Sebelum menghadirkan Creepy, sineas Kiyoshi Kurosawa angkat nama lewat film-film bergenre horor yang kini di kalangan penyuka maupun pengamat film Asia diakui sebagai karya klasik seperti Cure, Pulse, dan Bright Future. Namun, lewat film ini sang sineas mampu membuktikan bahwa dirinya juga piawai membesut film dengan genre drama thriller psikologis yang beberapa tahun belakangan ini ibarat menjadi genre milik insan perfilman asal negeri ginseng, dikarenakan lebih banyaknya film dengan genre serupa yang diakui sangat berkualitas, seperti Memories of Murder, Oldboy, The Chaser, dan judul-judul lain yang akan terlalu panjang jika dituliskan satu persatu di sini.
Dengan frame bahwa seseorang sulit lepas dari hantu masa lalunya, Kurosawa menghadirkan film yang mengetengahkan perihal tentang seorang mantan profiler yang harus berjuang menjaga keutuhan biduk rumahtangganya dari ancaman seorang sosiopat yang sangat berbahaya. Inilah Creepy, salah satu film thriller suspense terbaik dari sineas yang menjadi salah satu sineas terkemuka Jepang di ranah film horor aliran generasi baru.
Dalam Creepy dikisahkan, seorang profiler kepolisian bernama Koichi Takakura (Hidetoshi Nishijima) menderita luka tusuk saat ia menangani kasus terakhirnya, yang membuatnya terpaksa mengajukan pengunduran dirinya sebagai anggota badan penegak hukum. Beralih profesi, Takakura banting stir menjadi seorang dosen fakultas ilmu psikologi di sebuah universitas. Agar jarak tempuh yang harus dilaluinya untuk bekerja tidak lama, sang dosen memutuskan pindah bersama istrinya, Yasuko (Yuko Takeuchi).
Di lingkungan barunya, Takakura mulai menemukan ketidakberesan. saat ia berkenalan dengan salah satu keluarga yang menjadi tetangganya, keluarga Nishino. Tidak lama setelah itu, salah satu kolega lama sang dosen mendatanginya untuk meminta bantuan padanya dalam penyelesaian kasus lama misterius yang belum terpecahkan, tentang hilangnya tiga orang anggota sebuah keluarga, yang hanya menyisakan satu orang saksi saja, Saki Honda (Haruna Kawaguchi).
Awalnya menolak, lama- lama ia mulai terbujuk untuk ikut ambil bagian dalam memecahkan kasus itu. Dalam proses penyelidikan itulah sang dosen mulai melihat adanya keterkaitan antara kasus yang ia tangani ini dengan tetangga barunya tersebut, terutama gerak gerik dan sifat misterius Masato Nishino (Teruyuki Kagawa), sang kepala keluarga dan putri remajanya. Tidak menyadari bahaya yang ada di depannya, Takakura sama sekali tidak siap bahwa dirinya akan berhadapan dengan kasus paling kompleks yang pernah dihadapinya.
Dari paparan singkat jalan cerita yang dikedepankan dalam film ini, harus diakui bahwa plot yang disajikan dalam Creepy sesungguhnya sama sekali tidak luar biasa, dan bukan sekali-dua kali ini pernah diangkat ke film. Walaupun demikian, lewat tangan dinginnya, sang sineas mampu mengolah kisah ini menjadi sajian memikat.
Didukung oleh penampilan apik para pemainnya, terutama aktor Teruyuki Kagawa si pemeran tokoh sosiopat, dan aktris Yuko Takeuchi (yang pada hari secara mengejutkan dikabarkan meninggal dunia dengan ditengarai karena bunuh diri) sebagai pemeran sosok ibu rumahtangga yang menderita secara psikologis, sajian Creepy semakin memikat.
Sengaja menggunakan alur penceritaan lambat, dengan balutan perpaduan gaya film Amerika tentang pembunuh berantai seperti Silence of the Lambs dengan tema unik horor Jepang, Creepy yang diputar perdana di ajang Fetival Film Berlin 2016 ini benar-benar menjadi sebuah paket tontonan yang benar-benar identik dengan judul yang dikedepankannya. Terbukti Creepy mendapat sambutan yang sangat hangat di mata para kritikus yang memujinya bahwa lewat film ini sang sineas mampu memberikan sebuah tontonan menghibur sekaligus awareness terhadap nature hubungan antara individu, baik teman, tetangga mapun orang terdekat kita di abad ke-21 ini.
Creepy bisa disaksikan secara online di sini