Jendela Seribu Sungai Rumah Produksi Radepa Studio
Cita-cita itu seperti sungai, dia akan mencari jalan dan terus mengalir! Ini adalah pengingat yang keras, bagi anak-anak Indonesia, untuk selalu mengejar mimpi dan atasi halangan, apapun yang terjadi #JendelaSeribuSungai@HabisNontonFilm
𝘼 𝙏𝙃𝙍𝙀𝘼𝘿… pic.twitter.com/XhkgbpzW0S— Cinemags (@cinemagsnews) July 5, 2023
Selain itu , akan banyak mengangkat mengenai lokal budaya Banjarmasin , terutama alat musik Kuriding atau Gurinding.
Arian, yang diperankan oleh Bima Sena, adalah anak yang masih memperjuangkan alat musik Kurinding tersebut.
Dalam sesi media junket yang berlangsung akrab , Cinemags menanyakan juga kepada aktor Ajil Ditto akan karakter yang ia perankan, yaitu Arian dewasa.
Ajil tampil di awal dan di akhir film, dan ini rangkuman wawancaranya
View this post on Instagram
Ajil Ditto menyampaikan,
“aku kan berperan sebagai Arian dewasa, Arian kecil kan diperanin oleh Bimasena. Jadi memang Arian dewasa ini fungsinya untuk menunjukkan bahwa Arian ini telah berhasil survive di hidupnya, menjadi anak yang baik dan menggapai impiannya”
Awal cerita ini sebenarnya merupakan flashback apa yang ada di pikiranku, baru tuh mulai scene 2-80 . Nah scene 81 flashbacknya selesai.
Kemudian sebagai penutup , kembali lagi ke Arian dewasa. Saat itu ia lagi kangen kampung halaman di Banjarmasin.
Sinopsis Film Jendela Seribu Sungai
Bunga, Kejora dan Arian (Bima Sena – Ajil Dito) adalah tiga anak yang tempat tinggalnya terpisahkan oleh sungai Martapura.
Bunga, anak seorang pengusaha yang memiliki kebutuhan khusus. Sejak kecil divonis mengalami cerebral palsy.
Sedangkan Kejora adalah gadis dayak Meratus yang tinggal bersama pamannya di Banjamasin setelah sekolahnya terbakar.
Arian anak seniman kuriding yang sangat bernyali.
Bunga selalu kesepian karena orangtuanya membatasi komunikasi dengan dunia luar.
Mereka terlalu protektif dan selalu was-was dengan keinginan Bunga yang ingin jadi penari.
Sementara Kejora adalah anak seorang balian (dukun) yang disiapkan ayahnya, Damang Isman, menggantikannya kelak sebagai dukun.
Padahal Kejora ingin jadi dokter karena memang pintar.
Arian dihadapkan pada kenyataan bahwa menjadi seniman kuriding tak memiliki masa depan.
Sang Abah menganggap, kuriding adalah untuk berkesenian saja.