Film Smile 2 telah hadir dengan tetap membawa sebuah pemikiran yang mengganggu yaitu saat hal yang identik dengan sesuatuu yang menyenangkan, dirubah menjadi sesuatu hal yang mengerikan.
Ini nampaknya telah dan sedang menjadi trend di seluruh dunia, dimulai saat cerita-cerita yang identik dengan sesuatu yang membahagiakan, dirubah menjadi sesuatu yang mengerikan
Baca ; Winnie The Pooh: Blood and Honey 2 Rilis Trailer Perdana yang Brutal
Namun film smile 2 , dapat dikatakan secara garis besar masih menawarkan sensasi yang sama dengan film pertamanya yang tayang tahun 2022.
Premisnya adalah mengenai entitas yang membuat inangnya menjadi implusif hingga akhirnya mengakhiri hidup dengan cara yang tidak masuk akal.
Bumbu penyedapnya tentunya adalah momen penghabisan dari sosok yang terinfeksi entitas ini adalah selalu tragis dan berdarah-darah, membuat yang melihat kejadian tersebut keatakuan dan trauma.
Ketakutan dan trauma , dapat dikatakan kata kunci.
Apakah jika yang menyaksikan seorang psikopat atau seseorang menyukai kesadisan , juga dapat terinfeksi entitas ini? Bagaimana dengan orang yang memiliki mental yang tak sama dengan manusia pada umumnya? Bagaimana dengan pasien RSJ?
Mau tak mau pertanyaan semacam ini timbul.
Tongkat estafet pembuatan film ini, masih tetap ditangan yang sama di Smile 1 yaitu Parker Finn.
Ia pun kembali menulis cerita sekaligus menyutradarai filmnya.
Jadi disini, Cinemags merasakan jika penonton mengharapkan sesuatu yang lebih dan berbeda, nampaknya harus menelan harapan ini dahulu.
Ini jelas terlihat dari trailer yang telah dikeluarkan
Baca : Teror Mengerikan Mengintai Naomi Scott di Final Trailer Smile 2
Naomi Scott hadir dalam film ini sebagai sosok karakter Skye Riley.
Skye Riley sendiri sebenarnya memiliki masalah dengan masa lalu yang gelap. Akan terbuka dalam babak pengakhir.
Inilah yang “mungkin” menyebabkan entitas ini dengan mudah masuk dalam diri Skye Riley.
Namun Cinemags , saat menyaksikan akhir ceritanya, mulai mempertanyakan kembali.
Sebuah pemikiran muncul, apakah entitas ini mampu menyusun strategi?
Serta sebenarnya apa tujuan entitas ini menguasai hidup manusia?
Jika ada kelanjutannya, film Smile 3 , tentunya diharapkan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar ini..
Namun kembali pada film Smile 2.
Penonton akan dapat melihat, bagaimana Entitas memanupulatif Skye dengan orang terdekatnya.
Dalam pemikiran Skye , sosok yang ia kenal telah menjelma menjadi monster yang muncul dengan senyuman yang menyeramkan.
Hal ini ditampilkan ke hadapan penonton dengan cara mengerikan dan mengobrak ngabrik konsep dasar. Merubah pemikiran bahwa senyuman itu dapat memiliki konotasi mengerikan dan jahat.
Sungguh sangat membuat bulu kuduk merinding.
Terlihat disini, nampaknya Parker Finn berupaya, untuk memasukkan unsur-unsur kejiawaan dan perilaku orang dengan gangguan mental dan pikiran ke dalam beberapa adegan.
Namun sayangnya, terasa tanggung dan tidak memberikan sesuatu hal yang baru, jika dibandingkan dengan Smile 1.
Nampaknya Parker Finn, masih terjebak pada standar dan stereotipe genre horor, yaitu perlu adanya jumpscare dan darah.
Sangat diharapkan, jika ada kelanjutan dari semesta Smile ini, jawaban dari pertanyaan-pertanyan di atas.
Bagi yang ingin turut serta mempertanyakan, masih dapat menonton di bioskop terdekat.