Cinemags
  • Trending
  • Reviews
  • Movie News
  • TV News
  • Interview
  • Lainnya
    • Show Case
    • Komik
    • Shop
No Result
View All Result
Cinemags
  • Trending
  • Reviews
  • Movie News
  • TV News
  • Interview
  • Lainnya
    • Show Case
    • Komik
    • Shop
No Result
View All Result
Cinemags
No Result
View All Result

Justice Society: World War II – Sinopsis dan Ulasan

by Paulus Ladiarsa
April 28, 2021
in Action, Animasi, Articles, Barat, Drama, Featured, Fiksi Ilmiah dan Fantasi, Movie Articles, Movies, Reviews, Streaming, Superhero, Trending
Reading Time: 3 mins read
A A
0
Share on FacebookShare on Twitter

Di dunia aksi live action DC, Justice League telah menerima sorotan luar biasa berkat Zack Snyder’s Justice League. Namun, film terbaru Warner Bros. Animation berfokus pada Justice Society of America yang agak terlupakan, sebuah kelompok yang diciptakan selama masa keemasan buku komik untuk melawan Perang Dunia II. Jadi, untuk menjelajahi kumpulan pahlawan asli DC, animasi DC terbaru menggabungkan narasi perjalanan waktu Flash untuk mengirimnya kembali ke Perang Dunia II dan bertarung bersama Justice Society of America melawan invasi Nazi.

Berbicara mengenai film-film animasi DC, sudah menjadi rahasia umum bahwa kebanyakan dari mereka seringkali menjadi proyek yang sangat menarik karena memiliki kebebasan untuk menceritakan pelbagai cerita tanpa batasan yang datang dari jagat storyline live actionnya. Ada juga fleksibilitas yang lebih besar dalam hal penceritaan dan gaya visual sehingga banyak yang hasil akhirnya menjadi berbeda dan ikonik mengambil materi sumbernya. Itulah yang juga kentara dihadirkan di Justice Society: World War II.

 

Di film animasi DC terbaru ini, yang ditonjolkan adalah latar kisahnya. Hasilnya, epik para adiwira saat perang ini ibarat membangkitkan era perdana komik DC klasik tanpa terikat padanya maupun premis yang punya kaitan dengan kisah-kisah sebelumnya. Justice Society: World War II bergantung pada premis cukup sederhana yang berfokus pada Barry Allen alias The Flash (Matt Bomer) yang mempelajari pelajaran hidup penting dari petualang menembus waktu, dalam upaya menyeimbangkan kehidupan pribadinya dengan identitas metahumannya, The Flash.

Saat tengah menjalani liburan bersama kekasihnya, Iris West di Metropolis, Barry yang melihat ada kekacauan di kota. Ia kemudian bertemu dengan Superman yang sedang berhadapan dengan salah satu musuh besarnya, Brainiac.

Baca Juga:  Screen Awards Pertama Umumkan Nominasi Film, TV, dan Anime 2025

Di pertempuran itu, dalam upaya menyelamatkan Superman dari serangan fatal Brainiac, The Flash secara tidak sengaja menembus ruang dan waktu yang menyebabkan dirinya terlempar ke era Perang Dunia II dan bertemu dengan tim metahuman yang ditugasi memerangi Nazi. Tim ini terdiri dari Wonder Woman (Stana Katic), Hourman (Matthew Mercer), Hawkman (Omid Abtahi), Black Canary (Elysia Rotaru) dan Flash lain alias Jay Garrick (Armen Taylor) dengan didukung oleh Steve Trevor (Chris Diamantopoulos), perwira militer yang jatuh cinta pada Wonder Woman). Sambil mencari cara untuk bisa kembali ke asalnya, Flash kemudian membantu tim yang menamakan diri sebagai Justice Society ini yang dalam prosesnya memberikan Barry banyak pelajaran berharga untuk kelangsungan sepak terjangnya.

Plot cerita film Justice Society: World War II ini punya karakter mirip dengan film animasi DC yang sama-sama berfokus dari tokoh The Flash, The Flashpoint: Paradox, yakni menceritakan kejadian yang dipicu oleh perjalanan ruang dan waktu yang dilakukan Flash, menampilkan versi lain dari karakter DC yang sudah dikenal luas, hingga invasi bangsa Atlantis ke daratan. Namun, yang menjadikan berbeda adalah visual grafisnya yang bergaya retro. Animasi DC terbaru ini menyertakan cukup banyak karakter tetapi melakukan pekerjaan yang baik dalam menyempurnakan banyak cerita mereka.

