Mengenai “Beranak Dalam Kubur”
www.indonesiakaya.com dan BOOW Live kembali mempersembahkan salah satu program andalannya di kanal YouTube IndonesiaKaya yaitu #MusikalDiRumahAja.
Episode terbaru dari program yang senantiasa menghadirkan cerita rakyat maupun legenda urban dari berbagai
wilayah di Indonesia dan melibatkan beragam sutradara teater, sutradara film, sinematografer, penata
musik, serta aktor, aktris dan penari Indonesia.
Kali ini salah satunya mengangkat cerita orisinal “Beranak Dalam Kubur” yang terbagi dalam 3 episode dan dapat disaksikan mulai 6, 7 dan 8 November 2023 pukul 19.00 WIB.
“Dalam episode terbaru #MusikalDiRumahAja: Beranak Dalam Kubur, kami berkolaborasi dengan kelompok sandiwara legendaris, Miss Tjitjih yang selama hampir satu abad telah malang melintang di atas panggung seni pertunjukan dan menghibur para penikmat seni dari masa ke masa.
Kelompok yang senantiasa menghadirkan cerita dengan tema yang beragam ini, juga banyak menuliskan dan
mementaskan kisah yang diadaptasi dalam bentuk film seperti, ‘Beranak Dalam Kubur’, ‘Si Manis Jembatan Ancol’, dan masih banyak lagi.
Produksi ini juga merupakan bentuk apresiasi kami kepada Kelompok Sandiwara Sunda Miss Tjitjih atas kerja sama yang luar biasa, kreativitas tak terbatas, dan dedikasi yang luar biasa dalam menghadirkan tema cerita yang begitu beragam kepada Indonesia.
Semoga produksi terbaru ini terus mengalir sebagai sumber inspirasi bagi semua generasi,” ujar
Renitasari Adrian, Program Director www.indonesiakaya.com.
Kelompok Sandiwara Sunda Miss Tjitjih merupakan kelompok sandiwara asal Sumedang, Jawa Barat.
Didirikan sejak 1928, Miss Tjitjih kerap menghadirkan tema cerita yang beragam seperti cerita rakyat, cerita perjuangan, roman, komedi, sampai, horror.
Dalam 95 tahun perjalanannya di dunia seni pertunjukan, banyak kisah sandiwara Miss Tjitjih yang diadaptasi dalam bentuk film. #MusikalDiRumahAja:
Sinopsis Beranak Dalam Kubur
Beranak Dalam Kubur ditulis kembali oleh Titien Wattimena dan Deliesza Tamara, mengisahkan tentang seorang wanita bernama Ratnasi yang menikahi seorang anak raja, Jaying Pati.
Hidup Ratnasi berakhir tragis. Cerita orisinal “Beranak Dalam Kubur” sendiri merupakan kisah yang ditulis dan dipentaskan dalam format teater pertama kalinya oleh Kelompok Sandiwara Sunda Miss Tjitjih sekitar tahun 1960-an.
Para anggota dari Kelompok Sandiwara Sunda Miss Tjitjih juga ikut berperan dalam episode terbaru dari #MusikalDiRumahAja ini.
Elly Herawati dari Kelompok Sandiwara Sunda Miss Tjitjih mengungkapkan,
”Berkolaborasi bersama www.indonesiakaya.com dan BOOW Live dalam menghadirkan episode terbaru dari #MusikalDiRumahAja menjadi sebuah pengalaman yang amat mengharukan, karena di usia kami yang hampir 1 abad, kami masih terus berkarya dan hadir ke hadapan para penikmat seni.
Kolaborasi ini juga merupakan salah satu upaya yang kami lakukan untuk dapat menjangkau penikmat seni dari berbagai daerah, dan menjadi wadah bagi kami untuk untuk berkreasi dan menuangkan kreativitas dengan
format yang baru.
Semoga penampilan kami dalam #MusikalDiRumahAja dapat meregenerasi pecinta teater. Berangkat dari cerita orisinal yang ada, kami berharap penikmat seni dapat lebih mendalami akar dari urban legend yang terus berkembang dari masa ke masa dengan format kekinian.”
Bayu Pontiagust selaku produser BOOW Live dan sutradara (film & teater) mengatakan,
“Episode terbaru #MusikalDiRumahAja: Beranak Dalam Kubur ini merupakan sebuah perjalanan produksi yang
luar biasa karena berkesempatan untuk bekerja bersama Kelompok Sandiwara Sunda Miss Tjitjih yang
telah memberikan pengaruh terbesar dalam dunia seni pertunjukan.
Dalam proses produksi ini, kami memastikan bahwa esensi dan keindahan cerita orisinal Beranak Dalam Kubur yang diangkat dari sandiwara panggung Miss Tjitjih tetap terjaga dalam setiap adegan.
Kami memahami dan menghormati warisan seni pertunjukan mereka dan berusaha untuk menjadikannya relevan sehingga menarik bagi penonton saat ini.
Kami berharap bahwa produksi ini akan menginspirasi dan menghibur penonton serta menjadikan warisan seni pertunjukan Miss Tjitjih terus hidup dalam bentuk baru.”