JAKARTA, 10 MARET 2021
Presiden Joko Widodo menerima dan menyambut baik permintaan para pelaku industri film
untuk menyelamatkan industri film dari hulu sampai hilir yang terkena dampak yang sangat
besar akibat pandemi yang sudah berlangsung selama satu tahun ini yang menyebabkan
beberapa di antaranya tumbang dan selebihnya segera menyusul jika tidak segera mendapatkan
pertolongan.
Para pelaku industri film yang terdiri dari produser film, sutradara, aktor, pemilik bioskop, dan
pengurus asosiasi serta Badan Perfilman Indonesia mengajukan 5 permintaan ke pemerintah,
yaitu: Stimulus untuk distribusi film lewat dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan
mekanisme yang transparan, kampanye “Kembali Menonton di Bioskop” berkoordinasi dengan
Kementrian Kesehatan dan Satgas Covid-19 untuk menghilangkan stigma negatif menonton
bioskop di kala pandemi, keringanan pajak hiburan atas bisnis film Indonesia, langkah cepat,
nyata, dan tegas memberantas pembajakan film, dan percepatan vaksinasi bagi para pekerja
industri film.
Presiden Joko Widodo meminta langkah konkret pemetaan stimulus dan rancangan
penyebarannya yang dapat dipertanggungjawabkan. Presiden menyatakan akan segera
berkoordinasi dengan kementerian-kementerian terkait untuk menyusun paket stimulus seraya
terus berkomunikasi dengan pelaku industri seiring dengan usaha penanggulangan Covid-19,
vaksinasi, dan pemulihan ekonomi nasional.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno yang juga hadir pada kesempatan tersebut
mengatakan bahwa kementriannya akan melakukan sertifikasi CHSE (singkatan dari Cleanliness
(kebersihan), Health (kesehatan), Safety (keselamatan) and Environmental sustainability
(pelestarian lingkungan) (CHSE)) untuk bioskop seperti yang dilakukan di sektor pariwisata
lainnya untuk meyakinkan penonton. Pemerintah Pusat juga akan berkoordinasi dengan
Pemerintah Daerah untuk mulai melakukan pembukaan bioskop-bioskop di area kuning yang
belum dibuka.
Untuk menangani pembajakan, Presiden Joko Widodo akan segera membuat satuan kerja yang
merupakan gabungan antara Kepolisian Republik Indonesia, Kementrian Komunikasi dan
Informatika, dan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Untuk vaksinasi, Menteri Sandiaga Uno sedang dilakukan pendataan hingga 14 Maret 2021
berkoordinasi dengan Badan Pefilman Indonesia (BPI) dan vaksinasi bisa dimulai mulai awal April
2021.
“Segenap pekerja film berterima kasih atas respon cepat Bapak Presiden, Menparekraf, dan
jajaran Kabinet Indonesia Maju. Semoga setiap langkah konkret koordinasi pemerintah pusat,
daerah, dan pelaku industri akan mengembalikan film Indonesia kembali berjaya di bioskop dan
menempati hati penonton tercintanya. Bagi kami film Indonesia adalah bakti kami untuk negeri
dan kami siap bekerjasama serta menyiapkan langkah konkret dan strategi yang matang bersama
pemerintah.”, kata Chand Parwez selaku ketua Badan Perfilman Indonesia.
Industri perfilman Indonesia yang sebelum pandemi menduduki peringkat sepuluh dunia sebagai
pasar film terbesar di dunia dengan nilai sebesar 500 juta dollar AS di akhir tahun 2019,
menderita penurunan sebesar 97 persen di kala pandemi sepanjang tahun 2020.
