Blink Twice
Zoë Kravitz memulai debut penyutradaraannya
Film ini mengumpulkan para pemeran bertabur bintang : Channing Tatum , Alia Shawkat, Christian Slater, Adria Arjona, Simon Rex, Haley Joel Osment, Geena Davis, dan Kyle MacLachlan
Ini adalah film thriller mengerikan tentang kekuasaan, pengkhianatan, dan hasrat yang pasti akan membuat penonton bingung, namun tetap tersenyum
Review Blink Twice
Channing Tatum (Magic Mike) akan menjalani visi Zoe Kravitz tentang nafsu dan tipu daya menjadi nyata.
Frida (Ackie),menerima undangan dari pengusaha kaya raya ke pulau pribadinya. Frida mau tidak mau menurutinya.
Namun, ketika keadaan mulai menjadi aneh, saat Jess menghilang, Frida merasa malu saat menyadari bahwa sepertinya tidak ada orang lain yang mengingat keberadaannya di sana.
Tapi siapa yang bisa melupakan si pemarah yang berbintik-bintik itu, tipe teman yang selalu membawa korek api saat Anda membutuhkannya?
Saat Frida semakin curiga, penyelidikannya akan membawanya ke aliansi yang mengejutkan, konspirasi gelap, yang menyayat hati.
Melalui perjalanan dari sudut pandang Frida ini , penonton dibuat bertanya-tanya apakah Frida akan selamat.
Film ini mengandung banyak unsur kekerasan berdarah
Namun jika diamati secara metaphora, bukankah konspirasi gelap pada dasrnya memang akan melibatkan banyak hal-hal kekerasan?
Darah pun sebagai simbol bahwa manusia pada dasarnya menginginkan sesuatu yang pasti dan esensial sebagai jati diri mereka.
Kesadaran Frida seolah membangkitkan pula pesan yang ingin disampaikan oleh Zoë Kravitz , apakah melupakan itu lebih baik dari pada mengingat? bagaimana jika melupakan memang dapat membuat martabat manusia menjadi lebih naik?
Padahal sebenarnya perbuatannya penuh dengan kejahatan dan kekejaman.
Namun demikian Cinemags menemukan twist yang diberikan pada akhir film, serta penentuan yang baik akan selalu menang.
Menandakan Zoë Kravitz masih mengharapkan dan mempercayai sistem kemasayarakatan dan pola kemanusiaan yang saat ini berlaku
Sebaiknya tetap merupakan landasan dan kemudian ini menjadi sindiran pula akan pepatah yang menyebutkan
Di Balik Kekuasaan Lelaki, Ada Sosok Perempuan di Belakangnya