Ini adalah artikel review dari komunitas Cinemags untuk lomba review film Deadpool dan sama sekali tidak mencerminkan pandangan editorial Cinemags. Anda juga bisa ikut serta dalam lomba review film Deadpool di sini.
Note: spoiler alert!
Deadpool. Awalnya saya ga kenal siapa tokoh berkostum ketat berwarna merah yang sedikit menyerupai superhero laba-laba yang kita kenal. Karena saya sebenarnya bukanlah penggemar berat film-film superhero. Saya rasa beberapa dari anda juga tidak mengenal si konyol ini sebelumnya. Padahal deadpool sangat terkenal bagi pecinta komik Marvel. Saya mengenal deadpool sejak tahun lalu setelah banyaknya berita tentang film ini. Awalnya saya pikir deadpool adalah sosok superhero seperti superhero lainnya. Tampan, berwibawa, agak nerd dan have a crush on a girl. Tapi ekspektasi saya menguap setelah melihat poster-poster dan teaser trailernya 6 bulan yang lalu. He’s such a bad-ass and fallen superhero!
Saya menonton deadpool kemarin setelah gagal dapetin tiket di hari pertama pemutarannya. Antusiasme menonton deadpool cukup mengagumkan di kota saya. And here’s my opinion about this movie:
Pertama. Film ini mengandung beberapa genre yang sebenarnya agak mustahil dilakukan sebuah film superhero. Ya, seperti judul artikel ini, ini adalah film superhero paket komplit. But, Tim Miller berhasil! Why? Karena dia berhasil membuat saya ngakak, terharu, mengernyit jijik dan kagum dalam waktu yang hampir bersamaan.
Kedua. Ga hanya berhasil menggabungkan beberapa genre, sang sutradara juga berhasil membangun alur cerita klise dan predictable tapi ga membosankan dengan beberapa adegan flashback yang apik dan diceritakan sendiri oleh sang tokoh utama, deadpool (doi jadi naratornya).
Ketiga. Selain jadi narator, Deadpool juga berinteraksi langsung dengan penonton di theater. Ya, deadpool adalah satu-satunya karakter superhero yang narsis alias banci kamera. Dalam beberapa adegan, dia akan ngomong langsung dengan para penonton dan ini jadi salah satu kelebihan film ini dibanding film lainnya.
Keempat. Soundtrack-nya! Lagu-lagu yang dipakai tiap adegan benar-benar mencerminkan sosok deadpool yang petakilan, ceroboh, emosian tapi lucu banget!
Kelima. Jokes receh yang disajikan ga pernah gagal membuat saya terpingkal-pingkal. Beberapa candaan ringan terhadap tokoh atau film lain seperti David Beckham, Liam Neeson, Star Wars, Wolverine, Taken, 127 Hour bahkan IKEA pun mampu membuat saya tertawa. Bahkan, Ryan Reynolds pun disebut-sebut oleh sang tokoh yang diperankan oleh Ryan Reynolds itu sendiri.
Akhir kata, deadpool bukanlah sosok superhero umum karena dia berbeda dan saya mengidolakan si pria berkostum ketat berwarna merah ini. And I guess, you will! Dia adalah bukti bahwa superhero tidak harus tampan, bijaksana, berwibawa dan bla bla bla. Dia menjadi superhero dengan caranya sendiri. So, tontonlah film ini sekarang juga sebelum spoiler-spoiler di dunia maya merusak semua kelucuan yang ada di film ini.
Psst. Jangan keluar theater duluan karena akan ada dua post-credit scene yang bakalan sayang buat dilewatin. 🙂