Ernest Prakasa bicara blak-blak an kali ini soal film terbarunya Teka Teki Tika yang direncanakan akan tayang akhir bulan Desember ini.
Hal ini dibeberkan saat konferensi pers pemutaran trailer panjang film tersebut , disampaikan secara langsung bahwa film ini merupakan sebuah film yang bercerita mengenai drama keluarga yang menunjukkan sisi berbeda darinya.
Pada saat mengerjakan Teka Teki Tika, diakui oleh Ernest Prakarsa bahwa film ini lahir secara tidak sengaja ketika sedang berada di dalam tekanan stress pandemi . Pada waktu itu mungkin ada jiwa manusiawi dan ingin mempunyai semangat untuk break free atau mencium aroma kebebasan. Saat duduk dan menulis skenario lagi mood-nya berubah dan ia ingin bebas mengekspresikan dengan cara yang berbeda. Dari situ muncul ide untuk membuat sesuatu yang baru yang bukan sesuai pakem yang selama ini biasa ia kerjakan.
Trailer panjang kali ini memang lebih menggambarkan banyaknya konflik yang akan ditampilkan sepanjang film
Pada trailer memang terlihat Sheila Dara menampilkan sosok misterius yang menggoncang rumah tangga yang nampaknya harmonis , namun di sisi lain terlihat pula adanya kepentingan mendesak terkait bisnis yang dijalankan oleh Budiman (diperankan oleh Ferry Salim) dan Sherly (Jenny Zhang), berupa ancaman kredit macet.
Alasan pemilihan Sheila Dara sendiri dikarenakan Ernest Prakarsa melihat Sheila Dara sebagai sosok natural, believable, bisa menyampaikan karakter dengan baik selain itu juga mempunyai range yang juga ternyata cukup luas. Di samping itu, Sheila Dara mempunyai kemauan belajar yang tinggi, attitude yang bagus, sehingga layak untuk dijadikan motor dalam film ini
Selain Sheila Dara, terdapat pula pemain lainnya seperti Morgan Oey, Dion Wiyoko, Ferry Salim, Eriska Rein, Jenny Zhang, dan Tansri Kemala
Menjawab pertanyaan Cinemags, Ernest menyampaikan betapa ia menantikan komentar dari penonton yang menyaksikan pertama kali pemutaran film ini di bioskop , melalui event JAFF yang pemutarannya dilakukan dua kali. Ia juga menyampaikan baru dapat hadir di event tersebut pada pemutaran kedua. Lebih lanjut juga disampaikan bahwa dalam proses penulisan dan syuting, semua hadir dari dalam dirinya serta tidak mendapat pengaruh atau referensi dari manapun.
Terkait akan kehebohan netizen yang menyampaikan bahwa film ini seakan menyerupai film Knives Out , Ernest pun menyampaikan ini tidaklah menyerupai sama sekali, bahkan film ini merupakan gambaran akan kegelisahan hatinya pada kondisi Indonesia maa kini , yaitu korupsi khususnya penggelapan dana bansos yang terjadi beberapa waktu lalu.
Senada dengan pernyataan Ernest tersebut, rekasi penonton film Teka Teki Tika di JAFF pun seakan mengiyakan, terlihat dengan munculnya beberapa komentar yang menyatakan tiada sama sekali kemiripan antara film Teka Teki Tika dengan Knives Out. (cinemags)