Ini adalah artikel review dari komunitas Cinemags untuk lomba review film Deadpool dan sama sekali tidak mencerminkan pandangan editorial Cinemags. Anda juga bisa ikut serta dalam lomba review film Deadpool di sini.
Note: spoiler alert!
Begitu film dimulai, kesannya seperti film-film khas Marvel yang menghasilkan kisah para superhero yang disukai anak-anak. Tetapi sejak awal film dinarasikan, terlihat pengambilan gambar dan tulisan-tulisan yang muncul terasa mulai mengarah ke bahasa kasar. Begitu masuk film, mulai jelas kerasnya: pukulan bertubi-tubi, tembakan ke arah kepala, cukup banyak tampilan darah, belum lagi obrolan dengan bahasa yang termasuk kasar. Bahkan Deadpool yang merupakan tokoh utamanya pun demikian. Kesan awal tokoh ini memang lucu. Film ternyata dibawa ke alur mundur, ke waktu sebelum Deadpool ada. Kehidupan seorang Wade Wilson, seorang pria yang bekerja mengenyahkan gangguan-gangguan bagi orang yang minta bantuannya. Sampai akhirnya Wade bertemu dengan Vanessa di bar dan hidup bersama. Semua berjalan biasa sampai Wade diketahui mengidap penyakit terminal. Karena penyakitnya inilah Wade menyerahkan diri kepada orang bernama Ajax untuk dicoba disembuhkan. Tetapi yang diperoleh bukannya penyembuhan, tetapi penyiksaan, hingga pada akhirnya, Wade menjadi Deadpool seorang mutan yang dapat menyembuhkan dirinya sendiri dengan cepat.
Deadpool bisa menyembuhkan diri dengan cepat, tetapi sekujur tubuhnya seperti luka bakar. Wajah Wade yang tadinya tampan jadi hancur, sehingga setelah menjadi Deadpool, Wade tidak pernah muncul tanpa topeng. Deadpool berusaha mencari Ajax yang belakangan diketahui bernama lain, yang menghilang pada saat Deadpool lahir di laboratorium. Inti dari film ini lebih pada pencarian Deadpool terhadap Ajax, demi mengembalikan wajahnya seperti semula. Belakangan, diketahui bahwa Ajax pun seorang mutan. Dalam perjalanannya, Deadpool bekerja sama dengan mutan lain, yaitu X-Men Colossus dan Negasonic Teenage Warhead yang sebenarnya menginginkan Deadpool masuk ke komunitas mutan, menjadi superhero sungguhan.
Film ini meskipun membahas tentang superhero, namun tidak seperti X-men, Spiderman atau Batman yang bergurau dengan murni lucu. Di film Deadpool ini, tokoh utama justru cerewet, penuh dengan makian, membunuh lawan dengan tidak banyak pikir, dan berkata-kata kasar, sehingga film ini tidak dianjurkan ditonton oleh anak-anak. Alur cerita termasuk biasa, standar film superhero di mana yang baik akan melawan yang jahat. Deadpool akan terasa bukan tokoh superhero yang benar-benar baik; dia bisa membunuh lawan tanpa rasa. Namun sebagai penonton, rasanya bagaimanapun karakter Deadpool ini, dia tetap diterima sebagai sosok superhero.