Ketindihan : Usung Dinamika Anak Masa Kini?
Latar Belakang
Film Ketindihan menggabungkan horor yang mencekam dengan drama kehidupan seorang atlet muda, Tania (Haico Van Der Veken).
Sebagai atlet tenis yang tengah mempersiapkan diri untuk kejuaraan nasional.
Tania bukan hanya menghadapi tekanan latihan dan ambisi keluarganya, tetapi juga serangkaian kejadian misterius yang merenggut nyawa teman-temannya satu per satu.
Cerita bermula ketika Tania, dalam kondisi tertekan, memanggil jin bernama Beuno—makhluk gaib dari mitos Aceh yang dapat dihadirkan dengan mantra tertentu.
Alih-alih membantu, Beuno membawa kengerian tak terbayangkan yang perlahan menghancurkan hidup Tania.
Namun, kehidupan Tania tidak hanya dipenuhi dengan teror gaib.
Hubungan keluarganya juga jauh dari sempurna. Ayahnya, Beni (Donny Damara), adalah pelatih yang keras dan ambisius.
Ia memaksa Tania memanggilnya “Coach” selama latihan, seolah hubungan ayah-anak mereka tidak ada.
Masa lalu perselingkuhan ayahnya meninggalkan luka dalam bagi sang istri Samantra (Wulan Guritno).
Inipun menciptakan luka yang tak kunjung sembuh dalam keluarga.
Samantra lebih sibuk dengan popularitas di media sosial, sementara Timo (Ali Fikry), adik Tania, menjadi korban perundungan teman-temannya akibat keluarga yang tak harmonis.
Hubungan Tania dengan pacarnya, Coki (Kevin Ardilova), posesif dan sering mengontrol hidupnya.
Tekanan dari berbagai sisi membuat Tania merasa sendirian, bahkan sebelum teror Beuno benar-benar dimulai.
Kesimpulan
Ketindihan berhasil membangun ketegangan yang perlahan-lahan meningkat hingga mencapai puncaknya.
Visual film yang kelam dan suram mencerminkan beban emosional yang dialami Tania, sementara musik latar yang mencekam semakin memperkuat atmosfer horor.
Bagi Cinemags, jika dikatakan dalam film ini hendak memperkenalkan jin yang dikenal di Aceh.
Cukup berhasil, jin ini sangat jarang diketahui, sehingga penonton sempat bertanya-tanya akan entitas ini.
Kemudian akting menonjol kembali lagi ditampilkan oleh Kevin Ardilova sebagai Coki. Memiliki sifat karakter pacar posesif, dengan logika nan pendek.
Berhasil membawa penonton , merasakan kepedihan hati Tania , dan penderitaan sekaligus ketergantungannya pada Coki.
Namun sayangnya permainan akting Kevin Ardilova, masih kurang dapat dukungan dari Haico Van Der Veken, sehingga terasa ada beberapa adegan yang nanggung.
Menarik perhatian adalah akting dari Ali Fikry, memberikan sentuhan warna baru di dunia film Indonesia.
Terasa sekali peningkatan aktingnya, sehingga dengan lebih banyak bermain dan mungkin juga menyentuh genre selain horor.
Ke depannya akan menjadi salah satu aktor yang dapat diandalakan.
Bagi yang ingin menonton film Ketindihan, dapat segera ke bioskop kesayanganmu
Baca juga : Autobiography
Film Terbaik di JAFF 2022 dan Singapore International Film Festival