Review dibuat oleh Mary Rizka
Awal masuk kedalam teater saya memiliki ekspektasi cukup rendah mengenai film ini. Salah satu alasannya karena kekecewaan saya terhadap Fantastic Beast: The Crimes of Grindlewald.
Film Fantastic Beast: The Secrets of Dumbledore produksi Warner Bros ini akan tayang di Indonesia pada tanggal 13 April 2022 dan telah tayang di beberapa negara lain sebelumnya. Film ini menjadi film franchise Wizarding World ke-11 yang akan melengkapi lore dan dunia Harry Potter ciptaan J.K Rowling.
Berbicara mengenai Rowling, seperti kedua film prequel sebelumnya, Rowling kembali sebagai penulis naskah film ini dibantu oleh Steve Kloves yang menulis naskah untuk film-film Harry Potter. Selain itu aktor-aktor kelas A seperti Jude Law, Mads Mikkelsen, Eddie Redmayne, Callum Turner, Ezra Miller, Dan Fogler, Alison Sudol, Katherine Waterston, Poppy Corby-Tuech dan William Nadylam kembali memerankan karakter mereka masing-masing dengan Jessica Williams yang merupakan tambahan pelengkap tim penyihir ini.
Kedekatan Rowling dan Steve Kloves kepada dunia sihir akhirnya terlihat lagi setelah The Crimes of Grindlewald yang membawa penonton di arena roller-coaster kebingungan.
Keduanya lebih serus untuk merapihkan naskah dengan membuka adengan dari Dumbledore (Jude Law) dan Grindelwald (Mads Mikkelsen). Keduanya memiliki percakapan yang cukup menegangkan dan tidak boleh terlewatkan oleh penonton. Dumbledore melakukan kesalahan di masa mudanya, ia sempat ingin melarikan diri dari rumah untuk pergi bersama Grindelwald dan ini telah diceritakan di buku ke-7 Harry Potter. Namun, hanya segelintir kisah kedua penyihir legendaris ini yang diketahui oleh Harry dan kita para penonton atau pembaca.
Film ini menjelaskan bahwa Grindelwald merupakan penyihir yang ingin melawan para Muggle (orang non-sihir) dalam perang antar Penyihir dan Muggle untuk menetapkan siapa dari kedua bangsa ini yang paling kuat dan pantas menduduki dunia. Dumbledore tidak dapat mengalahkan Grindelwald karena dirinya melakukan sumpah darah untuk tidak melawan Grindelwald.
Dumbledore meminta bantuan Newt Scamander (Eddie Redmayne) yang merupakan mantan muridnya di Hogwarts bersama dengan Kakak Newt, Theseus (Callum Turner). Ia juga meminta Eulalie ‘Lallie’ Hicks untuk menjemput seorang muggle dan sahabat Newt, Jacob Kowalski (Dan Fogler). Yusuf Kama (William Nadylam) juga masuk kedalam tim ini untuk memata-matai Grindelwald.
Newt sendiri sebenarnya harus membawa seekor bayi Qilin yang dapat melihat jiwa seseorang dan masa depan. Hewan ini akan menjadi kunci bagaimana Grindlewald dapat melancarkan aksinya untuk memberikan pengaruh kepada para pemimpin dan bangsa penyihir.
Fantastic Beast selama ini seperti sebuah film seri fantasi yang harus berjuang ditengah-tengah iklim film superhero. Salah satu tantangan film ini adalah menarik penonton baru yang belum tersentuh Harry Potter ataupun membaca bukunya dan memuaskan para penggemar lama yang memahami cerita Potter sejak lama. Film ini berhasil melegakan haus para penggemar yang merindukan cerita dari dunia sihir, tetapi tantangan selama produksi juga membuat para penggemar khawatir.
Mads Mikkelsen harus menghadapi sebuah proyek yang telah ditinggalkan oleh Johnny Depp sebagai Grindlewald di film sebelumnya (Depp keluar akibat keputusan studio untuk menggantikannya). Depp sebenarnya telah memberikan performa dan penampilan terbaiknya sebagai penyihir gelap itu, tetapi dirinya sangat mencolok dan akhirnya meninggalkan kesan terlalu kuat di franchise ini. Mikkelsen seperti membawa solusi untuk memadukan karakter Grindelwald dengan gayanya dan terkesan lebih cocok untuk memandu franchise ini bersama Dumbledore – Jude Law.
Jude Law sendiri menjadikan Dumbledore sebagai peran miliknya. Saya dapat melihat bagaimana Dumbledore di film ini akan berkembang menjadi Dumbledore yang kita lihat di film Harry Potter. Pembawaannya sebagai Dumbldore dan karisma yang ia bawa membuat karakter ini manjadi semakin familiar dari pada penampilannya di film sebelumnya. Ini bisa dikatakan salah satu karakter terbaik yang ia mainkan di dalam karirnya sebagai aktor.
Eddie Redmayne dan Callum Turner, sepasang kakak beradik dengan dinamika yang begitu menghibur. Keduanya juga dibantu dengan visual para hewan sihir yang tentunya tidak kalah menarik dan membuat penonton terpingkal-pingkal.
Jessica Willliams meninggalkan bekas bahwa dirinya tidak boleh diremekan sebagai karakter baru di tim fantastic beast ini. Williams begitu menawan dan penuh karisma setiap dialog yang ia tawarkan begitu jenaka. Ezra Miller memiliki peran yang sedikit namun penting untuk pengembangan karakter Dumbledore dan film ini akan menjawab semua pertanyaan mengenai Aurelius Dumbledore.
Dan Fogler kembali juga menunjukan dirinya sebagai seorang muggle yang istimewa, dirinya dan Queenie (Alison Sudol) juga menawarkan hubungan romansa yang manis dan sekaligus tragis.
Berbicara mengenai romansa tragis Dumbledore dan Grindelwald memang memiliki hubungan romansa di masa remaja mereka. Rowling menyatakan bahwa Dumbledore jatuh hati pada Grindelwald yang begitu berkarisma.
Film ini menunjukan adanya sejarah diantara keduanya dan mungkin menjadi salah satu representasi komunitas LGBT+ yang cukup baik di sinema. Sayangnya sekali lagi perihal J.K Rowling yang memiliki pendapat tidak baik kepada komunitas trans gender juga dapat membuat para penonton tidak ingin mendukung film ini. saya berharap karakter Dumbledore dengan dinamika menarik dengan Grindelwald ini dapat ditunjukan dengan lebih serius oleh penulis naskah di film selanjutnya.
Terlepas dari semua isu ini film ini adalah film yang sangat menghibur dan dapat ditonton bersama keluarga. Salah satu rekomendasi saya sebelum menonton adalah marathon film Harry Potter dan Fatastic Beast lainnya untuk memberi penyegar konflik Dumbledore dan Grindlewald ini.
Editor Nuty Laraswaty