Pada acara Gala Premiere Love Destiny The Movie yang diselenggarakan Selasa (20/9) di CGV, Grand Indonesia ini menjadi ajang pemutaran perdana film tersebut sekaligus menjadi acara Meet and Greet dengan sutradara Piping Adisorn Tresirikasem dan Ice Paris Intarakomalyasut salah satu pemainnya. Menariknya kehadiran Ice Paris di Love Destiny The Movie ini sebagai Mathus, justru tidak ada di drama seri. Menurut sang sutradara, Love Destiny versi layar lebar ini memang sengaja berbeda dengan versi drama salah satunya dengan menghadirkan peran Mathus.
Proses penerimaan Ice Paris untuk peran Mathus ini tentu saja melalui casting yang ketat. Paris sendiri yang merupakan aktor yang sedang naik daun ini merasa beruntung sekali dapat memerankan peran Mathus karena perannya ini berbeda dari film-filmnya terdahulu. Di Love Destiny The Movie ini yang merupakan drama romantik tapi juga ada komedinya dan menurut Paris inilah tantangannya. Termasuk untuk dapat membangun chemistry dengan kedua pemain utamanya yaitu Ranee Campen yang berperan sebagai Gaysorn dan Thanavat Vatthanaputi sebagai Bhop dengan melakukan workshop.
Paris merasa senang sekali bahwa Love Destiny The Movie ini dapat tayang di Indonesia dan sangat berkesan dengan respon pecinta film Thailand dan juga para penggemarnya serta berharap pecinta film Indonesia dapat menerima kehadiran film Thailand. Begitu juga dengan Piping, sebagai sutradara beliau juga merasa senang dapat datang ke Indonesia untuk menghadiri pemutaran Love Destiny The Movie sekaligus berjumpa dengan pecinta film Indonesia. Love Destiny The Movie ini memang dibuat untuk memenuhi keinginan para pecinta drama seri Love Destiny yang sudah menantikan sejak lama.
Love Destiny The Movie atau dikenal dengan Bupphesanniwat 2 dalam bahasa Thailand merupakan drama percintaan bercampur komedi dan sejarah juga time travel atau perjalanan menembus waktu.
Bercerita tentang kisah cinta Bhop dan Gaysorn yang ditakdirkan bersatu walau menembus dimensi waktu dan berbeda ratusan tahun. Berlatar belakang masa kini dan era Rattanakosin di abad 18, Love Destiny The Movie juga menceritakan kisah cinta Bhop dan Gaysorn yang menembus waktu. Kehadiran Mathus yang tidak disengaja berpindah dimensi waktu akibat pistol warisan ibunya yang akhirnya membawanya menelusuri jejak leluhurnya. Kisah cinta Bhop dan Gaysorn tidak hanya bercerita tentang takdir keindahan cinta mereka, tapi juga tentang kecintaan mereka akan tanah air dan tidak ingin negaranya dikuasai oleh negara lain.
Durasi 2 jam 50 menit yang dihadirkan dalam Love Destiny The Movie ini serasa singkat karena alur cerita yang menarik dan tidak membosankan, apalagi dibalut dengan adegan-adegan kocak yang membuat tawa penonton bergema selama penayangan. Menonton film ini juga sekaligus belajar sejarah negara Thailand, kebudayaan dan bahasanya yang sedikit banyak mirip dengan budaya Indonesia sebagai negara serumpun. Apalagi dalam acara Gala Premier ini juga ditampilkan alat musik khas Thailand yaitu Saw Sam Sai, alat musik petik yang mirip dengan alat musik Kecapi khas Jawa Barat.
peliput: Hidayah Qudus
editor:Nuty Laraswaty