Cherry adalah film drama kehidupan yang dibintangi oleh Tom Holland, pemeran Spider-Man di franchise MCU. Film ini merupakan karya terbaru duo sineas Anthony dan Joe Russo, yang sekaligus menjadi kali ketiga keempat kolaborasi sang aktor dan duo sineas setelah Captain America: Civil War, Avengers: Infinity War, dan Avengers: Endgame. Di sini, Tom Holland bersanding dengan aktris Ciara Bravo, pemeran Del di serial cult Wayne.
Cherry merupakan hasil interpretasi lepas dari buku semi-autobiografi karya Nico Walker. Kisahnya tentang seorang pria muda yang hidupnya dijungkirbalikkan oleh pelbagai pilihan dilematis dalam hidupnya sejak ia berjumpa dengan gadis yang ia anggap sebagai belahan jiwanya, Emily (Ciara Bravo).
Awalnya, hubungan Cherry dan Emily berkembang baik, namun hal itu berubah menjadi buruk dengan cepat ketika Emily memilih untuk meninggalkan Ohio. Tak dinyana, ini memicu serangkaian peristiwa yang dijalani Cherry, terutama saat ia bergabung menjadi anggota pasukan militer yang diterjunkan di Irak pada masa Perang Teluk.
Saat menjalani misinya, ia mengalami pengalaman sangat mengerikan yang begitu mengguncangnya, membuat ia mempertanyakan dirinya sendiri dan bagaimana ia bisa sampai di sana. Setelah misinya selesai dan menerima medali kehormatan, Cherry justru semakin banyak mengambil keputusan buruk yang akan membuatnya harus membayar mahal untuk bisa mengakhirinya.
Setelah berkolaborasi dalam installment-installment MCU, reuni Holland dan duo Russo kali ini punya tone kontras. Pilihan proyek film duo Russo juga terhitung menarik, di mana setelah sukses dengan sepak terjang mereka di MCU dan tidak diragukan lagi mampu menangani proyek apapun yang mereka inginkan, mereka justru memilih Cherry ini.
Di lain pihak, Holland siap untuk merevolusi citranya dengan penampilan yang intens dan berapi-api ini. Dikenal karena perannya sebagai Spider-Man MCU, Cherry adalah langkah besar berikutnya dalam membangunnya sebagai aktor yang lebih hebat di luar perannya yang sekarang menjadi ikon Marvel, mengikuti perubahan haluannya yang mengesankan tahun lalu di The Devil All the Time.
Bukan hanya karena tone kedua film yang jauh lebih gelap, tetapi karena keduanya memberi Holland ruang yang luas untuk bernapas. Mirip dengan Devil All the Time, di sini Holland sangat jauh dari imej Peter Parker MCU yang membesarkan membesarkan namanya, digantikan dengan karakter veteran perang muda yang menderita gangguan mental dan jerat narkoba. Cherry menyoroti kemampuannya untuk memainkan pelbagai emosi yang berubah-ubah.
Cherry dituturkan dalam gaya dipecah menjadi banyak chapter yang masing-masing punya kekhasan tersendiri untuk memikat penontonnya. Gaya ini terbukti mampu membuat sajian ini terkesan tetap menarik dari segi visualnya, dan mampu mengelevasi poin emosional naratif yang dikedepankannya. Meski notabene tidak memberikan hal baru apapun.
Efek yang disebutkan di atas tidak hanya melihat duo Russo, tetapi juga Holland, dalam proyek non-Marvel, eksplisit dan sangat gelap ini cukup mengejutkan. Meski film ini bukannya tanpa masalah. Pacenya yang lambat membuat durasi film ini terasa terlalu panjang. Namun, saat film menggali momen-momen tergelap, para pemainnya mampu bersinar.
Melalui kecemerlangan mereka dan dibantu oleh faktor sinematografinya, cukup mendongkrak Cherry dari jurang menjemukan. Secara keseluruhan meski durasinya terhitung panjang (2 jam 20 menit-red), Cherry bisa dibilang mampu menjaga ritmenya dengan baik.
Cherry dapat disaksikan secara streaming di Apple TV+ sejak 12 Maret 2021, dan akan segera tayang di bioskop tanah air.