The Batman karya Matt Reeves, akhirnya tayang di bioskop di Indonesia, dimulai dengan screening media dan tamu undangan lainnya, dengan kemudian dilanjutkan dengan pemutaran malam hari untuk para fans nya.
Tak dapat dipungkiri ini adalah salah satu film yang ditunggu-tunggu , diminati dan diprediksi akan mengikuti jejak film-film sejenis lainnya akan lama bertahan mengisi layar bioskop di Indonesia.
Kali ini Matt Reeves tidak main-main, ia telah mempersiapkan film ini dengan durasi nyaris 3 jam , sehingga tentunya ini akan menjadi suatu tantangan serta pesona tersendiri bagi para penonton di bioskop.
Saat ini bioskop pun bersiap-siap memutarnya di IMAX (XXI) , 4dx dan SCREEN X (CGV) , yang menandakan ini merupakan sebuah film yang akan memberikan pengalaman unik tersendiri.
The Batman yang diperankan oleh Robert Pattinson kali ini akan membawa penontonnya ke dalam era kegelapan yang tiada dapat digambarkan dengan kata-kata . Jika menonton film ini, mau tak mau ingatan penonton akan terbawa akan dua hal yaitu kelamnya dunia sekelam dalam film Joker (2019) dan serial mengenai Alfred Pennyworth dalam Pennyworth.
The Batman secara visual akan menampilkan sisi kelam yang membuat penonton merasakan bagaimana rasanya jika sesorang telah masuk ke dalam dunia kejahatan , dan ini meliputi segala aspek kehidupan yang tentunya akan meruupakan sebuah twist bagi penonton saat adegan mendekati paruh akhir.
Jika dibandingkan dengan pendahulunya , The Batman versi Matt Reeves dengan berani menampilkan sisi pemikiran sederhana dari The Riddler (Paul Dano) yang menginginkan keadilan bagi semua orang. Melalui kaca matanya, jalan yang ia lakukan beserta semua strategi yang telah ia persiapkan adalah demi mencapai cita-cita dan ambisinya tersebut. mengenai jalannya, ia telah mempersiapkan seluruh teka-teki yang ia persembahkan untuk tujuan mulianya ini. Ia pun tak memperdulikan mengenai hambatan dan jalan yang benar atau salah, karena perhatian dan ketakutan dari masyarakat kota Gotham adalah salah satu sarana yang hendak ia pakai untuk ini.
Pola pemikiran The Riddler ini secara sekilas memang akan membawa penonton mengeingat akan kompleksitas pemikiran Joker dalam film Joker (2019) . Kemudian disini penonton yang mengikuti secara mendalam pemikiran The Riddler pun akan dihampiri suatu pertanyaan, apakah sebenarnya The Batman ini adalah sosok superhero? Ataukah ia hanya sosok yang hadir dengan kelengkapan teknologi pendukung seperti The Batmobile,The Batcycle,The Batcave dan The Batsuit ?
Mengiringi pertanyaan ini, penontonpun akan dibawa kepada keindahan dunia malam ala Matt Reeves, dan jika jeli akan mengenali ciri khas nya yang terdapat pada film-film buatannya sebelumnya (Planet of the Apes). Secara theatrical semua ia sampaikan kepada penonton , membuat menyadari betapa kelam, namun tetap menarik hati kehidupan di malam hari tersebut. Inilah yang menyebabkan banyak sekali penjahat-penjahat berkeliaran di kota Gotham dan jika kebetulan berpapasan dengan sang pembalas The Batman , maka ini akan meninggalkan rasa teror ketakutan tersendiri.
Adapun sosok Alfred , kali ini mendapat peran lebih mendalam jika dibandingkan dengan versi Batman pendahulunya, serta jika ada yang mengikuti serial Pennyworth, akan memahami dialog-dialog yang sering diucapkan antara Alfred dan Bruce Wayne . Ini pun memberikan penjelasan pula alasan yang dilakukan oleh Alfred , demi melindungi keluarga Wayne.
Jarang pula terlihat, maka versi Matt Revees kali ini , juga akan menampilkan kerja sama yang unik antara The Batman dengan Letnan James Gordon (Jeffrey Wright), yang mengingatkan layaknya film-film bergenre detektif tempo dulu. Ini merupakan suatu hal yang baru dan tentunya akan menarik untuk menyaksikan bagaimana kombinasi kerja sama ini akan menghasilkan suatu solusi.
Secara keseluruhan dengan durasi yang lama ini, penonton memang dimanjakan secara mendalam akan dunia malam, dunia kejahatan dengan segala strategi dibaliknya , sebagai penentu masa depan kota Gotham.
Tentu saja dengan adanya drama antara The Batman dengan Selina Kyle (Zoë Kravitz) , ini akan membawa pula kepada pemikiran penonton akan kepribadian The Batman , yang di satu sisi sebagai Bruce Wayne dan di sisi lain adalah sebagai sang pembalas.
Sebagai penutup, sebagai film yang sangat dinanti-nantikan film The Batman cukup memberikan ragam pengalaman menonton dengan pertunjukan layaknya opera di beberapa bagian, dan tentunya menghibur bagi para fansnya di seluruh belahan dunia