Sejak dibukanya Daftar Negatif Investasi di bidang perfilman di tahun 2016, perfilman Indonesia
memasuki era baru dengan jumlah penonton yang terus meningkat dari tahun ke tahun, dengan
pertumbuhan sebesar 20 persen per tahun selama 4 tahun terakhir sebelum pandemi. Industri
Perfilman Indonesia adalah industri yang menopang perekonomian Indonesia secara signifikan
dengan lebih dari 50.000 tenaga kerja di subsektor film, animasi, video di tahun 2019, dan lebih
dari 2.500 jumlah usaha. Kontribusi industri film Indonesia ke GDP sebesar 15 triliun di tahun
2019.
Bioskop yang berkontribusi atas 90 persen sumber pendapatan distribusi film Indonesia
semenjak Maret 2020 telah ditutup sementara dan hingga saat ini masih terdapat lebih dari 50
persen lokasi bioskop di tanah air yang belum diizinkan untuk beroperasi kembali. Hal ini tentu
menimbulkan stigma negatif di mata masyarakat untuk kembali menonton di bioskop saat sudah
diberlakukan pelonggaran atas pembatasan tempat-tempat umum seperti restoran dan tempat
rekreasi lainnya.
Berbagai studi internasional menunjukkan bahwa sampai saat ini bioskop dianggap relatif aman
untuk dikunjungi karena para pelaku usaha bioskop melakukan protokol kesehatan.
Jade Flinn, anggota fakultas dari John Hopkins Medicine menyatakan, “Semua orang menghadap
arah yang sama, hal tesebut membantu mengurangi penyebaran virus COVID-19”. Pernyataan
serupa juga dikeluarkan oleh Profesor Budi Haryanto, Ketua Satgas Pengendalian Covid-19 dari
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), yang menerangkan, “Sebenarnya risiko
penyebaran dalam bioskop lebih kecil kalau dibandingkan dengan restoran. Kita tahu, sampai
sekarang tidak banyak yang menunjukkan terjadinya kluster baru dari restoran.”
Di samping itu, sistem sirkulasi dan ventilasi udara di bioskop telah didesain sedemikian rupa
untuk tetap memasukkan udara segar ke dalam ruangan bioskop. Terlebih lagi, bioskop telah
dilengkapi dengan sistem sirkulasi canggih seperti HEPA filter seperti di pesawat udara dan
sebagian bioskop bahkan dilengkapi dengan sistem disinfeksi UV-C light untuk semakin
membersihkan udara di lingkungan bioskop.
Presiden Joko Widodo menerima dan menyambut baik permintaan para pelaku industri film
untuk menyelamatkan industri film dari hulu sampai hilir yang terkena dampak yang sangat
besar akibat pandemi yang sudah berlangsung selama satu tahun ini yang menyebabkan
beberapa di antaranya tumbang dan selebihnya segera menyusul jika tidak segera mendapatkan
pertolongan.
Para pelaku industri film yang terdiri dari produser film, sutradara, aktor, pemilik bioskop, dan
pengurus asosiasi serta Badan Perfilman Indonesia mengajukan 5 permintaan ke pemerintah,
yaitu: Stimulus untuk distribusi film lewat dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan
mekanisme yang transparan, kampanye “Kembali Menonton di Bioskop” berkoordinasi dengan
Kementrian Kesehatan dan Satgas Covid-19 untuk menghilangkan stigma negatif menonton
bioskop di kala pandemi, keringanan pajak hiburan atas bisnis film Indonesia, langkah cepat,
nyata, dan tegas memberantas pembajakan film, dan percepatan vaksinasi bagi para pekerja
industri film.
Presiden Joko Widodo meminta langkah konkret pemetaan stimulus dan rancangan
penyebarannya yang dapat dipertanggungjawabkan. Presiden menyatakan akan segera
berkoordinasi dengan kementerian-kementerian terkait untuk menyusun paket stimulus seraya
terus berkomunikasi dengan pelaku industri seiring dengan usaha penanggulangan Covid-19,
vaksinasi, dan pemulihan ekonomi nasional.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno yang juga hadir pada kesempatan tersebut
mengatakan bahwa kementriannya akan melakukan sertifikasi CHSE (singkatan dari Cleanliness
(kebersihan), Health (kesehatan), Safety (keselamatan) and Environmental sustainability
(pelestarian lingkungan) (CHSE)) untuk bioskop seperti yang dilakukan di sektor pariwisata
lainnya untuk meyakinkan penonton. Pemerintah Pusat juga akan berkoordinasi dengan
Pemerintah Daerah untuk mulai melakukan pembukaan bioskop-bioskop di area kuning yang
belum dibuka.
