Film Waiting The Barbarians sudah dapat ditonton di Indonesia melalui Mola TV
Film Waiting The Barbarians ini diadaptasi dari buku karya J. M. Coetzee , dengan judul yang sama. Adapun J. M. Coetzee sendiri dalam film ini tetap sebagai penulis naskahnya.
J. M. Coetzee sendiri berhasil mendapatkan James Tait Black Memorial Prize dan Geoffrey Faber Memorial Prize melalui buku Waiting for the Barbarians
Film Waiting for the Barbarians dinarasikan oleh suara seorang hakim (Mark Rylance) yang tinggal sebuah kota perbatasan kecil dan bekerja untuk Kerajaan.
Alur cerita berpusat pada kota ini dan permasalahan dengan beberapa penduduk lokal yang suka berpindah-pindah tempat tinggalnya, disebut juga sebagai the Barbarians (orang Barbar).
Hakim ini menjalankan kehidupan di kota dengan damai dan berupaya menjaga kedamaian dengan orang Barbar serta berharap untuk mendapatkan masa pensiun yang damai.
Ketika Kolonel Joll (Johnny Depp) tiba di pemukiman dan dengan mulai bertindak kejam menginterogasi orang Barbar yang dia temukan dan dicari dengan sengaja olehnya di perbatasan. Hakim mulai merasa tidak nyaman dan mulai mempertanyakan kembali hidupnya dan mempertimbangkan kembali kesetiaannya terhadap Kerajaan .
Oleh karena pendekatannya yang lembut terhadap orang Barbar , akhirnya Hakim didakwa dengan pengkhianatan .
Tindakan Kolonel Joll yang tergolong sadis terhadap orang Barbar ini juga didukung oleh bawahannya yaitu Officer Mandel (Robert Pattinson).
Bersama mereka berdua berhasil mengumpulkan “bukti-bukti” bahwa orang Barbar ini memiliki niatan jahat terhadap Kerajaan dan akan segera menyerang dengan kota ini sebagai basis penyerangan mereka.
Alur cerita dalam Waiting for the Barbarians, selain menggambarkan kekejaman prajurit Kerajaan terhadap penduduk lokal suatu daerah juga menceritakan “delusi” akan hasrat ingin berperang yang dialami oleh prajurit dalam rangkaian komando pada peringkat jabatan diatas.
Johnny Depp dan Robert Pattinson sendiri kali ini menampilkan akting yang kuat dan cenderung agak terganggu secara mental, yang pada saat itu seolah merupakan hal yang biasa saja, terlebih lagi mereka berdua termasuk dalam rangkaian komando diatas .
Pada akhirnya kota yang tadinya damaipun menjadi bergejolak dan mulai timbul banyak kekacauan, semua hal ini selalu dianggap bagi Kolonel Joll dan Officer Mandel, disebabkan oleh karena kelakuan dari orang Barbar .
Film drama kelam ini mengambil lokasi syuting di Maroko, mendekati lokasi dalam buku yang menggambarkan wilayah Afrika. Tak heran jika pemandangan yang disajikan sepanjang film ini amatlah memukau.
Disutradarai oleh Ciro Guerra , yang dikenal melalui film-filmnya terdahulu seperti Embrace of the Serpent (2015) dan Birds of Passage (2018) , film ini cocok ditonton bagi penyuka drama mengenai kehidupan penduduk asli dengan segala permasalahannya.