Animasi Turning Red dari PIXAR, kali ini kembali lagi dengan kabar seputar proses pembuatannya.
Adalah sosok Domee Shi yang merupakan orang berada di balik pembuatan animasi Turning Red, yaitu animasi yang bercerita mengenai seorang gadis berusia13 tahun bernama Mei Lee (disuarakan oleh Rosalie Chiang).
Ia seperti layaknya gadis cilik seusianya, sedang mengalami suatu periode masa yang disebut gejolak kekacauan remaja. Ini adalah masa dimana apapun nampaknya tiada yang benar , ia pun berusaha melalui berbagai masalah yang timbul, baik di sekolah maupun di dalam keluarganya.
Ini semua telah terungkap pada saat trailer promo yang telah dikeluarkan beberapa waktu lampau
Baca :Pixar Mengubah Gadis Remaja Menjadi Panda Merah Raksasa di Trailer Turning Red
Dalam kesempatan global preskon, Cinemags bersama media dari seluruh dunia, mendapatkan kesempatan untuk mendengarkan cerita dibalik animasi yang berbeda dan tidak lazim ini.
Global preskon dihadiri oleh banyak nara sumber seperti Sandra Oh (Ming), Rosalie Chiang (Meilin), Ava Morse (Miriam), Maitreyi Ramakrishnan (Priya), Hyein Park (Abby),Domee Shi (sutradara) dan Lindsey Collins (produser).
Ada banyak sekali yang disampaikan oleh para nara sumbernya, namun tentunya yang menarik adalah bagaimana ide pembuatan cerita ini tercipta. Terkait akan hal tersebut, sutradara Domee Shi pun menyampaikan bahwa ini semua berawal pada tahun 2017 , saat ia mempromosikan film pendeknya yang berjudul Bao. Saat itu ia diminta pula untuk menyampaikan ide cerita lainnya, saat itu yang terpikir olehnya adalah masa remaja seorang gadis yang sangat jarang terlihat pada animasi-animasi yang beredar pada masa itu. Ia pun dengan cepat menyiapkan story board dan gambaran mengenai kisah terkait dengan Turning Red ini, yang merupakan semacam gambaran akan kehidupannya sewaktu remaja dahulu saat berada di Toronto.
Ia sebagai anak tunggal , amatlah dekat hubungannya dengan orang tuanya, terutama dengan Ibunya, terutama karena mereka selalu melakukan apapun secara bersama-sama. Saat ia beranjak dewasa, ia pun kemudian menemukan dunianya sendiri dan sangat menyukai animas. Ini adalah sebuah dunia dimana Ibunya tidak dapat sama sekali memahami dan ini pun akhirnya menciptakan sebuah jarak di antara mereka berdua.
Di titik inilah Turning Red tercipta, karena Mei Lee mewakili gambarannya akan seorang gadis remaja yang walaupun telah menemukan dunianya sendiri, tetap harus menghormati orang tuanya.
Tentunya sosok panda yang dekat dengan budayanya pun menjelma menjadi rangkaian gejolak yang ia rasakan tersebut. Bagaimana seorang gadis remaja yang saat terbangun di pagi hari, telah menemukan dirinya berubah menjadi sesuatu yang ditutupi oleh bulu dan berwarna merah. Pemilihan panda yang berwarna merah pun menggambarkan perubahan yang canggung, mengerikan, namun juga menggemaskan.
Perubahan yang cenderung tak lazim ini, menggambarkan pemikirannya bahwa walaupun hubungannya dengan Ibu telah berubah, namun mereka harus bersama-sama menerima itu atau malah dapat pula menjadi suatu bencana.
Mengingat pula bahwa Turning Red ini dapat dikatakan sebagai tokoh protagonis gadis remaja kontemporer pertama dari Pixar, maka ia menginginkan karakternya ini berani namun imut. Adapaun untuk latar waktu , diambil pada era tahun 2000 an , pada saat demam boy band remaja sedang menjadi trend, disamping pula telpon genggam flip, CD, gelang jelly dan tentunya Tamagochi.
Adapun teman-teman Mei tentunya mewakili beragamnya etnis penduduk di Toronto, dan ini merupakan suatu tugas yang sangat menantang untuk dibuat. Untunglah pada akhirnya produser Lindsey Collins hadir memberikan ide dan masukan.
( bersambung )