Apalah arti seorang superhero jika tidak dibarengi dengan kehadiran supervillain sebagai rival utama di dalam film. Pahlawan super kebanyakan muncul justru karena adanya musuh super yang dengan setia menambahkan bumbu keseruan dalam cerita superhero manapun. Sama seperti superhero yang pasti memiliki alasan mengapa ia memutuskan untuk menjadi sang pembela kebajikan, supervillain tentulah juga memiliki latar belakang mengapa ia memutuskan untuk menjadi orang jahat sekaligus rival dari superhero itu sendiri. Alasannya mungkin karena ingin menguasai dunia, atau karena dendam semata akan pihak-pihak tertentu, seperti contohnya dua sosok supervillain berikut; Syndrome, dalam film animasi garapan Disney Pixar berjudul The Incredibles (2004), dan Tighten, dalam film animasi besutan Dreamworks berjudul Megamind (2010).
Dari segi latar belakang, baik Syndrome maupun Tighten memiliki alasan serupa mengapa mereka memutuskan untuk menjadi seorang supervillain, yakni sama-sama dikecewakan dan diabaikan oleh pihak tertentu, yang kemudian menimbulkan dendam dan potensi untuk menjadi musuh super dengan tujuan untuk balas dendam pada pihak-pihak tersebut. Berikut ini akan diulas perbandingan kriteria yang ditampilkan oleh kedua tokoh tersebut dari sisi crimes rates, power and weapons, enemies, dan costume.
Crimes Rate. Jika dilihat dari seberapa besar tingkat kejahatan yang dilakukan keduanya, nampaknya Syndrome pantas mendapat poin lebih mengingat ia telah berhasil mengalahkan dan membunuh sejumlah superhero yang pernah ada, dan juga sempat merusak sebagian New York City dengan robot ciptaannya. Sedangkan Tighten, meskipun ia telah berbuat kerusakan yang cukup fatal di Metrocity, ia hanya ‘sempat’ mengalahkan Megamind tanpa membunuhnya.
Power and Weapons. Tighten yang memiliki kekuatan super yang berasal dari kekeliruan Megamind dalam menaruh gen Metroman dalam diri Hal jelas menjadikan kameramen tersebut menjadi seseorang berkekuatan super dengan kecepatan dan kelincahan ekstra, serta kemampuan untuk terbang dan menembakkan laser dari matanya. Sedangkan Syndrome, meskipun ia tak terlahir dengan kekuatan super, namun ia berhasil menciptakan kekuatan supernya sendiri dengan mengandalkan kepintarannya di bidang ilmu pengetahuan dan menggunakannya untuk kejahatan. Untuk urusan power dan weapon, Syndrome dan Tighten memiliki nilai seimbang.
Enemies. Para superhero yang mereka jadikan sebagai musuh juga tidak main-main. Tighten memiliki Megamind, Minion, dan Roxanne sebagai musuh dan pihak yang ‘kejatuhan’ balas dendamnya, sedangkan Syndrome memilih keluarga super The Incredibles, dan Frozone yang menjadikannya terlihat lebih bengis dan membuatnya berhak atas poin lebih unggul daripada Tighten.
Costume. Sosok supervillan tak lengkap rasanya bila tak mengenakan kostum yang mendukung aksi yang dilakukannya dalam film. Syndrome tampil dengan balutan kostum bernuansa gelap, seperti kebanyakan sosok supervillain lainnya, dengan huruf S besar di bagian depan, sedangkan Tighten tampil lebih ‘berani’ dengan mengenakan kostum berwarna terang yang kontras dengan sifatnya yang jahat, namun juga menegaskan sisi egoisnya yang menjadi dasar kejahatan yang dilakukannya. Dalam hal ini Tighten berhak memegang skor lebih tinggi dari Syndrome.
Secara keseluruhan, Syndrome layak mendapat skor unggul tipis dibandingkan dengan Tighten, meski sebenarnya secara kemampuan mereka bisa dibilang cukup seimbang.
Syndrome |
Supervillain |
Tighten |
9/10 |
Crime Rates |
8/10 |
8/10 |
Power and Weapons |
8/10 |
9/10 |
Enemies |
8/10 |
8/10 |
Costume |
9/10 |
34/50 |
Final Score |
33/50 |