sosok tua mengerikan itu melakukan ritual-ritual seram di sarangnya, masalahnya keluarga William (Ralph Ineson) tidak pernah melihatnya sendiri meski mereka tahu persis ada sesuatu di dalam hutan sana yang membuat hasil panennya busuk dan membuat keluarganya menderita.

Bersama istrinya, Katherine (Kate Dickie), keempat anak-anaknya, Thomasin (Anya Taylor-Joy), Caleb (Harvey Scrimshaw) dan si kembar Mercy (Ellie Grainger) dan Jonas (Lucas Dawson), William hanya bisa berlindung pada fanatisme agamanya. Tetapi teror dari hutan tampak tidak bisa dibendung. Perlahan namun pasti keluarga William mulai terpecah belah, krisis kepercayaan mulai melanda menghancurkan bersama kejadian-kejadian aneh di luar akal sehat.

Thomasin menjadi karakter yang paling menderita di sini. Dengan status sebagai anak tertua, anak perempuan pula, ia terjebak dalam situasi pelik di keluarganya. Di satu sisi Thomasin yang tengah beranjak dewasa bisa menjadi jalan keluar dari keadaan keluarganya yang mengalami kesulitan dengan menjodohkannya kepada putra keluarga lain, tetapi kita tahu Thomasin tidak menginginkan itu yang kemudian membawanya ke situasi lebih buruk lagi ketika ia mulai disalahkan atas kejadian-kejadian yang menimpa keluarganya. Yang menarik, Eggers turut menyelipkan elemen coming of age di dalamnya dengan segala pergolakan batin Thomasin dan Caleb, sesuatu yang mungkin terasa aneh untuk sebuah genre horor namun nyatanya ia mampu bersinergi dengan baik dengan plot utamanya, menjadikan The Witch sebagai horor yang tidak hanya menakutkan dengan segala aroma hitam pekat dan premis penyihirnya namun juga bagaimana elemen psikologisnya bermain dengan cantik.

Tags: Review FilmReview Film The WitchThe Witch
Previous Post

Review Film The Survivalist – Akhir Dunia Tidaklah Menyenangkan

Next Post

Simak Kisah-Kisah Unik 6 Aktor Ini Saat Memulai Karirnya

Related Posts

Academy
Articles

Pengakuan Academy Membanggakan ! Balinale Diakui Sebagai ‘Festival Berkualifikasi Oscar®’

24/10/2024
CATCHPLAY+
Action

CATCHPLAY+ Jalin Kerjasama dengan PT XL Axiata Tbk (XL Axiata)

13/12/2023
Wulan Guritno
Movie Articles

Wulan Guritno tentang Jakarta vs Everybody, ini Film Edukasi

08/04/2022
Rich Brian NIKI Warren Hue
Action

Rich Brian, NIKI, dan Warren Hue bangga terlibat Shang-Chi

22/09/2021
Next Post

Simak Kisah-Kisah Unik 6 Aktor Ini Saat Memulai Karirnya

Popular 24 Hours

  • Traveloka CGV

    Sebelum Nonton, Kenali Dulu Ragam Kelas di Bioskop CGV

    30205 shares
    Share 12082 Tweet 7551
  • 10 Film Petualangan Terbaik Sepanjang Masa, Berdasarkan Peringkat IMDb

    407 shares
    Share 163 Tweet 102
  • DC Studios Umumkan Serial Animasi Mister Miracle, Adaptasi Komik Pemenang Penghargaan

    401 shares
    Share 160 Tweet 100
  • 8 Film Hollywood yang Gagal Total di Box Office Sepanjang 2025 (Sejauh Ini)

    441 shares
    Share 176 Tweet 110
  • Ryan Reynolds Garap Film Animasi “I Eat Poop”, Judulnya Nyeleneh Tapi Bikin Penasaran!

    400 shares
    Share 160 Tweet 100
Cinemags

© 2021 - 2025 Cinemags

Information

  • About Us
  • Advertise
  • Privacy Policy
  • Contact Us

Follow Us

No Result
View All Result
  • Trending
  • Reviews
  • Movie News
  • TV News
  • Interview
  • Lainnya
    • Show Case
    • Komik
    • Shop

© 2021 - 2025 Cinemags