Kali ini cinemags (Nuty Laraswaty) mewakili media Indonesia, berkesempatan untuk mewawancarai Lee Sinje, pemeran utama dari film The Garden of Evening Mists.
Berikut adalah ringkasan interviewnya:
Cinemags: Adegan manakah yang menurutmu sulit?
Lee Sinje : Semua adegan agak sulit karena karakter pada novelnya sangat kuat, bahkan alur ceritanyapun amat kuat, sehingga saya berpikir setelah membaca bukunya dan melihat penampilanku, ada perbendaan besar dari penampilan saya.
Apakah mereka menyukainya, ya sebaiknya mereka tidak membandingkan diri saya dengan karakter dalam novel tersebut. Ada banyak tekanan pula bagi saya saat memerankan karakter ini.
Saya sendiripun merasa kesulitan dan terus berpikir apakah dapat menyampaikan emosi karakter ini dengan baik , karena ini merupakan sebuah emosi yang berat, misalnya ada adegan dimana Yun Ling harus mengekspresikan amarahnya terhadap Aritomo di saat sedang berhubungan secara seksual, saya mendiskusikan hal ini dengan sutradara , ini adalah emosi yang sangat besar sekali, sutradara berupaya memberikan arahan kepada saya, namun saya masih tetap berpikir bagaimana cara mengekspresi emosi sebesar ini hanya dalam satu adegan, jadi untuk saya berupaya yang sebaik mungkin agar penonton dapat merasakan emosi besar tersebut.
Saya sendiri terkadang tidak dapat mengingat kembali apa yang saya lakukan, karena emosi itu mengalir dalam tubuhku dan membantuku saat berakting.
Cinemags: Apakah tantangan yang kamu rasakan selama proses syuting?
Lee Sinje :Saya merasa bangga sekali terlibat dalam produksi film The Garden of Evening Mists karena merupakan adaptasi dari novel yang sangat kuat dari pengarang Malaysia Tan Twan Eng yang dikenal luas. Ini kali pertama saya mengucapkan seluruh dialog dalam bahasa Inggris. Ini benar-benar tantangan buat saya, namun di lain kesempatan ini adalah kesempatan baik untuk saya melatih dan memberikan penonton sesuatu penampilan yang berbeda dari saya. Bagi saya bahasa adalah sesuatu yang sangat penting (tertawa) , jika saya dapat berbicara berbagai bahasa maka saya dapat dapat memberikan tantangan yang berbeda-beda saat memerankan sebuah karakter. Saya benar-benar merasa bahagia karena mendapatkan kesempatan ini terlibat dalam tim produksi internasional.
Saya banyak belajar dari mereka serta mengalami waktu yang sangat menyenangkan, mereka sangat penuh dengan kasih sayang, selama masa syuting kami mengalami banyak hal bersama dan saya merasa sebagai manusia dengan memori masa syuting dan saat berakting yang penuh kebahagiaan.
Lokasi syuting juga dilakukan di banyak tempat alami di Malaysia, lokasi ini sangat indah. Setiap hari saya bangun dan melihat lokasi ini, saya berharap agar saya dapat menetap di tempat ini selamanya (tertawa).
Cinemags :Apakah selama proses syuting, kamu sering berkomunikasi dengan Sylvia Chang (Red:pemeran Yun Ling usia lanjut)? Akting yang kalian perankan sangat selaras sekali.
Lee Sinje : Kami tidak begitu berkomunikasi antara satu dengan lainnya membahas mengenai karakter ini. Sutradara hanya meminta saya untuk merekam ucapan saya pada dialog yang harus diucapkan oleh Sylvia, karena Sylvia harus berlatih sedikit cara pengucapan aksen Malaysian British saya (tertawa) , jadi saya merekam pengucapan saya pada dialognya dan sutradara memberikan kepada Sylvia, juga rekaman dialog saat saya bersama Abe Hiroshi . Itu saja.
Namun penonton selalu mengatakan kami berdua sangat mirip, mungkin kemiripan kami bukan saja dari saat persiapan untuk syuting. Kami telah mengenal satu sama lain lebih dari dua puluh tahun. Sylvia adalah adalah aktris yang menemukan saya saat masih di bangku sekolah menengah atas di Malaysia, sehingga hubungan kami dekat . Bahkan sebelum ada rencana pembuatan film ini, banyak orang berkata bahwa cara saya berbicara mirip dengan Sylvia,kami berdua sangat mirip. Sedangkan kami berdua sama sekali tidak menyadari hal tersebut, hingga akhirnya saya menonton film tersebut dan terkaget-kaget melihat kemiripan tersebut. Jadi mungkin bisa dikatakan bahwa kami telah mempersiapkan peran ini, lebih dari dua puluh tahun (tertawa).
Cinemags : Apakah kamu membaca buku untuk persiapan syuting film ini?
Lee Sinje : Iya tentu, sebelum masa syuting saya membacanya. Pertama saya mendapatkan undangan untuk memerankan sebuah karakter dari novel , lalu mereka mengirimkan naskah untuk saya baca.
Setelah saya membaca naskah, saya menghabiskan waktu sebulan untuk membaca novel tersebut hingga selesai. Kemudian saya menuliskan beberapa bagian yang menurut saya tidak terdapat dalam naskah (tertawa).
Saya banyak melakukan penelitian sebelum bertemu dengan sutradara, sehingga saat saya bertemu dengan dirinya (tertawa) saya memiliki banyak sekali pertanyaan untuk didiskusikan bersama dirinya.
Saya juga menyarankan beberapa adegan yang terdapat dalam novel , untuk dimasukkan kedalam naskah. Diskusi ini berjalan dengan baik bahkan dia sependapat dengan saya.
Jadi saya benar-benar membaca keseluruhan isi novel dari awal hingga akhir.
Cinemags :Baik terima kasih atas waktunya .
Sumber foto : Applause Entertainment Limited dan HBO Asia