Ini adalah artikel review dari komunitas Cinemags untuk lomba review film Deadpool dan sama sekali tidak mencerminkan pandangan editorial Cinemags. Anda juga bisa ikut serta dalam lomba review film Deadpool di sini.
Setelah menyaksikan Deadpool, saya khawatir yang dikatakan Steven Spielberg bahwa genre film superhero sudah mulai usang dan membosankan, terbukti benar. Setelah mencapai klimaks dengan Captain America: The Winter Soldiers di tahun 2014, perasaan bosan itu mulai muncul setelah menyaksikan Avengers: Age of Ultron dan Ant-Man yang biasa-biasa saja di tahun 2015. Di tahun kemarin, banyak film yang lebih menarik daripada genre superhero (tidak termasuk Star Wars: The Force Awakens yang overrated).
Tahun 2016, seharusnya menjadi tahun pertempuran seru genre film superhero, dengan banyaknya karakter yang bertebaran sepanjang tahun. Sayangnya karakter superhero pembuka di tahun 2016, Deadpool, gagal memberikan nilai lebih.
Jangan salah mengartikan kata gagal itu terlebih dahulu, penekanannya pada kata ‘ nilai lebih’.
Film Deadpool sendiri cukup baik dari sisi genre superhero. Tapi semua yang ada sudah pernah ditampilkan sebelumnya. Humor yang digembar gemborkan, cukup menggelitik, namun sebagian besar seperti acara stand up comedy yang hanya dimengerti oleh penonton lokal Amerika Serikat. Adegan gore-nya ok, tapi kalau tidak salah kita sudah pernah lihat yang punya ‘nilai lebih’ di Kingsman: Secret Service. Kalau ada yang mengatakan bahwa Kingsman tidak masuk dalam genre superhero, ijinkan saya menyebut film lain: Kick-Ass. Selebihnya adalah adegan action biasa yang sudah sering kita lihat di genre film superhero.
Kalau bicara soal cerita, rasanya cukup dangkal. Sebagaimana film superhero origin lainnya, ceritanya ya memang seperti itu, tidak lebih baik juga dari versi origin nya Wolverine yang banyak disebut dangkal.
Bicara soal Wolverine, terus terang saya lebih suka penggambaran Deadpool di film itu. Lebih kelam, lebih gore, lebih keren, apalagi melihat proses sewaktu Wade Wilson diubah menjadi Deadpool oleh William Stryker. Sayang porsinya tidak terlalu banyak. Memang tidak sesuai dengan gambaran komiknya, tapi bukankah semua tergantung pada kreatifitas. Kapan lagi melihat karakter superhero digambarkan sebagai penjahat.
Mungkin ‘nilai lebih’ film Deadpool ada pada adegan Morena Baccarin yang sayangnya kena gunting sensor.