Sol Levante terlahir dari sebuah proyek eksperimental antara Netflix dan Production I.G, salah satu studio anime terkemuka di Jepang, untuk memproduksi salah satu film anime berdurasi pendek buatan tangan dengan resolusi 4K dan HDR (high dynamic range) pertama di dunia.
Sejak tahun 2017, Netflix telah berinvestasi pada konten-konten anime Jepang dan semakin mencintai genre ini lebih dari sebelumnya. Kali ini Netflix dengan bekerja bersama talenta terbaik, , berupaya untuk menjadi rumah bagi para kreator dan penggemar anime di seluruh dunia.
Dikenal dengan proyek-proyek seperti Ghost in the Shell dan beberapa bagian anime dalam film Kill Bill, Production I.G hadir dengan tim berpengalaman berjumlah kecil yang dipimpin oleh sutradara Akira Saitoh, yang terbuka untuk berbagai tantangan, dan bekerja secara digital.
Untuk membantu industri film animasi memahami lebih baik teknologi 4K HDR dan audio yang dahsyat dalam anime, telah dirilis materi yang digunakan dalam proyek Sol Levante untuk dapat diunduh dan digunakan untuk bereksperimen. Dengan cara ini, kita dapat terhubung dengan animator dan pegiat kreatif tentang teknologi yang berkembang, untuk bermitra dengan para produsen pabrikan agar dapat mendukung industri anime, dan bekerjasama dengan studio anime untuk menerapkan temuan-temuan mutakhir pada produksi film masa depan.
Ketika proyek selesai, sutradara Akira Saitoh memberi tahu sebagai berikut,
“Akses ke resolusi 4K dan HDR bagaikan mendapatkan sayap dan mesin untuk melihat cakrawala baru di era yang baru. Kami terus menantang diri sendiri dan berinovasi untuk masa depan”. Proyeknya inipun diberi nama Sol Levante – diambil dari bahasa Italia yang berarti matahari terbit dari timur – sebuah metafora untuk Jepang. Tema proyek ini menandakan awal — awal dari sesuatu yang luar biasa bagi kreator anime. Selayaknya adegan terakhir dalam film ini yang menunjukkan matahari terbit, demikian juga teknologi kreatif baru ini adalah fajar bagi industri anime. “
Akira Saitoh yang telah bekerja di studio animasi Production I.G sejak tahun 1999, memiliki spesialisasi dalam efek visual, dan menjadi pionir sejak awal era animasi digital. Setelah menjadi pekerja lepas pada 2002, Akira pernah terlibat dalam karya-karya seperti ‘Ghost in the Shell 2: Innocence’, hingga ‘The Sky Crawlers’ di bawah arahan sutradara Mamoru Oshii, serta serial animasi lainnya. Akira Saitoh dapat disebut sebagai seorang yang memiliki keahlian yang luas mencakup konsep visual, VFX (efek visual), pakar grading (proses koreksi warna pada gambar/video) dalam berbagai karya live action, dan karya 3DCG.
Menariknya adalah terhitung sejak tahun 2013, Akira Saitoh telah megembangkan kemampuannya dalam penyutradaraan dan pengeditan film-film pendek dan feature , sehingga menguggah yang menonton hasil karyanya.
Haruka Miyagawa yang merupakan Produser Eksekutif, Sol Levante dan juga merupakan Creative Technology Engineer, Creative Technologies dan Infrastructure, Netflix bergabung dengan Netflix pada 2016 setelah lama berkecimpung di industri media dan hiburan sejak 1998.
Dalam tanggungjawabnya saat ini, Haruka Miyagawa memanfaatkan keahlian alur kerja teknisnya untuk membantu produksi konten live action dan anime, dimulai sejak dari akuisisi hingga tayangan tersebut diluncurkan.
Sebelum bergabung dengan Netflix, Haruka Miyagawa memberikan dukungan teknis untuk berbagai produksi dan produk yang berhubungan dengan siaran, termasuk Avid, Autodesk, dan DVS.
Bagi yang ingin melihat proses pembuatan film Sol Levante , dapat memutar video Netflix di bawah ini
Adapun alur cerita film ini adalah mengenai seorang prajurit muda dan pencariannya akan tempat suci yang dapat memenuhi keinginannya. Sebaiknya jangan sampai mengganggu dan membuat marah para penjaga kuno dan roh-roh yang ada di tempat suci tersebut.(cinemags/NutyLaraswaty)