Pada acara akbar IdeaFest yang berlangsung di Jakarta Convention Center, Netflix menghadirkan perbincangan
menarik dari para sineas mengenai masa kini dan masa depan film Indonesia.
Dalam kolaborasi dengan IdeaFest 2022, sutradara ternama Joko Anwar dan Kamila Andini bertukar pikiran bersama CEO Screenplay Films Wicky V. Olindo dan Rusli Eddy selaku Content Lead Netflix untuk Indonesia dalam sesi Netflix On the Scene yang bertema “The Present and Future of Film in Indonesia”. Aktris dan
jurnalis Marissa Anita berperan menjadi moderator
Diskusi berfokus pada bagaimana industri film Indonesia mencatat prestasi dengan meraih angka jutaan penonton di tengah pandemi COVID-19 dan konten lokal yang semakin disambut dengan hangat oleh para penikmat film di Indonesia dan dunia. Ini memantik rasa optimis tersendiri bagi para pelaku industri kreatif untuk
menyambut tahun 2023 dan menghadirkan lebih banyak film berkualitas dan pilihan yang semakin beragam, termasuk menyajikan konten Indonesia kepada penonton global melalui Netflix.
Menyambut pembahasan tentang bagaimana pandemi mengubah kebiasaan orang menonton film, Joko Anwar yang tengah menggarap antologi serial science fiction Nightmares and Daydreams untuk Netflix menyatakan, “Kehadiran streaming platform memberikan harapan bagi filmmakers untuk bisa membuat film dengan tema-tema yang dipandang tidak terlalu safe untuk bioskop, sehingga memungkinkan kami untuk mengeksplorasi berbagai cerita dan genre, seperti science fiction.” Dapat dilihat juga penyampaiannya melalui video ini
Pembahasannya berlangsung sangat menarik, hingga saat isyu seputar jam kerja bagi para pekerja film pun sempat ditanyakan, termasuk juga mengenai lingkungan kerja yang nyaman. Isyu ini juga sempat dibahas dalam Webinar Series Festival Film Wartawan ke XII , Perlindungan Hukum bagi Pekerja Film, sehingga sangat menarik saat isyu inipun mulai kembali diungkapkan pada sesi ini. Mengingat tentunya ini dapat dikatakan hal ini dapat menjadi momentum penting untuk Film Indonesia kedepannya
Rusli Eddy menekankan bahwa Netflix memang sangat memperhatikan akan Culture Working Environment, termasuk juga perihal korupsi. Sedari awal , mulai dari sebelum dan saat proses produksi telah dilakukan sosialisasi untuk hal-hal apa saja yang diperlukan untuk menciptakan kondisi kerja yang kondusif. tidak hanya dari jam kerja namun juga saat di lokasi syuting ada rasa saling harga menghargai . Ada kewajiban bagi team produksi baik dari sutradara, kru sampai talent untuk ikut , dan ini tidak hanya menyangkut masalah seksual harassment namun juga menghargai semua lini
Kamila Andini yang baru saja merampungkan produksi serial Gadis Kretek hasil adaptasi dari novel karya Ratih Kumala , adapun , Wicky V. Olindo merupakan produser film The Big 4 garapan sutradara Timo Tjahjanto yang akan tayang di Netflix pada 15 Desember mendatang.
Baca juga :The Big 4, Film Komedi-Laga Pertama Timo Tjahjanto
Sebagai penutup , Film Indonesia diharapkan dapat menjadi tuan rumah di negara sendiri , sebagaimana kesuksesan yang tercatat kemarin pada film KKN di Desa Penari , terulang kembali dengan tentunya tetap memperhatikan bagaimana sinematografi dan segala aspek terkait mengikuti alur internasional, agar mudah pula diterima oleh masyarakat internasional.
Semoga kerjasama para sineas dengan platform Netflix , sebagai salah satunya, merupakan titik awal dari kebangkitan industri Film Indonesia, dengan tentunya tak melupakan agar dukungan pemerintah diberikan, layaknya seperti negara Korea yang kemudian menjadi terkenal dengan K-dramanya di mata dunia.