Siapa yang tak menyangka, jika sebuah kegelisahan dapat berkembang menjadi ide cerita yang tertuang dengan mengangkat sosial budaya suku Batak.
Mengutip sutradara sekaligus penulis Ngeri Ngeri Sedap, Bene Dion Rajagukguk, yang menyatakan bahwa film ini menceritakan tentang keluarga, yang kebetulan keluarganya ini keluarga Batak. Ini merupakan ide cerita yang telah terbentuk sejak lama, namun terlupakan, hingga akhirnya saat Angga Dwimas Sasongko menyinggung kembali, semua pun sepakat untuk memproduksinya.
Bene pun menyampaikan saat adegan sedih, semua yang ada saat syuting menangis. Ini pula lah yang dirasakan oleh Cinemags, diwakili Nuty Laraswaty, saat menonton di hari Gala Premiere. Film ini mengharukan dan membuat penontonnya tersentuh hatinya dengan cara khas stand up comedian yang film-filmnya beberapa bulan terakhir ini dapat ditemukan pada layar bioskop, seperti Gara Gara Warisan.
Kekuatan alur cerita mereka adalah membuat penonton tertawa , terpingkal-pingkal , lalu ini kemudian digiring untuk memasuki permasalahan yang lebih serius dan terasa di hampir seluruh lapisan masyarakat Indonesia, bahkan dunia.
Namun sebelumnya, disaksikan terlebih dahulu berikut ini, untuk dapat menjadikan satu keputusan,
View this post on Instagram
Perasaan haru, sedih dan senang memang terasa kental sekali saat itu , dan saat membicarakan film inipun, ada rasa hangat yang terbawa.
Pada umumnya tema keluarga yang membahas mengenai perpecahan memang dapat dikatakan berat dan jika mengusungnya tidak memperhatikan alur emosi penonton, jeda mata hingga scoring yang tepat. Unsur drama yang berat akan terasa membebani hingga akhir film, dan ini tentunya hanya akan meninggalkan kesan bagi para penyuka film bergenre drama.
View this post on Instagram
Secara visual, ada beberapa hal yang menarik perhatian yaitu :
- Budaya Batak digambarkan dengan detil secara wajar , tak berlebihan
Melalui dialog, properti hingga busana, penonton dapat merasakan bahwa ini budaya Batak yang selama ini belum diketahui secara benar.
Walaupun sama-sama tinggal di Indonesia, jika dikatakan budaya batak ini seperti apa? Nampaknya jika bukan berasal dari Batak, tidak dapat menjawabnya secara detil. Namun melalui film ini, terasa sekali budaya yang tak dikenal, muncul dan mengalir masuk ke dalam alam pemikiran penontonnya begitu lancarnya, istilah-istilah adat pun beserta pengertiannya digambarkan secara tepat, tanpa menghilangkan unsur humornya.
2. Pesona alam tanah Batak, mendapatkan tempat tersendiri
Siapa yang tak mengenal Danau Toba , tentunya ini merupakan salah satu destinasi wisata yang sangat populer bagi Indonesia.
Danau Toba dalam film Ngeri Ngeri Sedap ini, ditampilkan tidak dengan cara khusus , namun tetap terasa kuat keberadaannya dalam beberapa adegan-adegan mengharukan namun mengena
Namun bukan itu saja, rumah adat yang disorot sewajarnya serta seperti penjelasan selintas mengenai fungsi kain Ulos , itu sangat menarik dan informatif bagi yang bukan berasal dari Batak. Ini membangkitkan rasa ingin tahu yang besar , bagi penonton dengan cara tersendiri.
Ini lengkap juga dengan para pemainnya yang mayoritas berasal dari Batak , tentunya secara emosional membawa rasa tersendiri bagi mereka, sebagaimana disampaikan oleh produser Dipa Andika, beserta harapannya pun agar budaya Batak dikenal oleh masyarakat Indonesia serta internasional.
Film Ngeri Ngeri Sedap , dapat ditonton mulai 2 Juni 2022, dan akan mengajak penonton untuk tertawa dan menangis bersama dengan keluarga Domu.
SINOPSIS:
Pak Domu (Arswendy Bening Swara) dan Mak Domu (Tika Panggabean) yang tinggal bersama Sarma (Gita Bhebhita), ingin sekali tiga anaknya: Domu (Boris Bokir), Gabe (Lolox) dan Sahat (Indra Jegel) yang sudah lama merantau pulang untuk menghadiri acara adat, tetapi mereka menolak pulang karena hubungan mereka tidak harmonis dengan Pak Domu. Pak Domu dan Mak Domu akhirnya berpura-pura bertengkar dan ingin bercerai demi mendapatkan perhatian dari anak-anaknya.