Untuk menangani pembajakan, Presiden Joko Widodo akan segera membuat satuan kerja yang
merupakan gabungan antara Kepolisian Republik Indonesia, Kementrian Komunikasi dan
Informatika, dan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Untuk vaksinasi, Menteri Sandiaga Uno sedang dilakukan pendataan hingga 14 Maret 2021
berkoordinasi dengan Badan Pefilman Indonesia (BPI) dan vaksinasi bisa dimulai mulai awal April
2021.
“Segenap pekerja film berterima kasih atas respon cepat Bapak Presiden, Menparekraf, dan
jajaran Kabinet Indonesia Maju. Semoga setiap langkah konkret koordinasi pemerintah pusat,
daerah, dan pelaku industri akan mengembalikan film Indonesia kembali berjaya di bioskop dan
menempati hati penonton tercintanya. Bagi kami film Indonesia adalah bakti kami untuk negeri
dan kami siap bekerjasama serta menyiapkan langkah konkret dan strategi yang matang bersama
pemerintah.”, kata Chand Parwez selaku ketua Badan Perfilman Indonesia.
Industri perfilman Indonesia yang sebelum pandemi menduduki peringkat sepuluh dunia sebagai
pasar film terbesar di dunia dengan nilai sebesar 500 juta dollar AS di akhir tahun 2019,
menderita penurunan sebesar 97 persen di kala pandemi sepanjang tahun 2020.
Sejak dibukanya Daftar Negatif Investasi di bidang perfilman di tahun 2016, perfilman Indonesia
memasuki era baru dengan jumlah penonton yang terus meningkat dari tahun ke tahun, dengan
pertumbuhan sebesar 20 persen per tahun selama 4 tahun terakhir sebelum pandemi. Industri
Perfilman Indonesia adalah industri yang menopang perekonomian Indonesia secara signifikan
dengan lebih dari 50.000 tenaga kerja di subsektor film, animasi, video di tahun 2019, dan lebih
dari 2.500 jumlah usaha. Kontribusi industri film Indonesia ke GDP sebesar 15 triliun di tahun
2019.
Bioskop yang berkontribusi atas 90 persen sumber pendapatan distribusi film Indonesia
semenjak Maret 2020 telah ditutup sementara dan hingga saat ini masih terdapat lebih dari 50
persen lokasi bioskop di tanah air yang belum diizinkan untuk beroperasi kembali. Hal ini tentu
menimbulkan stigma negatif di mata masyarakat untuk kembali menonton di bioskop saat sudah
diberlakukan pelonggaran atas pembatasan tempat-tempat umum seperti restoran dan tempat
rekreasi lainnya.
Berbagai studi internasional menunjukkan bahwa sampai saat ini bioskop dianggap relatif aman
untuk dikunjungi karena para pelaku usaha bioskop melakukan protokol kesehatan.
Jade Flinn, anggota fakultas dari John Hopkins Medicine menyatakan, “Semua orang menghadap
arah yang sama, hal tesebut membantu mengurangi penyebaran virus COVID-19”. Pernyataan
serupa juga dikeluarkan oleh Profesor Budi Haryanto, Ketua Satgas Pengendalian Covid-19 dari
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), yang menerangkan, “Sebenarnya risiko
penyebaran dalam bioskop lebih kecil kalau dibandingkan dengan restoran. Kita tahu, sampai
sekarang tidak banyak yang menunjukkan terjadinya kluster baru dari restoran.”