Secara visual film ini mengesankan. Ada kualitas klasik pada animasi yang sesuai dengan periode waktu yang berlaku saat cerita berlangsung. Masing-masing karakter dirancang dengan indah dan lingkungannya menakjubkan di beberapa tempat. Set piece sangat kreatif meskipun lebih banyak yang bisa dilakukan oleh kedua speedster karena penggunaan kemampuan terkait biasanya sangat mendasar. Meskipun begitu, ada banyak variasi pada aksi yang diberikan oleh para karakter dan kepribadian mereka muncul dari cara mereka berperilaku yang membuat sebagian besar urutan pertempuran lebih bermakna. Barry Allen yang kehilangan waktu ditempatkan dengan sempurna untuk mengamati tim dan dinamika interpersonal yang menginformasikan perjalanan emosionalnya yang kuat.

Baca Juga:  Trailer Baru Mercy: Ketika Rebecca Ferguson Jadi AI yang Menentukan Nasib Chris Pratt

Ceritanya sendiri lumayan berliku dengan konklusi yang mudah diprediksi, tapi seperti sudah disinggung sebelumnya, bobot yang sebenarnya dari film ini datang dari pendekatannya terhadap karakter dan hubungan mereka. Didukung performa vokal para penyulih suaranya yang mampu menghidupkannya dengan sangat apik.

Sedangkan, berbicara mengenai minusnya, adapun beberapa kelemahan dari Justice Society: World War II adalah stolylinenya yang terasa simpel dan kurang digali detailnya (salah satu yang paling mengecewakan adalah tidak ada adegan follow up mengenai nasib Justice Society ini di konklusi filmnya-red), membuat mereka yang kurang paham dengan komiknya berpotensi merasa bingung dengan peristiwa tertentu.

Secara keseluruhan, terlepas dari kelemahannya, Justice Society: World War II adalah sebuah pertunjukan yang kuat yang akan menghibur penggemar film komik sambil juga memasukkan detail yang akan dihargai oleh lebih banyak penggemar berat. Pada akhirnya, Justice Society: World War II adalah tontonan adiwira DC yang berpadu dengan sangat baik dengan kegetiran dan kenyataan dari tema perangnya, membuat tontonan berdurasi kisaran hampir 1 ½ jam ini menyenangkan.

Justice Society: World War II dapat disaksikan secara on demand di sini dan juga telah tersedia dalam DVD dan Blu-ray.

Tags: DC AnimationMatt BomerStana KaticSupermanThe FlashThe Flashpoint ParadoxWonder WomanWorld War II
Previous Post

Serial The Way of The Househusband, anime original Netflix adaptasi manga populer

Next Post

Made For Love, spesial interview bersama Cristin Milioti

Related Posts

Disney+ Batalkan Remake Holes Versi Gender-Swap, Serial Tak Jadi Diproduksi
Barat

Disney+ Batalkan Remake Holes Versi Gender-Swap, Serial Tak Jadi Diproduksi

16/12/2025
Orphan 3 Dipastikan Sedang dalam Pengembangan
Barat

Kengerian Belum Berakhir: Franchise Orphan akan Hadirkan Prekuel Baru

16/12/2025
Disney Investasi Rp15 Triliun ke OpenAI, Karakter Star Wars hingga Marvel Kini Bisa Digunakan AI
AI

Disney Investasi Rp15 Triliun ke OpenAI, Karakter Star Wars hingga Marvel Kini Bisa Digunakan AI

16/12/2025
Trailer Film Killer Whale Tawarkan Teror Baru dari Lautan
Barat

Trailer Film Killer Whale Tawarkan Teror Baru dari Lautan

16/12/2025
Next Post
Made for Love Mulai Tayang 1 April Eksklusif di HBO GO

Made For Love, spesial interview bersama Cristin Milioti

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

[elfsight_youtube_gallery id="2"]

Popular 24 Hours

  • Traveloka CGV

    Sebelum Nonton, Kenali Dulu Ragam Kelas di Bioskop CGV

    31257 shares
    Share 12502 Tweet 7814
  • Trailer Film Killer Whale Tawarkan Teror Baru dari Lautan

    402 shares
    Share 161 Tweet 101
  • Sutradara Legendaris Rob Reiner dan Istri Ditemukan Meninggal di Los Angeles

    404 shares
    Share 162 Tweet 101
  • Kengerian Belum Berakhir: Franchise Orphan akan Hadirkan Prekuel Baru

    401 shares
    Share 160 Tweet 100
  • Disney Investasi Rp15 Triliun ke OpenAI, Karakter Star Wars hingga Marvel Kini Bisa Digunakan AI

    401 shares
    Share 160 Tweet 100
Cinemags

© 2021 - 2025 Cinemags

Information

  • About Us
  • Advertise
  • Privacy Policy
  • Contact Us

Follow Us

No Result
View All Result
  • Trending
  • Reviews
  • Movie News
  • TV News
  • Interview
  • Lainnya
    • Show Case
    • Komik
    • Shop

© 2021 - 2025 Cinemags