Drama #F4Thailand yang tayang setiap Sabtu di Viu terus melesat menjadi tayangan yang sangat populer dan paling ditunggu setiap akhir pekan. Popularitas para bintang, cerita menarik dan kehebatan karya sineas Thailand dalam eksekusi menjadikan F4 sebagai drama yang siap bersaing dengan tayangan Korea lain di Viu.
Dalam F4 Thailand: Boys Over Flowers, diceritakan bahwa Gorya (Tontawan Tantivejakul/Tu) mendapatkan beasiswa atletik, sehingga ia bisa mengenyam pendidikan di sekolah internasional yang mahal, meski datang dari keluarga sederhana, Mayoritas murid di sekolah ini merupakan anak orang kaya yang sibuk memamerkan harta keluarga masing-masing. Tak terkecuali F4 yang setiap anggotanya merupakan pewaris kerajaan bisnis keluarga.
Masalahnya, F4 kerap membuat ulah dengan mem-bully siswa yang mereka anggap tidak keren. Misalnya, siswa pintar yang tidak gaul. Dan, F4 menganggap aksi bully ini semacam permainan. Karena bertekad untuk menyelesaikan sekolah dengan baik, maka Gorya memilih tidak terlihat. Hingga kemudian, suatu kejadian mempertemukan dia dan F4 secara langsung.
Konflik antara Gorya dan F4 yang dapat Anda saksikan di Viu ini kemudian menampilkan karakter Gorya yang sesungguhnya. Seperti apa sosok Gorya yang digambarkan dalam serial ini?
Sangat berani
Selama ini nyaris tidak ada siswa yang berani melawan F4. Kalaupun ada yang melawan, mereka pasti akan babak belur dan benda-bendanya rusak parah. Tapi, Gorya tidak punya pilihan selain melawan.
Ketika jam makan siang, teman barunya yang datang dari Amerika, yaitu Hana, (Wanwimol Jaenasavamethee/June), tanpa sengaja menumpahkan makanan ke sepatu mahal Thyme (Vachirawit Chivaaree/Bright) yang merupakan leader F4. Seluruh pendukung F4 menyoraki Hana dan mengompori Thyme agar menyuruh Hana membersihkan sepatunya dengan cara menjilatnya. Tak tahan melihat temannya diperlakukan demikian, Gorya menggebrak meja dan membentak Thyme.
Tapi, perlawanan Gorya melahirkan konsekuensi. Untuk pertama kalinya kartu merah muncul di locker siswa perempuan, yaitu Gorya. Para pendukung F4 pun ramai-ramai menindasnya. Tapi, yang paling parah adalah perlakuan Thyme. Pemuda itu merusak sepatu baru Gorya dengan pisau dan membuangnya ke tong berisi lumpur. Gorya lalu mengambil sepatu itu, memakainya, dan menendang dada Thyme hingga ia jatuh. Lalu, Gorya mencengkeram jaket kulit Thyme dan menegaskan bahwa ia akan melawan apa pun yang dilakukan Thyme terhadapnya. Keren, kan!
Pemaaf
Ketika Gorya di-bully habis-habisan, Hana tak berani berbuat sesuatu untuk membantu Gorya. Jadi, dia hanya bisa berdiri di kejauhan. Padahal, di hari pertamanya masuk sekolah, ia berniat untuk jadi teman baik Gorya. Tapi, rupanya ia merasa sangat bersalah hingga kemudian mendatangi toko bunga tempat Gorya bekerja untuk meminta maaf.
Dengan senyum lebar gadis bersahaja itu menerima permintaan maaf Hana. Dia bilang, apa yang dilakukan Hana sudah benar. Soalnya, kalau Hana sampai membantu Gorya, bisa-bisa malah dia yang nantinya terkena masalah. Mereka berdua lalu ngobrol seru untuk membuat banyak akun palsu di media sosial demi mendukung aksi Gorya.
Setia pada teman
Rupanya, di malam ketika Hana menemui Gorya untuk meminta maaf, dari kejauhan Thyme melihat mereka berdua. Esok harinya giliran Hana yang mendapatkan kartu merah di lokernya. Tak lama setelah ia melihat kartu merah itu, segerombolan siswa langsung memegangi dia, membawanya ke Stadion Kocher milik sekolah yang sudah terbengkalai dan satu-satunya area tanpa CCTV. Di sana Hana nyaris saja digunduli dengan clipper oleh salah satu pendukung setia F4.
Mendadak Gorya datang menghampiri Hana, meneriaki Thyme dan menyuruhnya berhenti. Karena yang menjadi musuhnya adalah dia, bukan Hana. Meski anggota F4 lain menilai bahwa aksi Thyme kali ini memang sudah keterlaluan, pemuda itu tak peduli. Dia bilang, kalau Gorya menggunduli rambutnya sekarang juga, ia akan membebaskan Hana.
Gorya memegangi clipper rambut itu dengan erat dan hendak menghabisi rambutnya agar Hana tidak menjadi korban. Sebelum itu terjadi, Ren (Jirawat Sutivanichsak/Dew) muncul dan secara tidak langsung menyelamatkan dua gadis itu dari kenakalan Thyme.
Tulus sekaligus polos
Di kelas Gorya ada sekelompok siswi kaya yang hobi mengganggu dan mem-bully Gorya. Pagi itu mendadak mereka menyambut Gorya dan Hana yang baru saja masuk kelas. Mereka mengatakan kagum atas keberanian Gorya melawan F4. Selama ini mereka ikut-ikutan melakukan aksi bully hanya karena takut pada F4. Mereka lalu meminta maaf dan mulai saat itu mereka akan mendukung Gorya melawan F4. Gorya dan Hana yang awalnya agak bingung, menerima saja permintaan maaf tersebut, sekaligus menerima mereka sebagai teman.
Gadis-gadis kaya itu kemudian mengajukan usul agar mereka membuat akun-akun palsu untuk mendukung Gorya di media sosial. Karena sudah menganggap mereka teman, Gorya mengakui dengan jujur bahwa ia dan Hana sudah membuat banyak akun agar makin banyak orang yang berani melawan aksi bully F4. Gorya dan Hana tidak tahu bahwa tingkah laku mereka yang tiba-tiba manis itu merupakan jebakan untuk kemudian menjatuhkan mereka di kesempatan lain. (cinemags)