Di samping itu, sistem sirkulasi dan ventilasi udara di bioskop telah didesain sedemikian rupa
untuk tetap memasukkan udara segar ke dalam ruangan bioskop. Terlebih lagi, bioskop telah
dilengkapi dengan sistem sirkulasi canggih seperti HEPA filter seperti di pesawat udara dan
sebagian bioskop bahkan dilengkapi dengan sistem disinfeksi UV-C light untuk semakin
membersihkan udara di lingkungan bioskop.
Presiden Joko Widodo menerima dan menyambut baik permintaan para pelaku industri film
untuk menyelamatkan industri film dari hulu sampai hilir yang terkena dampak yang sangat
besar akibat pandemi yang sudah berlangsung selama satu tahun ini yang menyebabkan
beberapa di antaranya tumbang dan selebihnya segera menyusul jika tidak segera mendapatkan
pertolongan.
Para pelaku industri film yang terdiri dari produser film, sutradara, aktor, pemilik bioskop, dan
pengurus asosiasi serta Badan Perfilman Indonesia mengajukan 5 permintaan ke pemerintah,
yaitu: Stimulus untuk distribusi film lewat dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan
mekanisme yang transparan, kampanye “Kembali Menonton di Bioskop” berkoordinasi dengan
Kementrian Kesehatan dan Satgas Covid-19 untuk menghilangkan stigma negatif menonton
bioskop di kala pandemi, keringanan pajak hiburan atas bisnis film Indonesia, langkah cepat,
nyata, dan tegas memberantas pembajakan film, dan percepatan vaksinasi bagi para pekerja
industri film.
Presiden Joko Widodo meminta langkah konkret pemetaan stimulus dan rancangan
penyebarannya yang dapat dipertanggungjawabkan. Presiden menyatakan akan segera
berkoordinasi dengan kementerian-kementerian terkait untuk menyusun paket stimulus seraya
terus berkomunikasi dengan pelaku industri seiring dengan usaha penanggulangan Covid-19,
vaksinasi, dan pemulihan ekonomi nasional.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno yang juga hadir pada kesempatan tersebut
mengatakan bahwa kementriannya akan melakukan sertifikasi CHSE (singkatan dari Cleanliness
(kebersihan), Health (kesehatan), Safety (keselamatan) and Environmental sustainability
(pelestarian lingkungan) (CHSE)) untuk bioskop seperti yang dilakukan di sektor pariwisata
lainnya untuk meyakinkan penonton. Pemerintah Pusat juga akan berkoordinasi dengan
Pemerintah Daerah untuk mulai melakukan pembukaan bioskop-bioskop di area kuning yang
belum dibuka.
Untuk menangani pembajakan, Presiden Joko Widodo akan segera membuat satuan kerja yang
merupakan gabungan antara Kepolisian Republik Indonesia, Kementrian Komunikasi dan
Informatika, dan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Untuk vaksinasi, Menteri Sandiaga Uno sedang dilakukan pendataan hingga 14 Maret 2021
berkoordinasi dengan Badan Pefilman Indonesia (BPI) dan vaksinasi bisa dimulai mulai awal April
2021.
“Segenap pekerja film berterima kasih atas respon cepat Bapak Presiden, Menparekraf, dan
jajaran Kabinet Indonesia Maju. Semoga setiap langkah konkret koordinasi pemerintah pusat,
daerah, dan pelaku industri akan mengembalikan film Indonesia kembali berjaya di bioskop dan
menempati hati penonton tercintanya. Bagi kami film Indonesia adalah bakti kami untuk negeri
dan kami siap bekerjasama serta menyiapkan langkah konkret dan strategi yang matang bersama
pemerintah.”, kata Chand Parwez selaku ketua Badan Perfilman Indonesia.
Industri perfilman Indonesia yang sebelum pandemi menduduki peringkat sepuluh dunia sebagai
pasar film terbesar di dunia dengan nilai sebesar 500 juta dollar AS di akhir tahun 2019,
menderita penurunan sebesar 97 persen di kala pandemi sepanjang tahun 2020.
