Pada 2015, Legendary dan Warner Bros Pictures memutuskan, film Godzilla yang disutradarai oleh Gareth Edwards menjadi film waralaba Monsterverse, salah satu sekuelnya Kong: Skull Island. Terbaru, dua kaiju tersebut diadu dalam Godzilla vs Kong.
Dalam adegan terakhir film Godzilla vs Kong, tampak waralaba para kaiju ini sudah berakhir. Setelah dua titan tersebut adu kuat, keduanya bekerja sama untuk mengalahkan MechaGodzilla.
Setelah berhasil menghancurkan monster buatan manusia tersebut, Godzilla kembali turun ke laut sedangkan Kong melakukan perjalan kembali ke pusat bumi tempatnya berasal. Semuanya pun berakhir damai.
Sutradara Godzilla vs Kong, Adam Wingard, pun menjawab pertanyaan Polygon.com, apakah Godzilla vs Kong adalah akhir dari Monsterverse?
Kita perlu mundur sejenak, Monsterverse merupakan hasil dari kesepakatan antara Legendary dan Toho Ltd, perusahaan asal Jepang yang merupakan pencipta tokoh Godzilla.
Spesifikasi kesepakatan tersebut memang kabur, tapi perusahaan Hollywood tersebut memperoleh akses untuk memproduksi Godzilla. Kesepakatan pada tingkat yang lebih luas, mencegah Toho membuat film Godzilla Jepangnya sendiri saat rencana Monsterverse dijalankan.
Toho telah mengisyaratkan bahwa pihaknya bermaksud untuk mengeluarkan film Godzilla-nya sendiri setelah rilis Godzilla vs Kong. Hal ini menimbulkan keraguan, apakah kesepakatan itu dapat ditingkatkan kembali dan Monsterverse dapat melanjutkan ceritanya?
Sehingga, kelanjutan waralaba Monsterverse, lebih ditentukan oleh kontrak kedua perusahaan tersebut, daripada preferensi soal cerita yang berakhir dengan bahagia.
Tetapi, Sang Sutradara Wingard mengatakan, Godzilla vs Kong tidak pernah dimaksudkan sebagai pamungkas Monsterverse. Film tersebut seperti menutup babak pertama dari waralaba tersebut, seperti film Avengers: Endgame.
“(Film) itu lebih dirancang dalam arti Avengers: Endgame. Dirancang sebagai titik kulminasi, bukan akhir untuk film-film Marvel,” katanya seperti dikutip dari Polygon.com, Jumat (2/4).
Ia mengatakan, film ini menjadi lintasan untuk film-film selanjutnya dalam Monsterverse, dimana Wingard merasa sangat beruntung menjadi bagian penting dari film tersebut. “Namun bukan berarti semuanya sudah berakhir,” kata Wingard.
Wingard mengatakan, saat ini Monsterverse sedang berada di persimpangan jalan, dimana penonton harus muncul dan memenuhi tujuan finansial. Jika sukses, bukan tidak mungkin film ini akan dilanjutkan.
“Saya juga ingin berbuat lebih banyak. Saya memiliki pengalaman yang luar biasa tentang film ini. Saya mengambil begitu banyak alat, bagaimana menggunakannya dalam jenis film ini, dan saya siap untuk melakukan lebih banyak,” katanya.
Adapun, kesuksesan Adam Wingard dalam film Godzilla vs Kong, membuatnya kebanjiran proyek, salah satunya digadang-gadang menjadi sutradara film kartun klasik, Thundercats. Secara langsung terinspirasi oleh serial kartun klasik, adaptasi film baru akan menampilkan campuran CGI “hyper-real” dan animasi.
Wingard juga berjanji bahwa film ini tidak akan memiliki tampilan animasi/live-action hybrid yang biasanya, karena dia ingin karakternya benar-benar “terlihat seperti ThunderCats” alih-alih seperti kucing seperti di film musikal Cats.