Melalui salah satu program terbaru Festival Film 100% Manusia, 100% Webinar, penonton bersama pembuat film mendiskusikan topik terkait isu Hak Asasi Manusia, yang erat dengan kehidupan sehari-hari. Terdapat dua webinar yang akan diselenggarakan dalam program terbaru ini. Salah satu yang sudah diselanggarakan, Diversity Captured!, mendiskusikan isu-isu terkait HAM yang terdapat dalam kompilasi film pendek 100% Screen Sho(r)ts!.
Dengan dimoderatori Kepala Program Film 100% Manusia, Meninaputri Wismurti, empat pembicara lainnya turut hadir sebagai panelis diskusi pada webinar kali ini; Yewweng Ho (sutradara film pendek “Mical” dari Britania Raya), Nicolas Olivera (sutradara film pendek “A Terra” dari Kolombia), Yudhistira Tegar Hermawan (sutradara film pendek “Nyalon” dari Indonesia), dan Jorgen Lorentzen (produser film “Those Who Love” dari Norwegia). Sayangnya, Chairun Nissa (sutradara film pendek “Mother Earth” dari Indonesia) berhalangan hadir dikarenakan kondisi kesehatannya yang tidak memungkinkan ketika webinar ini berlangsung.
“Mempunyai bahasa serta estetika yang berbeda dari film panjang, film pendek bisa menjadi medium yang efektif untuk menjangkau serta menyampaikan pesan untuk sebuah isu tertentu,” kata Rain Cuaca, Direktur Festival Film 100% Manusia dalam sambutannya “Tidak terkecuali untuk isu-isu Hak Asasi Manusia serta kemanusiaan kepada audiens yang lebih luas”
Keberagaman isu Hak Asasi Manusia, menjadi fokus Festival Film 100% Manusia dalam proses kurasi kompilasi film pendek 100% Screen Sho(r)ts!. Mulai dari isu politik, keberanian dalam menyampaikan kebenaran, isu anak, kesehatan mental, hingga isu lingkungan dirangkum dalam kompilasi yang berdurasi 75 menit ini. Isu kelompok marjinal yang terdampak pandemi tersampaikan secara jenaka melalui Nyalon. Mical akan bercerita tentang perjuangan seorang Ibu dengan anak disleksia, hingga menjadi salah satu pelopor pergerakan bagi penyandang disleksia di Inggris. Isu lingkungan diangkat melalui perjuangan petani Kendeng yang disuarakan oleh Kendeng Squad, melalui sebuah film pendek dokumenter, Mother Earth atau Ibu Bumi. Pesan keberanian tersampaikan A Terra, melalui cerita jurnalis perempuan yang berusaha untuk menyuarakan kebenaran walau ditengah kondisi politik negaranya yang memanas. Kompilasi akan ditutup dengan film Those Who Love, sebuah film pendek dengan lima kisah berbeda tentang isu kemanusiaan yang kerap kali tabu dibicarakan.
“Film tercitra dari harmoni dalam keragaman orang yang bekerja di baliknya. Begitu pun seharusnya kita melihat sebuah keragaman” kata Yudhistira saat ditanya mengenai keberagaman dalam film pendeknya. “Akses terhadap informasi merupakan hak asasi manusia yang mendasar bagi semua penduduk. Dalam film pendek A Terra, saya mencoba menyampaikan pesan ini yang terinspirasi dari kisah nyata tahun 2016 di Kolombia dimana masyarakat menolak sebuah referendum perdamaian di Kolombia yang diwarnai dengan berbagai berita miring di berbagai media lokal” Nicolas Olivera, saat ditanya mengenai isu yang ada dalam film pendeknya.
Selain webinar, masih terdapat 12 rangkaian acara lainnya dalam Festival Film 100% Manusia yang dapat diikuti secara gratis dan daring, dari kenyamaan rumah Anda.
Berikut adalah jadwal acara non pemutaran di Festival Film 100% Manusia:
l100% Heart to Heart: Venting Session, 4-10 Desember 2020
l100% Health Care: Virtual QnA With Angsamerah, 4 Desember 2020
l100% Webinar: Diversity Captured, 4 Desember 2020
l100% Exhibition: Leka Putra “Through the Windows”, 5 Desember 2020
l100% Nyinyir: Life’s Censorship, 5 Desember 2020
l100% All You Can Read: Indie Publisher, 6 Desember 2020
l100% Express to Impress: Inkana ft Imada, 6 Desember 2020
lA Walk to Understand: Local Heroine, 7 Desember 2020
l100% Webinar: State X Human Rights, 8 Desember 2020
l100% In Harmony: Courage, 9 Desember 2020
l100% Talk: Aging Gracefully, 10 Desember 2020
Untuk informasi lebih lanjut mengenai Festival Film 100% Manusia, Anda dapat mengunjungi 100persenmanusia.com atau sosial media kami di Instagram 100persenmanusia, Twitter 100persnmanusia, Facebook 100 Persen Manusia.