Sejak dibukanya Daftar Negatif Investasi di bidang perfilman di tahun 2016, perfilman Indonesia
memasuki era baru dengan jumlah penonton yang terus meningkat dari tahun ke tahun, dengan
pertumbuhan sebesar 20 persen per tahun selama 4 tahun terakhir sebelum pandemi. Industri
Perfilman Indonesia adalah industri yang menopang perekonomian Indonesia secara signifikan
dengan lebih dari 50.000 tenaga kerja di subsektor film, animasi, video di tahun 2019, dan lebih
dari 2.500 jumlah usaha. Kontribusi industri film Indonesia ke GDP sebesar 15 triliun di tahun
2019.
Bioskop yang berkontribusi atas 90 persen sumber pendapatan distribusi film Indonesia
semenjak Maret 2020 telah ditutup sementara dan hingga saat ini masih terdapat lebih dari 50
persen lokasi bioskop di tanah air yang belum diizinkan untuk beroperasi kembali. Hal ini tentu
menimbulkan stigma negatif di mata masyarakat untuk kembali menonton di bioskop saat sudah
diberlakukan pelonggaran atas pembatasan tempat-tempat umum seperti restoran dan tempat
rekreasi lainnya.
Berbagai studi internasional menunjukkan bahwa sampai saat ini bioskop dianggap relatif aman
untuk dikunjungi karena para pelaku usaha bioskop melakukan protokol kesehatan.
Jade Flinn, anggota fakultas dari John Hopkins Medicine menyatakan, “Semua orang menghadap
arah yang sama, hal tesebut membantu mengurangi penyebaran virus COVID-19”. Pernyataan
serupa juga dikeluarkan oleh Profesor Budi Haryanto, Ketua Satgas Pengendalian Covid-19 dari
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), yang menerangkan, “Sebenarnya risiko
penyebaran dalam bioskop lebih kecil kalau dibandingkan dengan restoran. Kita tahu, sampai
sekarang tidak banyak yang menunjukkan terjadinya kluster baru dari restoran.”
Di samping itu, sistem sirkulasi dan ventilasi udara di bioskop telah didesain sedemikian rupa
untuk tetap memasukkan udara segar ke dalam ruangan bioskop. Terlebih lagi, bioskop telah
dilengkapi dengan sistem sirkulasi canggih seperti HEPA filter seperti di pesawat udara dan
sebagian bioskop bahkan dilengkapi dengan sistem disinfeksi UV-C light untuk semakin
membersihkan udara di lingkungan bioskop.
Dampak pandemi bagi pekerja film juga sangat besar. Tahun 2019 terdapat 129 judul film
nasional yang dirilis di bioskop dengan total penonton film nasional sebesar 52 juta orang. Ini
berarti satu judul film ditonton oleh kurang lebih 400 ribu penonton. Dibandingkan dengan
kondisi selama Pandemi, data per akhir Februari 2021 menunjukkan terdapat 9 judul film
nasional yang dirilis di bioskop dengan total penonton hanya sekitar 400 ribu orang.
Kerugian penerimaan pajak dari penonton bioskop saja mencapai 1,5 triliun dan pendapatan
tidak langsung bioskop 1,2 triliun. Adanya platform distribusi secara streaming pun belum dapat
menopang industri dan nilai pembelian film yang belum dapat menutup biaya produksi,
terutama untuk film dengan bujet besar.
“Film bukan hanya merupakan komoditas hiburan, tapi juga membawa wajah Indonesia ke dunia
internasional. Secara potensi, industri film Indonesia dengan keberagaman budaya dan jumlah
penduduk Indonesia sebagai pasar utama sangatlah besar dan karenanya sangat layak untuk
diselamatkan.” kata Shanty Harmayn, produser film Indonesia.
View this post on Instagram