Film Netflix Original Indonesia terbaru The Big 4 karya sutradara ternama Timo Tjahjanto (The Night Comes for Us) mulai tayang hari ini, 15 Desember 2022. Dibintangi oleh Abimana Aryasatya, Putri Marino, Arie Kriting, Lutesha, dan Kristo Immanuel, film ini menyajikan berbagai aksi pertarungan seru bercampur sentuhan komedi segar.
The Big 4 mengikuti perjalanan seorang detektif yang menyelidiki kematian ayahnya dan mengikuti jejak hingga ke sebuah pulau tropis. Setelah menemukan jati diri sesungguhnya sang ayah sebagai pemimpin kelompok pembunuh bayaran, kejaran musuh membuat ia terpaksa bekerja sama dengan para murid ayahnya dahulu: empat mantan pembunuh bayaran.
Dalam konferensi pers yang berlangsung pada hari ini di Jakarta, Timo dan para pemeran berbagi tentang pengalaman mereka membuat film ini, termasuk mengapa The Big 4 wajib ditonton. Bersiaplah menyambut reuni keluarga yang meletup-letup dengan menyimak sejumlah alasan berikut.
Film komedi laga pertama Timo Tjahjanto
Dikenal melalui film-film horor dan thriller seperti The Night Comes for Us dan Sebelum Iblis Menjemput, Timo memasuki era baru dengan film The Big 4. Sutradara kenamaan ini memadukan elemen laga yang tajam dengan komedi yang tampak dari para karakter utamanya. Timo mengutarakan bahwa menurutnya ada sisi komedi dari kekerasan dan tragedi. “Semoga The Big 4 bisa sedikit memperkenalkan itu. Ini film pertama saya di mana kekerasan dan kekacauan menjadi bagian dari unsur komedinya.”
Bagi sang sutradara, kehadiran Arie Kriting dan Kristo Immanuel yang dikenal sebagai komedian di film ini dirasa sangat penting. “Mereka bisa menjembatani apa sebenarnya yang lucu untuk konteks action comedy. Kami mau ke arah slapstick tapi juga bukan yang terlalu konyol, kelucuan itu adalah bagian dari karakter mereka. Adegan-adegan paling lucu di film ini adalah saat Arie dan Kristo bersatu,” ujarnya. Arie Kriting menimpali, “Yang menyenangkan di The Big 4 adalah ruang untuk mengembangkan dibuka oleh Pak Timo dan teman-teman aktor lainnya, sehingga tidak sungkan untuk berimprovisasi di lapangan.”
Perpaduan karakter yang tak biasa
Dengan kepribadian yang eksentrik, para anggota The Big 4 menghadirkan banyak momen memukau sekaligus mengocok perut di sepanjang film. Mereka adalah Pelor si polos, Alpha si garang, Jenggo si sniper jagoan, dan Topan sang pemimpin. Kata Abimana Aryasatya, “Semua dengan keunikannya masing-masing. Alpha yang agresif, berani bertindak dan ‘sangat sopan’ berbicara. Jenggo yang posisinya boleh di paling belakang tapi dekat di hati serta Pelor si paling kecil yang selalu ingin tampil dan ingin dianggap dewasa oleh kakak-kakaknya.”
Lutesha menyampaikan harapannya agar sosok-sosok unik ini bisa membuat penonton jatuh sayang. “Saya memerankan Alpha yang ngegas terus dan omongannya tidak disaring, kontras dengan saya sendiri yang kalem dan lempeng-lempeng saja. Tapi walau karakter-karakternya memang gesrek dan aneh, mereka semua punya soft spot yang menyentuh,” ujarnya.
Tema keluarga yang kental
Disatukan oleh keadaan dan tujuan yang sama, hubungan anggota The Big 4 yang tadinya tak mengenal satu sama lain bergeser menjadi sebuah keluarga yang saling melindungi. Menurut Timo, The Big 4 menjadi film favorit garapannya berkat tema keluarga yang dibangun dengan solid di sini. “Di sini ada karakter-karakter yang sebenarnya mismatched, antara Topan, Dina, Alpha, Jenggo, Pelor. Tapi mereka semua ada di bawah bimbingan father figure mereka,” ujarnya. Ia juga mengutarakan harapannya agar penonton yang menyaksikan film ini bisa mengalami “happy release” atau perasaan senang setelah menghadapi sesuatu yang mencekam.
Pulau Bersi lokasi istimewa
Pulau Bersi yang asri dan damai menjadi lokasi yang sempurna bagi berlangsungnya segala kekacauan dan huru-hara antara The Big 4 dan musuh-musuhnya. Lanskap arsitektur dan berbagai bangunan dibuat khusus untuk The Big 4 dan menunjukkan jejak kolonialisme serta budaya Indonesia yang kaya, karya art director Antonius Boedy bersama 25 orang kru dan 120 pembuat set. Produser Wicky V. Olindo berucap, “Kami sangat berterima kasih pada Netflix yang membuat Timo dan saya bisa bermimpi. Di film ini ada all-star cast tapi kami juga didukung oleh all-star crew, talenta-talenta terbaik di belakang layar. Ketika Timo mengkhayalkan desain produksi tertentu, semuanya bisa dieksekusi dengan baik oleh sang art director.”
Adegan laga yang sengit dan seru
The Big 4 menjadi film laga pertama bagi Kristo Immanuel, Putri Marino, dan Lutesha. Serangkaian workshop latihan yang menggabungkan berbagai teknik bela diri, termasuk dari Jujitsu, taekwondo, dan karate, diadakan selama tiga bulan agar para aktor dapat menguasai koreografi. Lutesha mengenang saat-saat awal tersebut dan berkata, “Saya yang tidak sporty ini tiba-tiba ikut fighting workshop dari hari Senin sampai Sabtu, dari pukul 9 sampai 17. Itu tantangan berat dan saya bekerja keras, kami semua dilatih secara fisik dan mental.”
Kristo menambahkan bahwa perpindahan dari latihan ke lokasi syuting menghadirkan tantangan tersendiri. “Dari Jakarta Selatan pindah ke Bedugul yang hujan terus-menerus, kami harus menyesuaikan apa yang dipelajari di matras ke lumpur tapi seru banget!”
Rusli Eddy dari Netflix menambahkan bahwa ini kesepakatan kerja lagi bersama Timo untuk yang kedua kali (pertama The Night Comes to Us) , namun ini adalah film Original Netflix Indonesia pertama, juga biasanya film Timo biasanya unsurnya depresi, nah kali ini lebih banyak unsur komedinya.
Film ini juga dibintangi oleh Marthino Lio, Budi Ros, Donny Damara, Michelle Tahalea, Willem Bevers, Andri Mashadi, Michael Kho, dan sederet aktor ternama lainnya.
Baca juga :Ini Para Pemain untuk Film Komedi-Laga Indonesia The Big 4
Jangan lewatkan penayangan perdana The Big 4 hari ini hanya di Netflix!