Bro’s Studio bersama Bluesheep Entertainment memproduksi film Buku Harianku , karena saat ini tidak banyak film Indonesia yang sepanjang durasinya berhiaskan lagu- lagu anak sehingga bisa menjadi tontonan untuk keluarga.
Menurut sutradara Angling Sagaran, film yang naskahnya ditulis oleh Alim Sudio ini adalah sebuah film keluarga yang menawarkan paket lengkap.
“Ada konflik antara mertua dengan menantu, kakek dengan cucu, ibu dengan anak, suami dengan istrinya, juga konflik sesama anak.
Ada kesedihan dan perasaan haru. Sangat menyentuh. Cocok sebagai tontonan anak dan dewasa. Jadi secara singkat film Buku Harianku ini bahan dasarnya adalah keluarga, sementara
bumbunya adalah musikal,” ungkapnya.
Terpilih sebagai pemeran utama adalah Kila Putri Alam, penyanyi cilik berusia 10 tahun yangmerupakan alumni Indonesian Idol Junior 2014. Selain bermain, Kila juga turut mengisi album
soundtrack film ini yang berisi 10 lagu. Album yang diproduksi Bro’s Music ini sudah bisa didengarkan melalui berbagai platform musik digital karena telah diluncurkan sejak 14 Februari 2020. Beberapa lagu dalam album tersebut, antara lain “Burung Parkit”, “Bahasa Isyarat”, dan “Buku Harianku” yang menghadirkan duet Kila dengan aktor senior Slamet Rahardjo Djarot (71 tahun), pemeran Kakek Prapto.
https://www.instagram.com/tv/B8LDfADFWHV/
Proyek film panjang perdana Bro’s Studio dan Bluesheep Entertainment ini aslinya memang berawal dari niat memproduksi album musik. Melihat ketertarikan Kila pada dunia akting, akhirnya disepakati untuk membuat pula sebuah film yang landasan ceritanya berdasarkan lagu-lagu yang dinyanyikan oleh Kila.
“Unsur utama film ini adalah lagu, di mana lagu-lagu tersebut ditulis untuk anak-anak, dengan bahasa anak-anak, dan aransemennya tetap dibuat menghibur untuk anak-anak. Setelah
menonton filmnya, orang masih bisa menikmati lagu-lagunya. Hal tersebut membuat pengalaman menikmati Buku Harianku tidak berhenti cuma lewat film saja,” kata Andri Putra, salah satu eksekutif produser dari Bluesheep Entertainment.
Bagi Alfa Dwiagustiar yang menjadi salah satu penata musik dalam film ini selain Irvan Natadiningrat, membuat musik ilustrasi untuk film drama musikal anak adalah impian yang jadi kenyataan. Materi lagu-lagu Kila yang bagus membuatnya juga lebih bebas dalam Materi lagu-lagu Kila yang bagus membuatnya juga lebih bebas dalam mengekspresikan musiknya.
“Perilisan film Buku Harianku sangat positif sebab kita sudah sangat kekurangan film anak-anak yang sarat pesan moral, tapi tidak terkesan menggurui. Kita juga sudah lama sekali tidak melihat
sebuah buku harian dan kebiasaan menuliskan sesuatu yang jujur ke dalamnya,” kata Alfa Dwiagustiar yang sebelumnya menjadi penata musik film A: Aku, Benci, dan Cinta (2017).
Produser Bobby Bossa dari Bro’s Studio berharap kehadiran BUKU HARIANKU bisa ikut memperkaya keragaman perfilman Indonesia dan menambah tontonan hiburan untuk keluarga
Indonesia.
“Selain menghibur, ada banyak nilai keluarga –dalam arti luas yang juga melibatkan kakek- nenek, para asisten rumah tangga di rumah, bahkan teman-teman di lingkungan tempat tinggal dalam film ini. Karena manusia sebagai mahluk sosial, biasakan anak untuk bersosialisasi atau berteman tanpa membeda-bedakan. Biarkan mereka bermain bersama,” tambah sang produser.
Film ini selain menampilkan Kila dan Slamet Rahardjo, juga menghadirkan keluarga Sasono alias @thesasonosfam yang terdiri dari Dwi Sasono (memerankan tokoh Arya Winoyo), Widi Mulia
(Riska Handayani), dan Widuri Putri Sasono (Rintik). Ini adalah pengalaman pertama kalinya mereka bermain bersama dalam satu film.
Pemain lainnya yang ikut bermain adalah Gary Iskak (Samsudi), Bacun Hakim (Cendol), Astanur Cahya (Abon), Ence Bagus (Kelik), Wina Marrino (Neneng), Tizza Radia (Cicih), serta didukungempat pemain cilik lainnya, yaitu Fairel K. Ramadhan (Bayu), Daffa Raqila Putra (Danu), Kayyisah Zahra Rusydian (Yuni), dan Samanta Zulaikha (Ayu). (cinemags/NutyLaraswaty)