Cinemags
  • Trending
  • Reviews
  • Movie News
  • TV News
  • Interview
  • Lainnya
    • Show Case
    • Komik
    • Shop
No Result
View All Result
Cinemags
  • Trending
  • Reviews
  • Movie News
  • TV News
  • Interview
  • Lainnya
    • Show Case
    • Komik
    • Shop
No Result
View All Result
Cinemags
No Result
View All Result

Kritik : Sampai Nanti, Hanna!

by nuty laraswaty
December 14, 2024
in Anak dan Keluarga, Drama, Drama, Film Festival, Komunitas, Misteri, Movie Articles, Movies, Reviews, Trending
Reading Time: 3 mins read
A A
0
Share on FacebookShare on Twitter

Sampai Nanti, Hanna!

Film dengan latar tahun 90-an membawa kisah tentang seorang perempuan bernama Hanna.

Ini adalah kisah mengenai perempuan, sehingga banyak hal yang sangat dijabarkan secara drama dan tentunya dari sudut pandang perempuan

Ini adalah kisah Hanna sebagai  anak, istri dan ibu.

Kebebasan dan Cinta

Kritik Sampai Nanti, Hanna!

Ada yang berbeda dari Hanna

Mengapa ia mendapat perlakuan berbeda dibandingkan kedua kakaknya?

Orang tuanya terutama Ibu (Meriam Bellina) , sangat memberikan pembeda yang dirasakan Hanna (Febby Rastanty) sangat menyesakkan.

Baca juga :Sampai Nanti, Hanna!: Ketika Harapan Orang Tua Menjadi Beban Anak

Ia pun bertekad, ia harus segera keluar dari rumah.

Kemudian sebuah ide dan anggapan membuatnya memutuskan untuk menikah.

Agar situasinya berubah , lalu membantunya segera keluar dari rumah kemudian bisa menyelesaikan semua permasalahnya.

Arya ( Ibrahim Risyad )  , yang merupakan kakak tingkat di masa perkuliahan, menjadi jalan keluarnya.

Unsur keterpaksaan dan tidak adanya rasa cinta dari Hanna untuk Arya, menimbulkan sesuatu hal , akibatnya hal yang tidak diinginkan pun terjadi.

Arya memiliki kecenderungan untuk melakukan kekerasan dalam rumah tangga.

Ini membuat luka di hati Hanna dan mungkin juga putra mereka, karena Arya melakukannya secara verbal, dengan melontarkan kata-kata yang tak pantas.

Kondisi tertentu lalu memaksa Hanna dan putranya memutuskan kembali ke Indonesia dan memulai hidup baru.

Walaupun dalam film ini dijelaskan bahwa Arya memiliki gangguan kesehatan mental yang mengarah pada autisme.

Namun nampaknya ini bukanlah menjadi sebuah alasan pembenar.

Film ini ingin menekankan akan hal ini, serta sebab akibat dari KDRT.

Kekerasan secara verbal dapat dialami perempuan, dan ini termasuk kategori KDRT.

Walaupun begitu terasa sekali bahwa film ini terlalu meluas dan sangat ringan, tidaklah sesuai dengan tema yang diusung.

Baca Juga:  "Our Movie" Serial Korea yang Mengharukan tentang Cinta dan Persahabatan

Terasa sayang sehingga terasa sekali penonton terbelah menjadi dua bagian

Ada yang menyukai karena terasa ringan.

Namun ada pula yang merasa kesal karena dirasakan tema yang seserius ini, bukankah lebih tepat jika diberikan pengkhususan tersendiri.

Masalah KDRT bukanlah sesuatu hal yang dapat ditampilkan secara ringan, tanpa sebuah akhir yang baik.

Bio One Sampai Nanti HannaBahkan kehadiran Gani (Juan Bio One) disini terasa sebagai tempelan belaka, yang memberikan ruang “mimpi” Hanna.

Skenario yang ditulis oleh Swastika Nohara dan disutradarai Agung Sentausa ini memang tearasa dibawa terlalu luas dan juga meloncat – loncat.

Banyak hal yang kurang tereksplorasi , padahal termasuk masalah krusial.

Terasa juga adegan “romantis” agak dipaksakan dan membuat penonton tertentu merasa tidak puas dan beranggapan ini tak penting.

Namun bagi Cinemags, alasan hal ini ditampilkan secara lebih ringan, nampaknya karena tema semacam ini masih tabu.

Saat ini adalah era dimana , masalah sensitif sudah mulai dapat dibicarakan.

Namun alasan awal Hanna untuk menikah , untuk melepaskan diri dari sebuah masalah.

Ini sendiri adalah salah satu kekompleksan yang melibatkan penulis skenario menjadi semakin melebarkan penceritaannya dan tidak fokus.

 

Walaupun tujuannya mungkin agar ringan dan mudah ditonton.

Justru merusak isyu atau pesan penting yang hendak disampaikan.

Unsur ketabuan yang nampaknya membebani para penulis skenario,  masih membuat film ini terasa masih setengah-setengah saja

 

Tags: Azoo ProjectsFEBBY RASTANTYFortius FilmsGreen Flaghubungan toksikIbrahim RisyadJuan Bio OneKDRTKritik Film.Meriam BellinaPic[k]lock Filmsred flagSampai Nanti Hanna
Previous Post

Review Hutang Nyawa

Next Post

Review The Lord of the Rings: The War of the Rohirrim

Related Posts

Star Wars
Action

Ryan Reynolds Ingin Bawa Nuansa “Dewasa” ke Star Wars, Tawarkan Konsep Film Berperingkat R

24/05/2025
Avengers
Action

Disney Tunda Rilis Dua Film Avengers, Penantian Fans MCU Kian Panjang

24/05/2025
GJLS: Ibuku Ibu-Ibu, Film Komedi yang Menghadirkan Tawa dan Kekacauan
Celebrity

Film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu Rilis Special Trailer dan Official Poster

24/05/2025
Delusion
Celebrity

Suzy dan Kim Seonho Akan Kolaborasi di Delusion

24/05/2025
Next Post
The Lord of the Rings: The War of the Rohirrim

Review The Lord of the Rings: The War of the Rohirrim

Unfortunately, an error occurred:
Cinemags
Cinemags
• 1.6K Subscribers • 334 Videos • 501K Views
Official Account of Cinemags "More than Movie Magazine"
  • Uploads

Popular 24 Hours

  • Traveloka CGV

    Sebelum Nonton, Kenali Dulu Ragam Kelas di Bioskop CGV

    30036 shares
    Share 12014 Tweet 7509
  • Kenali Mitos Jin Beuno

    735 shares
    Share 294 Tweet 184
  • Review Film Inheritance

    540 shares
    Share 216 Tweet 135
  • 10 Film dengan Konten Dewasa yang Bisa Kamu Tonton di Netflix (US)

    21469 shares
    Share 8588 Tweet 5367
  • Sepuluh Serial Televisi yang Banyak Mengandung Konten Seksual

    5403 shares
    Share 2161 Tweet 1351
Cinemags

© 2021 - 2025 Cinemags

Information

  • About Us
  • Advertise
  • Privacy Policy
  • Contact Us

Follow Us

No Result
View All Result
  • Trending
  • Reviews
  • Movie News
  • TV News
  • Interview
  • Lainnya
    • Show Case
    • Komik
    • Shop

© 2021 - 2025 Cinemags